Kali ini kami bisa melihat dari jarak yang lumayan dekat, bahkan ikut berjalan beriringan. Di sini baru saya bisa melihat jelas bahwa pasukan pengawal ini rupanya bertelanjang kaki alias tidak memakai sepatu atau sandal.Â
Mereka duduk di bagian sebelah belakang unta di atas pelana yang terbuat dari kain tebal warna-warni dengan motif yang indah mirip permadani dan di bagian belakangnya dilengkapi rumbai-rumbai bagaikan rambut yang lebat.Â
Rupanya barisan unta ini baru saja selesai bertugas dan akan kembali ke kandangnya. Â Dengan tertib, unta-unta kembali ke tempat mereka tinggal ditemani pasukan pengendara unta yang sekarang sudah berjalan kaki di samping unta masing-masing. Â
Unta dan pengawalnya masuk ke halaman kendang unta yang lumayan luas dan kendang ini sekilas terlihat lumayan mewah dan tidak kalah indahnya dengan istana dan bangunan besar lain di sekitar Souq Waqif.Â
Para pengawal ini kemudian memerintahkan unta-unta untuk beristirahat dan pelana mulai dilepaskan. Ada juga yang memandikan unta. Â Dan kegiatan kerumunan unta serta para pengawalnya ini terlihat sangat unik dengan latar belakang burung merpati yang beterbangan di langit kota Doha.Â
Saya kemudian sempat lebih jauh lagi memperhatikan unta-unta ini. Ternyata jenis unta yang ada di tanah Arab adalah yang berpunuk satu atau dalam istilah ilmu biologi disebut Camelus Dromedarius, sementara unta yang ada di daratan Asia seperti di Gurun Gobi di Tiongkok  atau Asia Tengah adalah unta berpunuk dua yang disebut Camelus Bactrianus.  Â
Dan dengan memperhatikan lebih dekat lagi pula, saya jadi mengetahui bahwa kebanyakan pengawal dan juga perawat unta yang ada di Qatar pun bukan penduduk asli Qatar atau Qatari melainkan pekerja pendatang dari Sudan atau negara Afrika lainnya.Â
Tidak mengherankan mereka sangat terampil mengendarai dan juga merawat unta-unta tersebut. Dan bahkan kata unta dalam bahasa Inggris Camel berasal dari bahasa Arab Jamal yang juga berarti cantik.