Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Altar Unik untuk Beragam Agama dan Deepavali di Little India

26 Oktober 2022   07:26 Diperbarui: 26 Oktober 2022   07:36 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gang menuju cakue koh Atek | Dokpri

Setelah sekitar 15 menit bercengkerama di toko Pak Ramli, kami melanjutkan perjalanan  di Pasar Baru. Salah satunya melihat Toko Sepatu Legendaris yang masih bertahan hingga saat ini yaitu Toko Sin Lie Seng. 

Kami juga sekedar mampir di depan Isardas Talior yang bertuliskan semboyan Pagi Pesan Sore Kelar.  Yang mengagumkan toko ini sendiri sudah berubah menjadi toko berlantai 7 atau 8 yang cukup tinggi.

Kami kemudian belok kanan dan masuk ke Gang Kelinci atau nama resminya Jalan Kelinci Raya. Selain Bakmi Gang Kelinci yang terkenal di sini juga ada salah satu kelenteng tertua di Jakarta bernama Sin Tek Bio berangka tahun 1698 seperti ada pada plang yang ada di tembok petunjuk arah. 

Gang menuju cakue koh Atek | Dokpri
Gang menuju cakue koh Atek | Dokpri

"Di dekat sini juga ada makanan yang enak, yaitu Cakue Ko Atek," demikian jelas Mbak Ira lagi sambil menunjuk ke ujung gang di mana di depannya ada tukang buah sementara di ujung terlihat Bakmi Aboen.  Mbak Ira juga menambahkan bahwa Cakue ini biasanya sudah habis sejak siang sehingga ada baiknya kalau mau membeli di pagi hari.

Perjalan dilanjut menyusuri jalan Kelinci Raya dan akhirnya tiba di depan sebuah mini market bernama Shalimar. Mini Market ini menjual berbagai jenis makanan kecil, bumbu, serta makanan khas India dan juga perlengkapan beribadah.  Di sini kami disambut oleh Puja, perempuan berusia sekitar 30 atau 40 tahunan yang didampingi ibunya.

Diyas atau lampu di depan toko | Dokpri
Diyas atau lampu di depan toko | Dokpri

Di depan toko ini di lantai ada hiasan berupa lampu-lampu dari minyak yang melambangkan bahwa pemiliknya sedang merayakan Diwali.  Kemudian saya tahu bahwa hiasan lampu ini disebut diyas.  Dan kemudian di dalam toko juga ada sebuah meja yang dihiasi berbagai perlengkapan untuk merayakan Diwali.  

Ada gambar dewi Laksmi dan Ganesha dan juga ada sebuah kelapa berhiaskan gambar mirip swastika dari sindur dan juga ada banyak kelopak bunga dan lampu-lampu.

Dewo Laksmi, Ganesha & swastika | Dokpri
Dewo Laksmi, Ganesha & swastika | Dokpri

Puja kemudian menjelaskan bahwa dewi yang menjadi toko sentral dalam perayaan Diwali adalah Dewi Laksmi dan juga anaknya Ganesha. Laksmi merupakan Dewi yang melambangkan kemakmuran sedang Ganesha dianggap sebagai Dewa yang melambangkan kebijakan, pengetahuan dan juga yang menghilangkan segalah penghalang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun