Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merayakan Diwali Bersama Cahaya Lilin Putih di Gurdwara

27 Oktober 2022   11:26 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:39 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah makan, kami sempat diajak berkumpul bersama dan berbincang-bincang dengan pengurus gurdwara dan juga giani. Giani ini umumnya didatangkan dari India walau sudah cukup lancar berbahasa Indonesia.  Selain tanya jawab, banyak juga informasi yang didapat baik mengenai festival Diwali maupun agama Shik secara umum.  Giani ini sempat juga berkeliling dan membagikan manisan khas Punjab. 

Giani: Dokpri
Giani: Dokpri

Dikisahkan juga sekilas mengenai sejarah Gurdwara terbesar di Indonesia yang didirikan pada 1955 di Pasar Baru ini. Walaupun yang terbesar dan termegah, Gurdwara ini bukan yang tertua di Jakarta karena  Gudrwara yang berada di Tanjung Priok konon didirikan pada 1930-an.   Di salah satu bagian dinding gurdwara ada sebuah prasasti berwarna hitam dengan tulisan warna emas yang berisikan 11 nama orang pendiri gurdwara ini.   Dari sebelas nama itu, delapan orang memiliki nama Singh, dan tiga lainnya memiliki nama belakang Seth, Kapur, dan Vohra.   Di bagian bawah ada tulisan Djakarta, 21 October 1955.

Djakarta, Oktober 1955
Djakarta, Oktober 1955

Setelah bincang-bincang, kami juga bisa berfoto bersama di dekat Guru Grant Sahib yang diletakan di atas sebuah bantal yang ditaruh di sebuah tempat mirip tandu yang disebut palki.   Ketika sedang tidak dibaca, Guru Grant Sahib ditutup oleh kain berwarna kuning keemasan yang disebut Rumala.  

dapur: Dokpri
dapur: Dokpri

Setelah itu kami sempat juga diajak untuk melihat-lihat dapur yang lumayan besar dengan peralatan memasak yang cukup modern. Dan pengurus gurdwara juga sempat memperkenalkan kami dengan juru masak yang ternyata merupakan warga sekitar yang beragama Islam.  Di dekat dapur juga banyak karyawan yang sedang sibuk mencuci piring-piring yang tadi digunakan untuk makan malam. 

Kami kembali ke halaman tempat meja dengan lilin-lilin putih yang masih menyala menerangi malam perayaan Deepavali yang syahdu.   Masih banyak masyarakat Sikh baik lelaki, perempuan maupun anak-anak yang berkumpul di Gurdwara. Mereka berkumpul, bercakap-cakap dan juga menggunakan kesempatan ini untuk saling bersilaturahmi dan melepas rindu.

cahaya lilin diwali: Dokpri
cahaya lilin diwali: Dokpri

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam ketika rombongan kami pamit dan kemudian meninggalkan Gurdwara menuju kediaman masing-masing. 

Sebuah pengalaman yang mengasyikkan melihat dan mengenal lebih dalam kehidupan masyarakat Shik di Jakarta yang sedang merayakan Deepavali atau Festival Cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun