Siang itu saya berjalan kaki sepanjang Jalan Surya Kencana di pusat kota Bogor. Tujuannya adalah kembali menjenguk Kebun Raya Bogor walau sudah sangat sering mampir ke sini. Namun yang terakhir mungkin sekitar enam tahun lalu dan kala itu menggunakan kendaraan roda empat pribadi. Â Kali ini berjalan kaki, tentu akan memiliki pengalaman yang berbeda/
Menyeberang ke Kebun Raya saya langsung bertemu dengan pintu masuk ke kebun raya Bogor. Â Nah yang saya tidak ketahui ternyata pintu masuk untuk pejalan kaki itu berbeda dengan yang naik kendaraan. Pintu gerbang masuknya sangat indah dan megah dan ada sepasang patung singa yang cantik. Â Di sudut lain juga ada sebuah bangunan bernama visitor centre. Saya tidak tahu masuk ke sini, apa mungkin digunakan khusus untuk turis mancanegara? Â Setelah membeli tiket sebesar IDR 15.000 yang bisa dibayar dengan non tunai menggunakan uang elektronik, saya kemudian sudah berada di dalam kebun raya yang paling tua dan luas di Asia Tenggara ini.
Bangunan pertama yang menarik perhatian saya adalah sebuah cungkup putih mirip makam. Â Ini adalah Memorial untuk Lady Raffles yang terkenal dengan puisi yang indah "forget me not," Â Di sini ada beberapa orang turis yang kalau ditilik dari bahasanya kemungkinan berasal dari Malaysia atau mungkin Singapura. Â Ketika membaca prasasti mereka sempat bertanya, tanya kepada sesamanya apa itu Buitenzorg. Â Dengan sopan saya menjelaskan bahwa Buitenzorg adalah nama Bogor di zaman Belanda.
Tidak jauh dari monumen Lady Raffles, terdapat gerai penyewaan sepeda. Ternyata harganya bervariasi antara 25 Ribu sampai 40 ribu per jam tergantung jenis sepedanya. Saya kemudian menyewa sepeda yang harga nya 25 Ribu dan diberi batas waktu 1 jam dengan toleransi 10 menit untuk mengembalikannya. Kalau lebih dari itu akan dikenakan tarif tambahan. Â Untuk menyewa sepeda kita perlu meninggalkan KTP atau SIM sebagai jaminan.
Dengan sepeda ini, saya bisa berkelana di Kebun Raya yang luas dengan cukup leluasa dan berhenti di tempat-tempat yang kita suka. Â Banyak tempat yang saya sambangi dan sekedar mengambil foto. Pertama tentu saja halaman Istana Bogor dengan beberapa patung yang ikonik dan juga kolam Teratai yang cantik. Â Tentunya saya tidak menghabiskan waktu terlalu lama di suatu tempat agar bisa mengelilingi Kebun Raya ini.
Dari sini saya menuju ke rumpun bambu yang lebat dan kemudian mampir sejenak di tempat favorit saya, yaitu kuburan Belanda yang cantik. Â Kuburan Belanda ini selalu sepi dan setiap kali ke sini saya selalu mengagumi berbagai macam bentuk pusara dan menyempatkan membaca berbagai nama sosok dan tokoh yang dimakamkan di sini. Jauh dari negeri kelahiran mereka.
Saya terus mengayuh sepeda sambil menikmati pemandangan yang indah dan suasana yang sejuk walau di siang hari. Â Terasa sangat nyaman dan hati pun menjadi damai berada di kebun ray aini. Dengan sepeda, kita bebas mau ke mana saja, parkir di mana pun selagi mungkin dan bahkan masuk ke tempat-tempat yang tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat seperti pernah saya lakukan sekitar 6 tahun lalu. Â