Sebenarnya saya sudah ingin menyaksikan film berjudul Holy Spider ini ketika Jakarta Film Week digelar beberapa waktu lalu. Namun karena sesuatu hal, saya tidak sempat menyaksikannya. Nah untungnya, film ini kemudian ditayangkan di platform daring Klikfilm sehingga saya kemudian bisa menyaksikannya.
Holy Spider merupakan sebuah film tentang negeri para mullah alias Iran yang diproduksi bukan oleh Iran sendiri, melainkan beberapa negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Denmark dan Swedia. Â Dan uniknya walau bercerita tentang Iran, film ini pun dibuat di Yordania.
Kisahnya memang cukup kontroversial dan merupakan adaptasi sebuah kisah nyata yang terjadi pada 2000/2001 di Kota Suci Mashad di Iran, salah satu tempat suci dimana terdapat Imam Reza Shrine dan juga mausoleum Iman kedelapan dari dua belas imam dalam kepercayaan Syiah. Konon lebih dari 25 juta orang baik dari Iran maupun  seluruh dunia setiap tahun berziarah ke tempat suci ini.
Namun, film ini seakan mengungkap sisi lain kota ini. Yaitu tentang kehidupan malam dan tragedi yang harus dihadapi Sebagian ara kupu-kupu malam tersebut. Â Digambarkan pada awal film, seorang Wanita malam setengah baya yang harus meninggalkan anaknya di rumah untuk mencari pelanggan, namun harus berakhir hidupnya di tangan seorang pembunuh.
Dan digambarkan bahwa pembunuhan ini ternyata bukan hanya terjadi sekali, tetapi merupakan pembunuhan berantai dengan modus yang mirip, yaitu sang korban dicekik menggunakan hijab yang diikat ke leher. Â Bahkan sang pembunuh kemudian menelepon seorang jurnalis agar kisahnya dimuat di surat kabar. Â Bahkan sang pembunuh dengan bangga menamakan dirinya spider atau laba-laba dan selalu membeli surat kabar untuk membaca berita tentang pembunuhan yang dilakukannya.
Pembunuh ini, yang kemudian diketahui Bernama Saeed Hanaei, seorang pekerja konstruksi setengah baya yang memiliki seorang istri dan tiga orang anak terlihat normal saja dalam kehidupan sehari-hari. Namun motifnya membunuh para wanita jalanan itu adalah dengan tujuan suci untuk membersihkan kota suci Mashad dari dosa.Â
Cerita semakin menarik dengan munculnya sosok Rahimi, seorang jurnalis perempuan dari Teheran yang datang ke Mashad untuk menyelidiki kasus ini. Dia bahan berani memancing sang pembunuh dengan berpura-pura berperan sebagai Wanita malam.Â
Akhirnya sang pembunuh dapat ditangkap dan diancam hukuman mati. Namun reaksi sosial yang ditimbulkannya cukup menghebohkan. Sebagian golongan masyarakat menganggapnya sebagai pahlawan pembasmi kemaksiatan yang mungkin gagal dilakukan polisi. Â
Kontroversi mengenai hukuman mati atau dibebaskan terus menggantung. Bagaimana akhir nasib Saeed? Â Bisa kita saksikan film Holy Spider ini melalui tayangan daring sejak 10 Desember 2022 lalu.