Kokusai Dori, atau Jalan Internasional merupakan jalan utama di pusat kota Naha yang terletak di pulau Okinawa. Sepotong jalan ini merupakan urat nadi pereknomian sekaligus menjadi tempat warga lokal dan turis menghabiskan sebagian senja hingga malam untuk mencari hiburan, baik mencari makanan, window shopping dan tentu juga berbelanja.
Kali ini, perjalanan di awali dari stasiun monorel Makashi. Hari sudah senja menjelang malam dan cuaca kota Naha cukup cerah. Berjalan di kaki lima yang nyaman sambil memperhatikan beberapa taksi yang lalu lalang serta cuci mata dengan berbagai jenis barang yg dipajang di jendela toko memberikan efek yang menggembirakan. Apalagi banyak barang yang unik dan juga terasa sangat santai termasuk baju-baju pantai ala Hawaii dan Bali dengan motif pohon kelapa.
Salah satu tempat menarik untuk cuci mata di kawasan Kokuusai Dori adalah Makashi Public Market yang letaknya di dekat persimpangan dengan Heiwadori. Berada di pasar in, saya merasa seakan-akan sedang mengmbara di Grand Bazaar di Istanbul ataupun Vakiil Bazar di Shiraz. Tentunya dengan suasana khas Okinawa.
Di pasar ini, melalui barang-barang yang dipajang, kita dapat belajar secara lebih mendalam tentang kehidupan dan budaya sehari-hari di Okinawa. Di salah satu toko suvenir, terpampang baleho shiatsu dan spa bernama Arjuna yang selain membidik pasar orang Jepang juga "welcome International Tourist".
Bukan hanya makanan asli Jepang, tetapi ada  juga restoran bernama "Lucky Tacos" yang menawarkan "Original Okinawan Tacos and Taco Rice". Taco Rice sendiri merupakan makanan khas Okinawa yang memadukan seni kuliner Jepang dengan Meksiko. Sentuhan internasional mulai terlihat di resto ini.
Namun yang banyak dilihat adalah kemasan bergambar kepala babi berkacamata yang melambangakan kuliner Okinawan Pork. Babi khas Okinawa yang disebut Agu dan ternyata merupakan salah satu dari babi berukuran mungil yang ada di dunia. Â Saya sempat bertanya-tanya apa yang khas dari Babi Okinawa ini. Ternyata Agu memiliki daging yang khas dengan mirip marmer dan rasanya yang manis.
Menurut sejarah, Agu pertama kali diperkenalkan di Okinawa dari Tiongkok sekitar 600 tahun lalu ketika Okinawa belum termasuk wilayah Jepang dan di pulau inilah Agu yang berukuran lebih kecil dibandingka babi biasa dikembangbiakkan. Â Namun saat perang dunia kedua ketika terjadi pertempuran Okinawa, hewan ternak ini hampir punah. Setelah perang, ketika Okinawa berada dalam kekuasaan Amerika, lebih banyak babi yang didatangkan dari Amerika atau hawaii yang beredar di Okinawa. Â
Baru pada tahun 1981, ternyata ditemukan masih ada sekitar 30 ekor Agu di Okinawa yang kemudian dikembangbiakkan lagi dan populasinya mulai meningkat sehingga dijualbelikan secara komersial. Â Rasa daging yang khas dan kandungan lemaknya yang pas membuat agu sangat cocok untuk dikonsumsi sebagai shabu-shabu. Â Salah satu keunggulan agu adalah dagingnyayang memiliki kolesterol rendah dan kaya akan asam amino sehingga jauh lebih sehat dibandingkan babi biasa.
Toko sovenir, T shirt, makanan, dan juga restoran berderet rapih di lorong-lorong yang ada di pasar ini. Suara alunan musik tradisonal Okinawa dimainkan dengan senandung yang gembira. Ternyata di salah satu kedai dipajang berberapa jenis alat musik tradisional Okinawa. Di antaranya adalah alat musik mirip gitar kecil yang hanya memiliki tiga utas senar yang dinamakan shamisen.
Yang paling menarik adalah melihat deretan buah segar yang dipajang lengkap dengan kemasan plastik dan harganya. Pada sebuah poster tertulis "Japanese Quality Fruits" lengkap dengan gambar semangka anggur, melon, pepaya , nanas, dan pisang. Â Karena lokasi geografis Okinawa yang relatif jauh di sebelah selatan pulau-pulau lain di Jepang, Â rupanya buah-buah tropis juga banyak tumbuh di Okinawa.
Ketika melihat harganya barulah hati ini terkaget-kaget. Pepaya bulat besar kuning dibandrol dengan harga 9800 Yen alias sekitar 1,2 Juta rupiah. Tidak jauh dari papaya ini ada juga mangga hijau nan bulat montok yang dibandrol seharga 9400 Yen atau 1.1 juta rupiah. Wow , apakah harga yang ditulis tersebut 1 kilogram atau satu buah, saya kurang faham karena hanya ada tulisan Jepang disana.
Mengenai mahalnya harga-haraga buah ini kembali ditemui di Bandara Naha, dimana di pertokoan disana juga dijual berbagai jenis buah. Selain papaya, juga ada nanas, pisang, dan tentunya mangga. Di sini kita bisa melihat bahwa ada empat buah mangga yang dikemas dalam bungkusan dijual seharga 14.100 Yen saja. Â
Setiap perjalanan memang memberikan nuansa unik yang mengesankan. Dan dalam jalan-jalan kali ini ke Kokusaaidori dan Bandara Naha yang sangat berkesan adalah mahalnya harga buah di Jepang dan juga Agu, babi berkacamata yang merupakan kuliner khas Okinawa. Â
Hidup adalah sebuah perjalanan, nikmati saja kejutan-kejutannya yang nikmat.
Salam dari Okinawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H