Doha memang memiliki banyak daya tarik yang sedikit berbeda dengan kota-kota besar lainnya di kawasan Timur Tengah yang pernah saya kunjungi, baik Dubai, Abu Dhabi, Manama, Amman, Tehran, maupun Istanbul.Â
Salah satunya adalah sebuah tempat di pusat kota Doha yang masih tetap mempertahankan suasana tradisional di tengah modernisasi yang terus melanda negeri mini di kawasan teluk ini.
Tidak salah lagi tempat ini adalah Souq Waqif. Ke sini lah saya selalu mampir setiap berkunjung ke Doha, baik sendiri, maupun bersama teman dan keluarga. Dan di sini pula saya menemukan pesonanya yang membuat saya selalu kangen dan rindu akan Doha.
Malam itu dengan taksi Karwah, saya kembali menuju ke Souq Waqif. Dalam perjalanan di tengah ramainya lalu lintas di kota Doha serta lampu-lampu jalan dan kelap-kelip bangunan pencakar langit, wajah Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani dengan hiasan lampu neon.
Itu seakan-akan mengingatkan saya bahwa saya memang berada di Qatar. Wajah Emir ini memang menghias di berbagai sudut kota.
Mendekati Souq Waqif, kami melewati masjid yang bentuknya mirip spiral dan juga sekilas mirip dengan kue pengantin. Masjid ini adalah Masjid Al-Fanar yang pernah saya kunjungi beberapa waktu lalu dan salat Jumatnya menggunakan bahasa Inggris.
Sesampainya di Souq Qaqif, kami mulai menjelajah sudut-sudut pasar tradisional yang konon sudah berusia lebih dari seratus tahun dan secara harfiah berarti Pasar Berdiri atau Standing Market ini.Â
Sekilas pasar ini lumayan ramai di malam hari dan terdiri dari deretan bangunan tradisional Arab berlantai dua dengan jalan utama yang dipenuhi oleh restoran dan kafe di udara terbuka. Kehidupan di Qatar memang lebih marak di malam hari dibandingkan siang hari yang panas.