Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ini Alasan Jalan-Jalan di Qatar Pada Hari Jumat Wajib bersama Keluarga

6 Desember 2022   13:50 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:58 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Qatar merupakan negeri kaya minyak yang saat ini tengah menjadi sorotan dunia berkat penyelenggaraan Piala Dunia 2002 yang sudah dimulai sejak November lalu.  Nah di tengah gegap gempita pesta sepak bola dengan banyak kejutan, drama, dan segala euforianya, ternyata ada beberapa unsur budaya dan kebiasaan yang mungkin jarang dijumpai di tanah air. Yuk kita sima apa saja.

Salah satu sudut Souq Waqif: Dokpri
Salah satu sudut Souq Waqif: Dokpri

Kawasan Souq Waqif menjadi pusat kota Doha yang sudah berkali-kali saya kunjungi baik sendiri, bersama teman, bersama kolega maupun bersama keluarga. Dalam beberapa kunjungan sebelumnya, saya lebih banyak mampir ke Souq Waqif di malam hari, maklum cuaca di malam hari memang lebih bersahabat di Doha dibandingkan di siang hari. Tetapi ternyata banyak juga hal-hal menarik yang ada di siang hari yang mungkin luput dari perhatian jika kita mampir setelah matahari terbenam.

Perjalanan dimulai dari lapangan luas di Souq Waqif di seberang Masjid Al Fanar yang ikonik.  Di sni terdapat berbagai bangunan yang sangat khas tradisional Qatar.  Jika pada malan hari diterangi cahaya lampu namun di siang hari terang benderang oleh cahaya Mentari.  Di lapangan ini juga banyak burung merpati yang beterbangan dengan riang gembira.

Sumur Tua dan burung merpati: Dokpri
Sumur Tua dan burung merpati: Dokpri

Dan salah satu ikon Souq Qaqif adalah sebuah sumur tua dengan embernya yang tergantung dan tidak pernah sepi dari serbuan burung merpati yang mampir sambil minum air di sumur tua tersebut.  Konon sumur ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu bersamaan dengan adanya pasar ini.

Permadani dan bantal: Dokpri
Permadani dan bantal: Dokpri

Nah tidak jauh dari lapangan ini, juga banyak penjual berbagai perabotan rumah baik kursi meja dan juga berbagai jenis bantal dan Kasur dan juga perdani dalam berbagai bentuk, rancangan, motif dan warna-warni yang ceria. Uniknya ternyata salah seorang penjual nya merupakan pekerja Wanita dari Indonesia.

Dallah Pot: Dokpri
Dallah Pot: Dokpri

Tidak jauh dari sini juga ada gerai yang menjual berbagai barang atau produk kerajinan tangan khas Qatar termasuk teko atau cerek antik dari logam yang disebut Dallah Pot.  Deretan dallah yang terbuat dari kuningan dengan berbagai ukuran dan warna di pajang di meja di alam terbuka. Selian itu juga ada berbagai pernak-pernik suvenir lainnya yang cukup antik dan menarik.

Hotel AlKhariss: Dokpri
Hotel AlKhariss: Dokpri

Saya terus berjalan, menyusuri jalan utama di Souq Waqif dengan deretan toko-toko dan juga kafe dan resto di kuda sisinya. Selain itu banyak juga meja kursi yang ada di tengah jalan karena jalan ini memang khusus pejalan kaki.  Selain itu juga ada beberapa hotel di kawasan Souq Waqif ini.  Salah satunya adalah Funduq AlKharisa yang diterjemahkan menjadi Khariss Hotel.

Kursi meja di kafe: Dokpri
Kursi meja di kafe: Dokpri

Tempat-tempat makan dan minum pada umumnya tidak terlalu ramai di siang hari, namun kafe tempat kami biasa minum the Karak memang selalu ramai.  Dan ketika kami mampir masih ada satu atau dua meja yang kosong.  Di sini kami memesan teh dan juga makanan sejenis sawarma atau kebab dengan berbagai macam isi.  Salah satu menu favoritnya adalah yang berisi kima atau daging cincang.   Sambil menunggu makanan dan minuman, saya perhatikan bahwa meja yang kami tempati ternyata meja yang khusus untuk keluarga. Maklum saya memang datang dengan sahabat yang membawa keluarga.

Family Section: Dokpri
Family Section: Dokpri

"Makan Khas Alulah, demikian tertulis dalam aksara Hijaiah beserta terjemahannya dalam bahasa inggris, Family Section.  Nah selain itu juga ada penjelasan bahwa pelanggan hanya diizinkan untuk duduk di situ 30 menit setelah menerima hidangan.   Saya kemudian melihat ke beberapa tempat lain yang ternyata memang lumayan penuh walau di siang hari.

Teh Karak dan Sawarma: Dokpri
Teh Karak dan Sawarma: Dokpri

Rupanya banyak tempat makanan , kafe dan restoran di Qatar yang memang menyediakan meja atau tempat khusus untuk keluarga yang tidak boeh digunakan untuk mereka yang bujangan. 

Date Festival: Dokpri
Date Festival: Dokpri

Saya kemudian ingat juga bahwa pernah mampir ke tempat lain di kawasan Souq Waqif ini, yaitu sebuah tempat pameran yang kala itu sedang menyelenggarakan Qatar Date Festival.  Kebetulan kami datang di malam hari di hari Jumat dan ternyata hanya mereka yang datang bersama keluarga yang diizinkan masuk.  Saya sempat melihat beberapa pekerja asing yang berstatus bujangan dan datang bersama teman-temannya tetapi ditolak masuk ke dalam tenda tempat pameran kurma di Qatar yang diselenggarakan setahun sekali setiap awal Agustus itu.

Suasana di tenda: Dokpri
Suasana di tenda: Dokpri

Dan ternyata praktik mengutamakan keluarga pada family day yang biasanya jatuh pada hari Jumat ini juga ada di berbagai tempat dan fasilitas umum di Qatar, baik di mal maupun pusat perbelanjaan yang ada di ruang tertutup.  Mal of Qatar, Villagio dan beberapa mal paling besar dan megah di Doha juga menerapkan kebijakan ini. Kami yang datang beramai-ramai bersama keluarga diizinkan masuk, namun kaum pekerja yang statusnya bujangan dilarang masuk.

Lalu apa sebenarnya alasan diterapkannya Family Day pada hari Jumat di Qatar. Ternyata awal mulanya adalah keresahan atau komplain warga lokal Qatar terhadap para pekerja asing yang di kala hari libur datang bergerombol di mal namun tidak membeli apa-apa dan hanya mencuci mata serta bahkan memandangi kaum perempuan warga lokal. 

Karena itu, bila Anda datang ke mal atau tempat publik  Qatar di hari Jumat, usahakan jangan hanya sendiri atau berdua dengan status bujangan, bawa juga keluarga alias istri dan bila mungkin dengan anak-anak sekalian. Kalau belum punya istri, mungkin bisa pinjam dulu.

Foto-Foto: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun