Saya terus berjalan, menyusuri jalan utama di Souq Waqif dengan deretan toko-toko dan juga kafe dan resto di kuda sisinya. Selain itu banyak juga meja kursi yang ada di tengah jalan karena jalan ini memang khusus pejalan kaki. Â Selain itu juga ada beberapa hotel di kawasan Souq Waqif ini. Â Salah satunya adalah Funduq AlKharisa yang diterjemahkan menjadi Khariss Hotel.
Tempat-tempat makan dan minum pada umumnya tidak terlalu ramai di siang hari, namun kafe tempat kami biasa minum the Karak memang selalu ramai. Â Dan ketika kami mampir masih ada satu atau dua meja yang kosong. Â Di sini kami memesan teh dan juga makanan sejenis sawarma atau kebab dengan berbagai macam isi. Â Salah satu menu favoritnya adalah yang berisi kima atau daging cincang. Â Sambil menunggu makanan dan minuman, saya perhatikan bahwa meja yang kami tempati ternyata meja yang khusus untuk keluarga. Maklum saya memang datang dengan sahabat yang membawa keluarga.
"Makan Khas Alulah, demikian tertulis dalam aksara Hijaiah beserta terjemahannya dalam bahasa inggris, Family Section. Â Nah selain itu juga ada penjelasan bahwa pelanggan hanya diizinkan untuk duduk di situ 30 menit setelah menerima hidangan. Â Saya kemudian melihat ke beberapa tempat lain yang ternyata memang lumayan penuh walau di siang hari.
Rupanya banyak tempat makanan , kafe dan restoran di Qatar yang memang menyediakan meja atau tempat khusus untuk keluarga yang tidak boeh digunakan untuk mereka yang bujangan.Â
Saya kemudian ingat juga bahwa pernah mampir ke tempat lain di kawasan Souq Waqif ini, yaitu sebuah tempat pameran yang kala itu sedang menyelenggarakan Qatar Date Festival. Â Kebetulan kami datang di malam hari di hari Jumat dan ternyata hanya mereka yang datang bersama keluarga yang diizinkan masuk. Â Saya sempat melihat beberapa pekerja asing yang berstatus bujangan dan datang bersama teman-temannya tetapi ditolak masuk ke dalam tenda tempat pameran kurma di Qatar yang diselenggarakan setahun sekali setiap awal Agustus itu.