Hare Krishna Hare Krishna
Krishna Krishna Hare Hare
Hare Rama Hare Rama
Rama Rama Hare Hare
Lantunan lagu pujian ini yang akan selalu menggema dan mudah diingat dan dihafal kalau kita berkunjung dan melihat ritual salah satu aliran agama Hindu Hare Krishna di kuil mereka di bilangan Pasar Baru. Â Yuk ikuti kisah penulis merayakan Deepavali versi Aliran Hare Krishna.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 7 malam kurang 15 menit ketika kendaraan saya tiba di ujung Jalan Gereja Ayam di kawasan Pasar Baru. Â Ini adalah lokasi terdekat tempat kita bisa parkir dengan agak leluasa karena kalau masuk ke Jalan Kelinci Raya tempat Kuil Hare Krishna berada, agak sulit mencari tempat parkir. Â Dari sini cukup berjalan kaki sekitar 100 meter lebih dan saya kemudian sampai di depan kuil ini.
Bentuk bangunannya merupakan rumah toko berlantai 4 atau lima dan di bagian lantai dasarnya digunakan sebagai restoran Vegetarian bernama Govinda's Mahabahu. Tidak ada tanda-tanda yang hadirnya sebuah kuil di tempat ini. Â Tepat di atas di dekat spanduk bertuliskan nama restoran ini juga ada sebuah tiang kecil dengan bendera merah putih.Â
Saya sejenak mengintip ke dalam ruangan restoran ini. Â Di sebelah kanan ada sebuah meja dengan peralatan makan dan juga galon air mineral dan untuk teh atau kopi. Rupanya sudah disiapkan untuk makan prasmanan nanti. Â Baru saja saya masuk ke dalam, seorang perempuan dengan budaya sari khas India turun dan langsung menyapa. Rupanya dia sudah maklum bahwa kedatangan saya adalah atas undangan Wisata Kreatif Jakarta. Â Â Bersamaan dengan saya juga hadir satu orang undangan lain.
Di meja di lantai bawah ini sudah disiapkan juga berbagai macam manisan khas India dengan bentuk dan warna yang sangat menarik. Â Wah saya sendiri tidak atau belum mengetahui nama-nama makanan itu, namun untuk sementara ini belum boleh disentuh karena disiapkan setelah perayaan Deepavali selesai.
Kami dipersilahkan untuk naik ke lantai atas, yaitu ruangan yang digunakan sebagai kuil Hare Krishna. Â Di tangga menuju lantai dua, tiga , dan empat terdapat deretan lampu yang disebut diya dan hiasan yang disebut ragool. Â Deretan lampu dan hiasan inilah yang khas menjadi hiasan untuk menyambut Diwali atau Deepavali.Â
Sesampainya di lantai empat, sudah ada beberapa orang di sana, termasuk seorang pemuda yang memakai dhoti warna putih dan baju warna putih. Dia sedang memainkan sebuah alat musik mirip piano atau organ dengan ukuran mini dan berbentuk kotak kayu mirip peti berwarna plitur cokelat muda. Â Tidak jauh dari pemuda ini, ada pemuda lain yang memakai baju putih lengan panjang dan celana panjang warna hitam, di dekatnya ada sebuah alat musik mirip gendang yang terbuat dari logam berwarna biru. Â Nanti dalam ritual upacara kedua pemuda ini lah yang akan memainkan alat music dan juga menyanyikan lagu lagu pujian.
Di bagian tengah ruangan yang ditutupi karpet warna merah marun dengan pola geometrik bunga-bunga warna putih kekuningan ini, ada sebuah meja yang di atasnya ada semacam gunungan yang landau dan ditutupi dengan berbagai jenis buah-buahan seperti anggur, apel, pir, jeruk, buah naga, manga dan lain-lain serta hiasan berbentuk dedaunan dan bunga sebagai aksesoris. Â Sementara di pojok terdapat sebuah altar yang masih ditutup tirai berwarna coklat tua kehitaman.
Sekitar pukul 7 lebih sedikit dan ketika tamu undangan sudah mulai ramai, upacara dimulai. Â Pendeta membunyikan genta yang tergantung seperti umumnya di kuil kuil Hindu dan juga meniup sebuah kerang. Â Nyanyian sang pemuda diiring musik dan gendang mulai membahana. Â Lagu-lagu rohani berbahasa sanskrit yang terdengar indah walau saya tidak mengerti maknanya.
Hanya bagian ini yang terus menerus diulang dan menjadi refrain ketika hampir semua tamu terlihat hafal dan bersemangat menyanyikannya:
Hare Krishna Hare Krishna
Krishna Krishna Hare Hare
Hare Rama Hare Rama
Rama Rama  Hare Hare
Baru kemudian ketika dibagikan sebuah brosur berjudul Happy Damodar Deepavali, saya mengetahui makna dan arti bait yang disebut sebagai Maha Mantra ini. Â Ternyata kalimat pujian ini merupakan mantra kuno yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan baru dipopulerkan ke luar India oleh International Soceity for Krishna Consciousness atau ISKCON yang didirikan pada 1966 di New York. Â ISKCON inilah yang kemudian lebih dikenal sebagai aliran Hare Krishna yang kemudian juga masuk ke Indonesia seperti yang kuilnya ada di Pasar Baru. Uniknya lagi, para pengikut Hare Krishna bukan hanya etnis India tetapi ada juga warga Indonesia dari berbagai etnis.
Pada brosur itu tertulis bahwa Damodar Puja merupakan festival atau perayakan untuk mempersembahkan lampu lampu yang di sebut diya yang berlangsung pada bukan Kartik atau disebut juga Bulan Damodara pada penanggalan Vaishnava, yang dianggap sebagai bulai paling baik dalam ajaran Hindu.
Acara puja ini sendiri lebih banyak melantunkan pujian yang disertai dengan maha mantra yang sesekali dipimpin oleh seorang anak lelaki berusia sekitar 8 tahunan. Â Sesekali mereka juga mengucapkan doa-doa dalam bahasa Sanskerta dan kadang-kadang mereka menyanyi dengan riang dan bahkan menari sambil mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi.
Yang menarik juga adanya ritual membagi berkah dengan api yang mana Jemaah meletakan tangan di atas api dan mengarahkan uapnya ke atas kepala. Â Ritual puja ini diakhiri dengan dibagikan kantung plastik kepada seluruh jemaah yang kemudian menyerbu meja tengah dengan mengambil buah-buahan yang ada sampai habis. Â
Setelah upacara Puja selesai, tibalah waktu yang ditunggu-tunggu, yaitu makan malam bersama di lantai dasar. Â Shinta sebagai nyonya rumah ditemani suaminya sibuk melayani tamu yang berbaris rapi mengambil makanan baik nasi basmati dan berbagai makanan vegetarian.Â
Saya dan rombongan Wisata Kreatif Jakarta bersama Mbak Ira Latief juga ikut menikmati makan malam, mengambi manisan yang tadinya hanya sempat kami lihat dan kemudian berfoto bersama tuan rumah dan berbagai tamu. Â Happy Diwali, Selamat merayakan Festival Cahaya.
Sekitar pukul 9.30 malam baru kami minta diri dan pamit. Sebuah pengalaman yang mengasyikkan ikut menyaksikan upacara atau ritual Damordar Puja dalam rangka memperingati Deepavali di Kuil Hare Krishna. Â Semoga menambah wawasan akan keberagaman yang ada di Indonesia ini.
Jakarta, Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H