Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona National Museum of Qatar yang Berbentuk Mawar Padang Pasir di Doha

8 Desember 2022   10:48 Diperbarui: 10 Desember 2022   02:03 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinding yang berubah menjadi layar bioskop: Dokpri

Pada kunjungan saya di akhir tahun 2017 lalu ke Doha, saya melihat sebuah bangunan unik di kawasan sebelah selatan Al-Courniche. Bentuknya aneh seperti lempengan cakram yang berserakan tidak teratur dan sekilas dari kejauahn lumayan luas. 

"Ini adalah National Museum of Qatar," jawab teman saya sambil tersenyum. Dia juga menjelaskan bahwa museum ini jika sudah selesai akan dibuka pada 2019 nanti. 

Karena itu saya cukup beruntung bisa kembali lagi ke Doha ketika museum ini sudah dibuka. Dan ini adalah kisah perjalanannya:

Dengan taksi Karwa, kami menuju ke museum ini dan setelah turun dari taksi, masih harus berjalan beberapa puluh meter untuk menuju ke museum. Dari sini saya bisa menikmati kemegahan bangunan yang sangat unik ini. Bangunan yang dirancang dengan inspirasi mawar padang pasir.  Dari luar dan dalam jarak dekat, gedung ini seakan memanggil kami untuk menjelajah di dalamnya dan mengungkap misteri yang dikandungnya. 

Salah satu sudut museum: Dokpri
Salah satu sudut museum: Dokpri

Warnanya dominan dengan nuansa krem seperti kristal dan di bagian atasnya sedikit melengkung bagaikan kelopak mawar. Tetapi fasad depannya benar-benar tidak teratur karena sekaan terbuat dari gabungan lembeng cakram baik horizontal, vertikal, membujur serta melintang. Walau seakan tidak teratur, tetapi memiliki daya magis dan keindahan tersendiri.

Wifi Gratis. Dokpri
Wifi Gratis. Dokpri

Kami masuk melalaui pintu utama dan menuju beranda atau lobi tempat menjual tiket.  Di sini juga ada ternyata ada fasilitas wifi gratis yang menjelaskan nama serta password yang bisa digunakan bagi pengunjung.  Bahkan di salah satu dinding yang miring ini juga ada tertulis sekilas informasi mengenai Nasional Museum of Qatar ini dalam Bahasa Inggris dan Arab.

Informasi di dinding miring: Dokpri
Informasi di dinding miring: Dokpri

Interior di beranda ini juga sangat unik karena bukan hanya lantai yang tidak rata, melainkan dinding dan atapnya pun sekilas sangat tidak beraturan, ada dinding yang miring, sementara di bagian lain tegak dan atapnya ada kadang miring melengkung atau melandai secara curam. Hal ini karena letak cakram-cakram yang memang dibuat seakan-akan secara acak dan sembarangan.  Cakram yang melambangkan kelopak mawar padang pasir seperti dibayangkan oleh Jean Nouvel, sang arsitek dari Perancis yang juga merancang beberapa museum terkenal seperti perluasan Reina Sofia Museum di Madrid dan Louvre Abu Dhabi.

Pandangan depan museum: Dokpri
Pandangan depan museum: Dokpri

Setelah membeli tiket, saya juga mengambil leaflet yang memberikan banyak informasi mengenai museum ini. Selain itu kita juga dapat meminjam audio tour yang menjelaskan banyak tempat menarik di dalam museum dan mendengarkannya dalam berbagai bahasa, seperti Inggris Arab, Spanyol dan lain-lain.   Salah satu benda seni yang dipamerkan di museum ini adalah Motherland, yang merupakan karya Hassan bin Muhameed Al Thani. Karya ini melambangkan batulla, yaitu semacam masker yang digunakan oleh perempuan Qatar dan bisa juga melambangkan Dhouw, perahu layer tradisional di kawasan Teluk.

Making Doha: Dokpri
Making Doha: Dokpri

Salah satu pameran yang ada di galeri di dalam museum ini dinamakan Making Doha 1950-2030.  Di sini kita dapat melihat perkembangan kota Doha selama lebih 70 tahun dan rencana-rencana untuk tahun 2030. Sekilas kita dapat melihat bagaimana dalam waktu  yang relatif singkat kota Doha berkembang dari sebuah kota kecil tidak terkenal di Timur Tengah menjadi salah satu kota paling modern yang bahkan menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022 ini.

Peta jaringan Metro Doha: Dokpri
Peta jaringan Metro Doha: Dokpri

Di sini kita juga bisa melihat peta jaringan metro Doha yang merupakan salah satu fasilitas transportasi umum berbasis rel yang paling modern saat ini.

Dinding yang berubah menjadi layar bioskop: Dokpri
Dinding yang berubah menjadi layar bioskop: Dokpri

Di dalam museum ini, kita juga akan terpesona dengan tampilan yang menggabungkan unsur seni, dan juga teknologi.  Kita bagaikan bukan berkunjung ke sebuah museum, melainkan berkunjung ke sebuah konser music, atau bahkan sebuah teater menyaksikan benda-benda yang dipamerkan dalam layer kaca besar di dinding-dindingnya yang berubah menjadi layer bioskop. 

Arabian Oryx: Dokpri
Arabian Oryx: Dokpri

Salah satu yang menarik adalah display mengenai Arabian Orix yang merupakan hewan nasional Qatar yang juga menjadi lambang maskapai Qatar Airways. Di sini kita mengenal lebih jauh tentang hewan ini yang dianggap sebagai asal 0usul dari hewan mitologi unicorn.  Namun kita juga bisa mengenal berbagai hewan yang ada di Qatar seperti buaya purba, dan juga ikan paus dan hiu raksasa.

Selain itu juga ada benda-benda khas yang dipamerkan seperti berbagai macam mangkuk, patung singa dan juga sadel untuk naik unta.   Kita juga kemudian mengembara melalui benda-benda yang dipamerkan lengkap dengan narasi yang hidup dan menarik di dinding-dinding yang sesekali berubah menjadi layar bioskop. Ada Quran tua, karpet, peta tua kawasan teluk dan juga tekstil dan berbagai benda seni khas.  Semuanya menambah wawasan kita mengenai warisan seni dan budaya yang menjadi kebanggaan rakyat Qatar termasuk sejarah Qatar dalam menyelam untuk mencari Mutiara. Salah sastu benda yang dipamerkan adalah sebuah mobil tua yaitu Cadillac edisi tahun 1956.

Mobil Cadillac 1956: Dokpri
Mobil Cadillac 1956: Dokpri

Kami kemudian keluar dari bangunan museum yang unik dan berada di lapangan tengah . Di sini terdapat sebuah bendara Qatar dengan tiangnya yang tinggi menjulang. Dan tepat di tengah kompleks museum ini terdapat sebuah bangunan tua yang dulunya merupakan istana penguasa Qatar dinasti Al Thani.  Konon istana ini dibangun pada 1906 dan menjadi tempat kediaman penguasa Qatar sampai tahun 1930 an dan sempat ditinggalkan hingga Qatar merdeka pada tahun 1972 dan istana ini kemudian digunakan sebagai Museum Nasional Qatar sejak 1975 hingga akhirnya dibangunlah museum yang sekarang ini.

Bendera Qatar: Dokpri
Bendera Qatar: Dokpri

Menjelajah istana tua ini, kita bagaikan kembali ke kejayaan penguasa negeri padang pasir di abad ke XX, Berada di gedung tua ini, kita seakan-akan terbang ke masa lampau meninggalkan dinamika gedung baru yang beberapa saat lalu kita kunjungi. Di sini kita seakan-akan menyaksikan masa lampau dapat eksis bersama masa kini dan masa depan secara harmonis dan indah. 

Istana Tua: Dokpri
Istana Tua: Dokpri

Istana Tua: Dokpri
Istana Tua: Dokpri

Mahal Hadiyah: Dokpri
Mahal Hadiyah: Dokpri

Setelah lebih dari 2 jam menikmati kombinasi keindahan arsitektur modern dan tradisional di National Museum of Qatar ini, tiba waktunya untuk jalan-jalan ke tempat lain di Doha, Tapi sebelumnya tidak lupa mampir di Gift Shop atau Mahal Hadiyah dalam Bahasa Arab.  Suvenir atau  hadiah di tempat ini memang lumayan mahal harganya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun