Bagi yang belum tahu apa itu uncal. Nanti akan diceritakan sambil naik kendaraan tersebut. Â Acara dimulai dengan mampir sejenak di Pameran Bunga dan Buah di Alun-Alun Kota Bogor. Kang Arief sendiri sedikit bercerita mengenai sejarah alun-alun ini dimana pernah ada Taman Topi. Â Tepat di depan Alun-alun, Uncal yang akan kita naiki sudah menunggu.Â
Uncal ini merupakan bus wisata khusus yang dirancang terbuka sehingga penumpang bisa menikmati pemandangan kota dalam perjalanan. Â Semua peserta segera naik uncal dan Sebagian menikmatinya sambil duduk di bagian belakang dengan pemandangan lebih terbuka dan luas. Â Nah ternyata kata uncal sendiri sebenarnya berasal dari Bahasa Sunda yang berarti kijang atau rusa tutul yang banyak ada di halaman Istana Bogor.
Uncal langsung bergerak menuju ke kawasan Kebun Raya, melewati kantor Walikota Bogor yang ternyata merupakan markas tempat Uncal parkit menanti penumpang.Â
Menurut pemandu, untuk naik uncal sekarang masih gratis dan ada pada akhir pekan di kantor wali kota. Untuk naik tentunya harus mendaftar dulu melalui media sosial karena sistemnya  first come first served.  Uncal terus bergerak mengelilingi kota Bogor dan menuju Jalan Raya Bogor dan kawasan Jambu Dua terus menuju Kampung Buluh.Â
Asyiknya selama dalam perjalanan banyak warga yang melihat Uncal kami dengan mata penuh pertanyaan. Â Bahkan ada yang bertanya bagaimana caranya naik uncal ini.
Sekitar 30 menit kemudian, kami tiba di tujuan pertama yaitu Desa Wisata Kampung Batik Cibuluh dan di pinru gerbang sudah disambut oleh pemandu lokal yaitu Teh Anya dan Teh Ayu yang akan menemani Koteka selama dalam kunjungan ke berbagai workshop yang ada di sini.Â
Kami sempat mapir ke Batik Sedulur, Pancawati, Melangit dan Bumiku dimana kitab isa melihat proses membuat batik cap dan batik tulis, bahkan juga disuguhi minuman khas yaitu Banci alias Bandrek Cibuluh di Batik Pancawati.
Sekitar satu jam lebih, kami berkelana di Kampung Batik dan kemudian perjalanan kembali dilanjut dengan uncal menuju destinasi kedua dan ketiga, yaitu Kampung Pulo Geulis dan Kampung Labirin yang kebetulan masih bertetangga.
Pulo Geulis merupakan sebuah kampung yang unik karena memang benar-benar merupakan sebuah kampung yang berada di sebuah pulau yang ada di tengah sungai Ciliwung. Â Karena itu untuk menuju ke kampung ini, kami harus melewati sebuah jembatan yang lumayan cantik dan menyeberangi sungai yang sangat terkenal dan mengair sampai ke Jakarta ini.Â