Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merayakan Diwali Bersama Cahaya Lilin Putih di Gurdwara

27 Oktober 2022   11:26 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:39 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di halaman, sebelum masuk ke kuil, masyarakat shik menyalakan lilin di sebuah meja besar. Lilin-lilin putih ini terus menyala sepanjang malam dan membuat malam menjadi kian syahdu. Sementara langit di atas kota Jakarta terlihat gelap tanpa rembulan.  Sementara dari dalam bangunan terdengar lantunan nyanyian dan doa yang berasal dari Kitab Suci Shik yang bernama Guru Grant Sahib.   

Beranda Gurdwara: Dokpri
Beranda Gurdwara: Dokpri

Sama seperti memasuki masjid, kita juga harus melepaskan sandal atau sepatu dan adarak khusus untuk menyimpan sandal dan sepatu di beranda Gurdwara.  Sebelah kanan untuk perempuan dan di sebelah kiri untuk lelaki.  Uniknya di lantai dan dinding gurdwara ini banyak tulisan mengenang  orang tua yang diberikan untuk para donator. 

Di bagian lain dinding juga ada beberapa gambar informasi yang menjelaskan tentang agama Shik.  Judulnya Shik Heritage dan menjelaskan 10 Guru termasuk guru pertama yaitu Guru Nanak hingga guru ke sepuluh yaitu Guru Gobind Singh. Sedangkan gurub abadi adalah Sri Guru Grant Sahib yang dianggap sebagai kita suci Shik.   Di sini pula saya mengenal berbagai istilah seperti sangat yang berarti Jemaah dan juga Kirtan yang bermakna pelantunan atau menyanyikan doa-doa atau ayat-ayat yang ada di dalam kitab suci.

suasana di dalam gurdwara: Dokpri
suasana di dalam gurdwara: Dokpri

Kami kemudian masuk ke ruang utama Gurdwara.   Jemaat yang disebut dengan sangat duduk bersila di atas karpet. Kaum perempuan duduk di sebelah kiri sementara lelaki di bagian sebelah kanan.  Sementara lantunan ayat-ayat kitab suci Guru Grant Sahib dibacakan seorang petugas mengipas-ngipaskan sebuah chauri.  Chauri ini adalah sebuah kipas yang terbuat dari rambut ekor yak yang diikat dengan gagang dari kayu. 

Chauri dan rumala: Dokpri
Chauri dan rumala: Dokpri

Selain duduk, kadang-kadang Jemaah juga melakukan ibadah sambi berdiri dan adakalanya melakukan Gerakan sujud dan kemudian berdiri kembali.  Upacara ibadah dipimpin oleh seorang giani yang berpenampilan  berwibawa dengan janggut dan berewok yang lebat.   Sementara itu Jemaah yang baru datang biasanya langsung menuju altar dan memberikan penghormatan dengan bersujud di depan tandu atau palki yang berisi kitab suci tersebut.

Setelah upacara ibadah selesat Jemaah atau sangat langsung berbaris menuju ruangan di bagian belakang untuk menikmati makan malam yang disajikan dengan piring besar dari stainless steel. Menu utamanya merupakan roti yang disebut naan dengan lauk yang disebut dhal. Ada juga nasi goreng serta berbagai macam sambal dengan sup yang disebut masala.  Untuk minuman ada lassi yang berupa susu dengan rasa sedikit masam dan juga teh susu atau chai yang segar.  

makanan: Dokpri
makanan: Dokpri

Peserta walking tur juga ikut diundang untuk makan bersama. Oh yah makanan yang disajikan  adalah makanan vegetarian sehingga tidak mengandung unsur daging.  Namun rasanya cukup nikmat apalagi setelah menyaksikan upacara ibadah sekitar setengah jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun