Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Asyiknya Bersepeda di Kebun Raya Bogor

11 November 2022   08:26 Diperbarui: 11 November 2022   08:41 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istana Bogor dilihat dari Kebun Raya: Dokpri

Siang itu saya berjalan kaki sepanjang Jalan Surya Kencana di pusat kota Bogor. Tujuannya adalah kembali menjenguk Kebun Raya Bogor walau sudah sangat sering mampir ke sini. Namun yang terakhir mungkin sekitar enam tahun lalu dan kala itu menggunakan kendaraan roda empat pribadi.  Kali ini berjalan kaki, tentu akan memiliki pengalaman yang berbeda/

Pintu masuk pejalan kaki: Dokpri
Pintu masuk pejalan kaki: Dokpri

Menyeberang ke Kebun Raya saya langsung bertemu dengan pintu masuk ke kebun raya Bogor.  Nah yang saya tidak ketahui ternyata pintu masuk untuk pejalan kaki itu berbeda dengan yang naik kendaraan. Pintu gerbang masuknya sangat indah dan megah dan ada sepasang patung singa yang cantik.  Di sudut lain juga ada sebuah bangunan bernama visitor centre. Saya tidak tahu masuk ke sini, apa mungkin digunakan khusus untuk turis mancanegara?  Setelah membeli tiket sebesar IDR 15.000 yang bisa dibayar dengan non tunai menggunakan uang elektronik, saya kemudian sudah berada di dalam kebun raya yang paling tua dan luas di Asia Tenggara ini.

Monumen Lady Raffles: Dokpri
Monumen Lady Raffles: Dokpri

Bangunan pertama yang menarik perhatian saya adalah sebuah cungkup putih mirip makam.  Ini adalah Memorial untuk Lady Raffles yang terkenal dengan puisi yang indah "forget me not,"  Di sini ada beberapa orang turis yang kalau ditilik dari bahasanya kemungkinan berasal dari Malaysia atau mungkin Singapura.  Ketika membaca prasasti mereka sempat bertanya, tanya kepada sesamanya apa itu Buitenzorg.   Dengan sopan saya menjelaskan bahwa Buitenzorg adalah nama Bogor di zaman Belanda.

Tidak jauh dari monumen Lady Raffles, terdapat gerai penyewaan sepeda. Ternyata harganya bervariasi antara 25 Ribu sampai 40 ribu per jam tergantung jenis sepedanya. Saya kemudian menyewa sepeda yang harga nya 25 Ribu dan diberi batas waktu 1 jam dengan toleransi 10 menit untuk mengembalikannya. Kalau lebih dari itu akan dikenakan tarif tambahan.  Untuk menyewa sepeda kita perlu meninggalkan KTP atau SIM sebagai jaminan.

Dengan sepeda ini, saya bisa berkelana di Kebun Raya yang luas dengan cukup leluasa dan berhenti di tempat-tempat yang kita suka.  Banyak tempat yang saya sambangi dan sekedar mengambil foto. Pertama tentu saja halaman Istana Bogor dengan beberapa patung yang ikonik dan juga kolam Teratai yang cantik.   Tentunya saya tidak menghabiskan waktu terlalu lama di suatu tempat agar bisa mengelilingi Kebun Raya ini.

Kuburan Belanda: Dokpri
Kuburan Belanda: Dokpri

Dari sini saya menuju ke rumpun bambu yang lebat dan kemudian mampir sejenak di tempat favorit saya, yaitu kuburan Belanda yang cantik.  Kuburan Belanda ini selalu sepi dan setiap kali ke sini saya selalu mengagumi berbagai macam bentuk pusara dan menyempatkan membaca berbagai nama sosok dan tokoh yang dimakamkan di sini. Jauh dari negeri kelahiran mereka.

Saya terus mengayuh sepeda sambil menikmati pemandangan yang indah dan suasana yang sejuk walau di siang hari.  Terasa sangat nyaman dan hati pun menjadi damai berada di kebun ray aini. Dengan sepeda, kita bebas mau ke mana saja, parkir di mana pun selagi mungkin dan bahkan masuk ke tempat-tempat yang tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat seperti pernah saya lakukan sekitar 6 tahun lalu.  

Wisma Tamu Nusa Indah: Dokpri
Wisma Tamu Nusa Indah: Dokpri

Saya sempat sejenak melewati Museum Biologi, dan juga mengagumi keindahan Wisma Tamu Nusa Indah yang dulunya merupakan tempat tinggal Melchior Treub, seorang ahli botani berkebangsaan Perancis yang pernah menjabat direktur di sini.  Wah sangat indah sekali wisma tamu yang bergaya Eropa ini. Lokasinya berdekatan dengan Treub Laboratorium. 

Taman Meksiko
Taman Meksiko

Dari sini saya melanjutkan bersepeda dan kemudian mampir ke Taman Meksiko.  Salah satu taman favorit saya juga karena banyak tumbuhan khas berbentuk kaktus yang tahan di daerah panas.  Berbagai bentuk kaktus yang cantik dan Sebagian berduri tajam ada di sini.

taman Akuatik: Dokpri
taman Akuatik: Dokpri

Perjalanan naik sepeda dilanjut ke Taman Akuatik.  Nah kalau taman yang ini baru pertama kali saya kunjungi. Apa dulu belum ada atau terlewat saya tidak tahu.   Sepeda menuruni jalan dan sampai ke kolam besar dengan air mancur dan kincir air yang asri. Sejenak saya bisa duduk-duduk di sini sambil mengamati pengunjung lain.   Setelah itu kembali melewati Lorong waktu untuk melihat tempat-tempat lain.  Wah sudah hampir setengah jam berlalu, masih banyak kawasan di kebun raya yang belum dilihat.

Monumen Plasma Nutfah Kelapa Sawit
Monumen Plasma Nutfah Kelapa Sawit

Saya mampir sejenak ke sebuah monumen berwarna kuning emas berbentuk spiral. Ternyata Namanya Monumen Plasma Nutfah Kelapa Sawit.   Dari sini perjalanan berlanjut menuju ke Jembatan Gantung yang terbentang di atas Sungai Ciliwung.  Jembatan ini dicat warna merah dan terkenal dengan nama lain Jembatan Hulu. Ada mitos bahwa mereka yang berpacaran tidak boleh mampir ke sini karena akan putus. He he . Untungnya sekarang jembatan ini sudah ditutup sehingga tidak bisa digunakan untuk menyeberang.  Dalam perjalanan selanjutnya saya juga sempat kembali ke sisi lain jembatan merah ini.

Jembatan Gantung: Dokpri
Jembatan Gantung: Dokpri

Tidak jauh dari jembatan juga ada sebuah makam keramat. Saya sendiri pernah mampir dahulu walau tidak masuk. Sekarang saya kembali mengintip saja dan terlihat sekelompok orang yang sedang berziarah dan berdoa di dalam kompleks makam keramat.

Jalan Astrid: Dokpri
Jalan Astrid: Dokpri

Masih banyak tempat yang tidak kalah menarik, seperti Taman Koleksi Obat, Anggrek Raksasa dan tentunya salah satu jalan paling terkenal di dalam Kebun Raya yaitu Jalan Astrid yang terdiri dari dua jalur yang lebar dan nyaman.  Kalau dulu saya hanya lewat dan tidak tahu nama jalan ini, kini pada sebuah papan informasi saya jadi tahu kalau Jalan Astrid ini dinamakan berdasarkan Ratu Astrid dari Belgia yang sempat mampir kesini bersama suaminya Raja Leopold dari Belgia pada 1928. Di sini juga ada sebuah taman yang luas dan cantik dan bernama Taman Astrid.

Kolam Teratai: Dokpri
Kolam Teratai: Dokpri

Juga ada taman luas dengan kolam Teratai dan air mancur yang juga tidak ada kata lain yang pas untuk menggambarkannya selain cantik dan indah.   Saya kemudian melihat petunjuk jam tangan dan terkejut ketika waktu satu jam hampir habis.  Kurang 15 menit saja untuk mengembalikan sepeda ke dekat monumen Lady Raffles.

Saya mempercepat mengayuh sepeda namun sesekali harus mengalah ketika jalanan mendaki yang menguras tenaga.  Dan tepat dua menit sebelum waktu habis, saya tiba di tempat menyewa sepeda. Mengembalikannya dan mendapatkan kembali SIM yang saya jaminkan tadi.

Sepeda di Kebun Raya: Dokpri
Sepeda di Kebun Raya: Dokpri

Lumayan Lelah, saya membeli minuman dan kemudian duduk santai di kursi yang ada sambil mengamati banyak anak-anak dan remaja yang juga menyewa sepeda.   Setelah sejenak beristirahat, saya kembali melanjutkan perjalanan di kebun raya Bogor, kali ini dengan jalan kaki saja, karena itu jangkauannya tidak terlalu jauh dari lokasi saya beristirahat sejenak ini.

Kali ini saya memulai jalan kaki di Taman Pandan. Sebuah taman yang juga tidak kalah cantik dengan berbagai jenis pandan... Lalu jalan kaki berlanjut kembali ke Taman Meksiko. Di sini saya mengagumi hiasan tulisan Taman Meksiko lengkap dengan topi sombrero dan tanaman kaktus.  Di sini dengan jalan kaki, saya lebih leluasa lagi menikmati berbagai jenis tumbuhan khas yang unik dan mungkin hanya ada di kebun raya ini.  Juga ada hiasan berbentuk gitar yang menyatakan Meksiko sangat terkenal dengan berbagai jenis music yang riang gembira.

Kaktus dan Sepeda di Taman Meksiko
Kaktus dan Sepeda di Taman Meksiko

Dari Taman Meksiko perjalanan masih dilanjut ke Taman Akuatik. Melihat mengamati, menikmati dan meresapi pemandangan yang ditawarkan dengan lebih santai tanpa kendala waktu arena saya bebas duduk, berjalan atau sekedar bersantai sambil menghirup udara segar. Dan masih ada lagi sebuah monumen yang sempat saya kunjungi, yaitu Monumen untuk mengenang JJ Smith, salah seorang ahli botani kelahiran Belgia yang juga pernah menjabat direktur di kebun raya ini.  Uninya monumen ini berbentuk kursi panjang dan sering digunakan untuk duduk santai beristirahat.

Monumen JJ Smith: Dokpri
Monumen JJ Smith: Dokpri

Benar-benar siang hingga senja yang menyenangkan di Bogor.   Sekitar pukul 4 sore, tiba waktunya untuk meninggalkan Kebun Raya ini dan kembali berjalan kaki ke Jalan Surya Kencana.   Nah buat sobat yang suka naik sepeda, bisa loh naik sepeda sambil mengagumi indahnya kebun raya Bogor. 

Hidup adalah sebuah perjalanan. Bisa naik sepeda atau jalan kaki. Yang penting berbahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun