Di Baik Bumiku ini, beberapa peserta juga terlihat menawar beberapa produk baik kain batik maupun produk turunan yang terbuat dari batik. Sebagian mungkin membelinya sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Nah walau pun di Kampung Batik Cibuluh ini terdapat beberapa gerai dan outlet. Tetapi mereka tidak saling bersaing karena masing-masing memiliki pola dan motif yang berbeda. Singkatnya mereka bukan kompetitor, melainkan sebagai komplemen atau pelengkap yang lainnya. Â Ada satu istilah yang digunakan di kampung Batik ini untuk beberapa outlet di atas adalah guyub alias kebersamaan.Â
Tidak terasa sudah sekitar satu jam lebih, Koteka Trip menjelajah Kampung Batik, dan karena masih banyak destinasi wisata di kota Bogor yang masih harus kami kunjungi sepanjang siang hingga soren nanti, makan kunjungan harus diakhiri.Â
Dari rencana lima gerai, akhirnya koteka berhasil mampir ke empat gerai saja yaitu Batik Sedulur, batik Pancawati, Batik Melangit dan Batik Bumiku. Namun kunjungan singkat di Kampung Batik ini membuka wawasan peserta kan kekayaan dan keberagaman batik yang ada di Nusantara. Bahwa kota Bogor pun mempunyai potensi kekayaan dan kerajinan membatik yang mengusung budaya dan kearifan lokal sehingga perlu mendapat tempat yang lebih baik dan lebih dipandang dalam jajaran batik nasional. Keindahan dan kekhasan Batik Bogor pun ternyata tidak kalah dengan daerah lain yang sudah lebih terkenal seperti Batik Pekalongan, Yogya, Solo atau Lasem.
Yuk mampir ke Kampung Batik Cibuluh dan nikmati kejutan-kejutan yang ditawarkan.
Bogor, Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H