Kami kemudian mulai memasuki ruang demi ruang yang ada di menara, Di salah satu ruangan  ada dua buah prasasti batu bertuliskan aksara Cina.  Prasasti pertama menjelaskan mengenai Meridian Utama yang melewati tempat ini sementara prasasti kedua konon merupakan Batu Nisan yang berasal dari akhir abad ke XIX.  Selain informasi mengenai prasasti Cina,  juga ada banyak informasi mengenai Garis Meridian.Â
Kemudian kami naik ke pos paling atas melewati tangga kayu yang sudah berusia ratusan tahun. Karena itu jumlah pengunjung yang naik dibatasi hanya 15 orang.. Wah di atas ini kita bisa melihat Jakarta di malam hari secara 360 derajat. Di sini juga ada foto-foto kawasan di sekitar tempat ini dari masa ke masa.Â
Dari atas ini terlihat sebagian Pelabuhan Sunda Kelapa dan juga museum Bahari serta sebagian tempat di sisi kanal yang dulunya merupakan Pasar Ikan. "Pasar ikan ini sekarang sudah dipindahkan ke Pasar Ikan Modern Muara Baru." Demikian ujar Mbak Ira sambil menjelaskan bahwa menara ini juga kadang bergoyang kalau ada kendaraan berat yang lewat dan karena itu sering juga disebut Menara Goyang.
Di kejauhan saya juga dapat melihat dua buah menara Masjid Luar Batang yang diterangi cahaya lampu di malam hari. Kami kemudian turun ke lantai bawah dan melihat informasi mengenai Bastion Culemborg yang dulu ada di tempat ini dan Bastion Zeeburg yang ada di bagian ujung Museum Bahari. Â Â
"Di antara Zeeburg dan Culemburg ini dibangun Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Sisi Barat yang sekarang menjadi Museum Bahari," demikian sekilas nukilan dari informasi itu yang menjelaskan sejarah dan fungsi Museum Bahari yang dulunya dibangun sebagai gudang rempah-rempah.
Di sini juga ada penjelasan mengapa ada dua menara di tempat ini. Ternyata yang pertama dibangun pada 1839 dan merupakan menara yang lebih pendek dan hanya terdiri dari dua lantai. Â Menara ini digunakan sebagai menara sinyal waktu atau kronometer yang sangat akurat sehingga bisa membantu kapal-kapal untuk menentukan waktu yang tepat.
Menara kedua yang lebih tinggi atau yang sekarang disebut Menara Syah Bandar sendiri baru dibangun pada 1850 dan kemudian digunakan sebagai menara pengawas sebagai mana dikisahkan sebelumnya.