Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung Ke Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan di Katara di Qatar

25 November 2022   10:04 Diperbarui: 25 November 2022   10:14 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayo kita mampir ke Katara," demikian ajak teman saya yang menjadi tuan rumah sekaligus pemandu wisata dadakan selama kunjungan saya ke Qatar.   Nama Katara yang mirip Qatar ini baru pertama kali saya dengar dan baru kemudian mengetahui bahwa ini adalah nama lama Qatar yang sudah eksis sejak zaman Romawi kuno.

Tamim Al-Majid: DOkpri
Tamim Al-Majid: DOkpri

Kendaraan kami segera meluncur menuju kawasan pantai timur kota Doha dan kalau semalam kami sempat mampir di The Pearl, maka Katara ini lokasinya tidak jauh dari The Pearl yaitu di antara The Pearl dan West Bay.  Udara kota Doha di akhir November yang lumayan bersahabat walau Mentari bersinar dengan terik membuat kunjungan ke Katara ini tampaknya akan cukup menyenangkan. Di sepanjang jalan, banyak terlihat poster besar bergambarkan Emir Qatar dengan tulisan Tamim AlMajid seperti yang saya lihat di Souq Waqif semalam.

Pantai Katara: Dokpri
Pantai Katara: Dokpri

Kendaraan di parkir tidak jauh dari pantai Katara.  Pantai ini lah yang menjadi semacam gerbang menuju tempat yang disebut sebagai Cutural Village.  Di tepi pantai, banyak tersedia tempat untuk bersantai dan berjemur lengkap dengan payung besar yang bisa dilipat untuk melindungi tubuh dari panas matahari.  Namun suasana pantai di siang itu sedang sepi. Tidak ada satu pun pengunjung.  Pantai Katara ini merupakan salah satu pantai paling indah dan terkenal di Doha dan memiliki panjang sekitar 1,5 Km.   Selain suasana pantai dan lautnya yang tenang, pemandangan lain yang bisa kita nikmati adalah Sebagian pencakar langit kota.

Naik Mobil Golf: Dokpri
Naik Mobil Golf: Dokpri

Asyiknya di sini tersedia mobil golf atau mobil listrik yang bisa mengantar pengunjung untuk menuju ke kawasan utama di Katara, menyusuri pantai sejauh sekitar 1 kilo meter lebih ini. meter.  Kalau berjalan kaki mungkin sekitar 10 menit lebih.  Tetapi tentunya lebih asyik naik kendaraan gratis ini. Bisa menghemat waktu dan energi karena nanti diperlukan untuk menjelajah kawasan Katara yang cukup luas.  Di sepanjang pantai banyak fasilitas untuk berolahraga air seperti kayak, ski air, mendayung dan naik berbagai jenis perahu termasuk Dhow, perahu tradisional khas Timur Tengah.

Suasana Katara dan Tamim Al-Majid: Dokpri
Suasana Katara dan Tamim Al-Majid: Dokpri

Turun dari kendaraan, kami memulai perjalanan di siang hari itu. Suasana di Katara tidak terlalu ramai. Sebagai mana biasanya di kawasan Timur Tengah, tempat-tempat umum lebih ramai dikunjungi  setelah senja menjelang hingga malam hari.   Ada satu hal yang dominan ketika mampir ke Katara ini adalah hampir semua bangunan dan fasilitas di sini terasa baru dibangun dalam waktu sepuluh tahun belakangan ini. Walaupun temannya adalah bangunan warisan atau tradisional Qatar sendiri.

Menara Burung Dara: Dokpri
Menara Burung Dara: Dokpri

Ikon Katara yang menjadi ciri khas tempat ini adalah dua buah menara berfungsi sebagai kendang burung dara.  Ada tiga  menara yang bentuknya bundar dengan tinggi sekitar 20 meter.  Yang unik adalah di sekeliling menara  berwarna kecokelatan ini banyak terlihat lubang lubang dan ternyata menara ini merupakan bangunan tradisional khas Qatar yang digunakan sebagai tempat tinggal burung dara. Sehingga menara ini disebut sebagai Pigeon Tower.

Friday Mosque: Dokpri
Friday Mosque: Dokpri

Menara Burung Dara ini terletak di halaman sebuah masjid yang sangat indah yang dinamakan Majid Jumah atau Friday Mosque.  Masjid ini walau tidak terlalu besar, namun merupakan salah satu masjid paling indah di Qatar dengan eksterior yang berhiaskan mosaik berwana dominan biru turki dan ungu.  Sebuah menara juga menghias masjid yang konon memang dirancang seorang arsitek dari Turki. Saya sempatkan juga salat Ashar di masjid ini yang interiornya sendiri tidak kalah indah.

Suasana di depam Amfiteater: Dokpri
Suasana di depam Amfiteater: Dokpri

Dari masjid , kamu melanjutkan perjalanan menyusuri berbagai tempat yang mewakili warisan budaya Qatar dan juga budaya internasional.  Salah satu tempat yang menarik adalah sebuah amfiteater yang membuat kami merasa berada di era zaman ROmawi dan Yunani, tetapi dengan sentuhan modern dan nuansa arsitektur Islam.   Walau mewakili masa lampau, amfiteater ini tetap melambangkan masa depan yang penuh kemajuan dan kemewahan. Konon di sini sering digelar pertunjukan spektakuler kelas internasional dan memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 5000 orang.

Amfiteater yang kuno tapi modern: Dokpri
Amfiteater yang kuno tapi modern: Dokpri

Di Katara ini juga banyak terdapat restoran dan kafe yang menawarkan berbagai jenis makanan baik lokal maupun internasional.  Salah satunya adalah Le Vesuvio yang merupakan restoran Italia yang dinamakan berdasarkan sebuah gunung api yang berada di dekat Napoli. Di halaman restoran ini terdapat sebuah buku musik dalam ukuran raksasa. Lokasi resto ini juga tidak jauh dari amfiteater.  Tidak jauh dari sini juga terdapat sebuah restoran India yang unik karena di halamannya terdapat sebuah replika kunci dalam ukuran raksasa. Kunci ini diletakkan di antra kursi dan meja temat pelanggan menikmati makanan.

Kunci Raksasa di Resto India: DOkpri
Kunci Raksasa di Resto India: DOkpri

Selain amfiteater, masih banyak fasilitas kesenian dan budaya yang tersedia di Katara seperti  Opera House dan juga Drama Theatre serta berbagai galeri seni. Semuanya merupakan fasilitas terbaik dan bertaraf internasional.  Di Katara ini juga banyak terdapat kantor berbagai organisasi budaya, Arab Postal Stamp Museum, dan juga sebuah planetarium yang modern.

Gandhi;s Three Monkeys: Dokpri
Gandhi;s Three Monkeys: Dokpri

Bahkan pameran seni di ruangan terbuka juga tersedia di Katara ini. Salah satu yang menarik perhatian adalah patung unik berbentuk tiga kepala manusia yang terbuat dari berbagai peralatan masak dan dapur. Patung ini dirancang oleh seniman asal India dan melambangkan filosofi Mahatma Gandhi. Karena itu disebut sebagai Gandhi;s Three Monkey yang menyiratkan See No Evil. Hear No Evil dan Speak No Evil.

Salah satu sudut Katara: Dokpri
Salah satu sudut Katara: Dokpri

Hari sudah semakin sore. Tibalah waktunya untuk meninggalkan Katara dengan berbagai kenangan yang manis.  Berkunjung ke Katara ini, kita bagaikan diajak ke masa lalu, masa kini dan masa depan yang dipandang dari sudut dan titip pandang yang optimis dan selalu berbahagia memandang kehidupan.

Foto-Foto: Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun