Di Mulyaharja yang memiliki nama lengkap Kampung Agro Edu wisata Mulya Harja ini kami menikmati makan siang yang sangat nikmat dengan menu nasi liwet dengan lauk ayam bakar dan ayam goreng ditemani sambal, lalapan,labu siem, bala-bala dan juga tumis jantung pisang serta sambal goreng teri kacang. Â Wah makan siang yang sangat nikmat ditemani teh hangat sambil duduk di saung dan menikmati pemandangan pesawahan yang hijau menyejukkan mata.
Di sini peserta juga dapat mengisi kembali baterai telepon genggam serta menunaikan salat, sebelum kembali melanjutkan perjalanan menuju destinasi terakhir, yaitu Kampung Perca yang ada di kawasan Tajur.
Di kampung Perca, kami kembali disambut pemandu lokal dan disuguhi welcome drink berupa bir pletok dan jus pala. Â Saya juga semat membeli manisan pala. Kami sempat mengunjungi salah satu workshop dan melihat beberapa ibu-ibu yang sedang bekerja membuat berbagai jenis kain, pakaian dan aksesoris dengan bahan kain perca yang unik. Â
Banyak juga peserta koteka yang membeli berbagai suvenir termasuk ikat kepala khas Sunda yang cantik. Membaut yang memakai menjadi tambah gagah dan ganteng. Ikat kepala ini mempunyai nama yang khas yaitu Totopong.
Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 5.30 sore, maka perjalanan koteka di desa perca tidak bisa berlama-lama. Uncal kemudian memulai sektor terakhir yaitu kembali ke stasiun Bogor. Â Hampir pukul 6 sore ketika azan magrib sudah menggema, ketika rombongan sampai di seberang stasiun Bogor dan kemudian kembali ke tempat masing-masing.
Sebuah perjalanan yang berkesan, sejak pagi hingga petang menyusuri berbagai desa wisata di Kota Bogor dengan naik Uncal. Terima kasih buat Koteka, Dinas Pariwisata Kota Bogor, dan juga semua teman pemandu yang telah bersama-sama melewatkan hari yang menyenangkan ini. Namun apa benar Uncal ini masih meminjam Bandros dari Bandung karena kalau diperhatikan nomor polisinya masih memakai Plat D. Â Â
Hidup adalah sebuah perjalanan. Nikmati saja kejutan-kejutannya yang nikmat.
Bogor, Oktober 2022