Sudah cukup lama saya mempunyai kebiasaan naik sepeda di kawasan sekitar perumahan. Sekali-kali juga pergi agak jauh selama tidak melalui jalan raya yang terlalu ramai. Â
Kalau Cuma pergi ke tempat di sekitar rumah, baik ke mini market, ATM, atau klinik dan rumah sakit, saya juga lebih suka bersepeda dibandingkan dengan naik kendaraan bermotor. Selain menyehatkan, juga lebih hemat BBM.
Namun banyak bersepeda ternyata kurang mantap kalau tidak dibarengi dengan berjalan kaki. Apa lagi ada yang bilang bahwa otot betis juga merupakan jantung yang kedua.Â
Banyak berjalan kaki juga akan membuat jantung sehat, dijauhkan dari berbagai penyakit dan tentunya juga menyenangkan. Â Namun jalan kaki kadang memiliki kendala, tidak bisa terlalu jauh dan kalau hanya dekat sekitar rumah bisa membosankan.
Untungnya saya mempunyai kiat yang terbukti cukup ampuh agar tetap bisa berjalan kaki dan pergi agak jauh dari rumah. Menikmati pemandangan, menjelajah tempat-tempat yang mungkin terlewatkan selama ini, dan yang penting juga bisa masuk ke gang dan jalan kecil di perkampungan yang tidak bisa dimasuki mobil atau motor.
Dan saya sudah mencobanya beberapa dan ternyata terbukti lebih mengasyikkan dibandingkan hanya naik sepeda saja.Â
Suatu pagi sekitar pukul 9, saya memulai perjalanan dari perumahan dengan naik sepeda dahulu. Â Jadi baik satpam maupun tetangga tahunya saya jalan-jalan naik sepeda. Hal ini sudah tidak aneh lagi karena saya selalu naik sepeda hampir setiap hari.
Sekitar satu kilometer dari rumah, di kawasan bundaran empang di belakang Grand Kemala Lagoon, yang biasanya selalu ramai di pagi hari dengan orang yang berolah raga, baik naik sepeda atau jalan kaki, saya memulai aksi berjalan kaki. Lalu bagaimana dengan sepedanya? Sepedanya saya tuntun saja seakan-akan orang yang sedang bermasalah dengan ban kempes dan mencari tukang tambal ban.Â
Saya terus menuntun sepeda ini menyusuri jalan-jalan di perumahan Pekayon dan akhirnya bahkan menyeberang sampai memasuki perumahan Kemang Pratama. Â
Di kemang Pratama cukup banyak yang saya lihat sambil berjalan kaki. Jalan perumahan yang lebar dengan konblok yang tidak rata. Ada rumah-rumah besar yang berubah fungsi menjadi tempat usaha seperti rumah makan. Â Ada juga sebuah rumah makan yang menyajikan makanan khas Belanda yaitu HEMA.
Saya terus berjalan hingga ke ujung, melewati sekolah Al Azhar dan juga Marsudirini. Di sini juga saya melihat sebuah halte bus Trans Patriot. Â Angkutan umum Bekasi yang sayangnya jarang atau sama sekali tidak ada bus yang lewat di kawsan ini. Â
Setelah sampai di ujung jalan raya Narogong saya berhenti dan beristirahat sebentar... Â Kemudian setelah saya lihat di gadget, sudah lumayan jauh saya berjalan, yaitu lebih hampir 4 kilometer dengan waktu sekitar 40 menit. Â Wah lumayan jauh dan menyenangkan.Â
Setelah beristirahat, saya memutuskan untuk memutari kawasan perumahan Kemang Pratama. Kali ini tidak berjalan kaki, melainkan dengan mengayun sepeda dengan santai. Dan kemudian dengan perlahan kembali ke perumahan tempat tinggal saya. Total jarak yang ditempuh hampir 10 kilometer dengan waktu sekitar 1 jam 15 menit dengan kombinasi mungkin jalan kaki 4kilometer dan naik sepeda 6 kilometer. Â
Pada kesempatan lain, saya berjalan kaki sambil menuntun sepeda dengan rute yang berbeda. Dari kawasan sekitar Grand Kemala Lagoon, saya berjalan melewati jembatan di atas jalan ToloJakarta Bekasi. Â
Di sini pemandangannya mengasyikkan. Selain jalan tol di bawah, di atas saya melintas Jalan Tol Layang MBZ, juga ada lintasan LRT yang sudah lama selesai namun hingga sekarang belum tuntas juga. Dan masih ada lagi lintasan Kereta Cepat Jakarta Bandung.Â
Pokoknya ramai dan tampak modern. Â Saya berjalan terus hingga sampai di Kali Malang.. Â Saya kemudian belok kanan dan berjalan di kaki lima di tengah jalan di bawah jalan tol laying Becak Ayu. Â Â Berjalan sekitar setengah kilometer, saya kemudian menepi ke kiri dan di kaki lima sepanjang Kali Malang atau Jalan Kyai Haji Noor Ali. Â
Banyak yang bisa dilihat seperti sebuah gerai makanan Timur Tengah yang mengklaim sebagai favorit Raja Salaman hingga rumah sakit dan diujung terdapat Bekasi Cyber Park yang dulunya merupakan Hero Mall dan merupakan mal pertama di Bekasi. Saya masih ingat sebelumnya, penduduk Bekasi harus ke Jakarta kalau mau menikmati suasana mal.
Dari sini saya menyeberang Jalan Ahmad Yani. Â Nah kalau berkendara tentunya jalan ini satu arah, karena status saya menuntun sepeda , tentunya bebas berjalan baik di tepian atau di atas kaki lima.Â
Di sini saya bisa lebih bebas melihat pembangunan ujung jalan tol Becak Ayu. Bahkan melihat pintu tolnya yang sebenarnya sudah selesai namun belum digunakan. Â Saya juga bisa melihat terusan Kali Malang dan juga kumpulan mal yang ada di sekitar pintu keluar Bekasi Barat.
Perjalanan terus dilanjut hingga menyeberangi Kali Bekasi dan akhirnya sampai di persimpangan Jalan Kartini. Â Di sini saya belok kiri dan kendaraan lumayan ramai karena jalan lebih sempit.Â
Walau begitu saya tetap santai berjalan sambil menuntun sepeda. Â Banyak bangunan dan tempat menarik yang saya lihat seperti Hotel Bunga Karang dan bahkan Kampus STIAMI. Â
Sesampainya di Jalan Mayor Oking saya belok kiri dan kemudian melihat sebuah gang dengan petunjuk menuju ke Kelenteng Hok Lay Kiong. Wah saya pernah mendengar nama kelenteng ini, tetapi belum pernah punya kesempatan atau bahkan keinginan untuk melihatnya. Â Â
Di depan gang kecil saya sempat beristirahat dan melihat jauhnya perjalanan yang sudah di tempuh ternyata sudah hampir 4 kilometer juga. Â Akhirnya saya lanjutkan perjalanan sedikit lagi di dalam gang dan tidak lama tiba di depan klenteng.
Suasana kelenteng tidak ramai dan karena saya naik sepeda saya juga tidak masuk ke dalam dan hanya mengintip dari depan. Setelah mengambil beberapa foto, saya memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Namun tidak lagi berjalan kaki melainkan dengan mengayuh sepeda. Kali ini lewat rute yang lain, yaitu ke Jalan Kartini dan kemudian belok kiri di Jalan Juanda.Â
Terus melewati Stasiun Bekasi dan sampai di jembatan layang Sumarecon terus sedikit dan baru belok kiri di kawasan belakang Stadion Candarabaga. Â Perjalanan dilanjut di kawasan Perumnas Dua dan Perumnas Satu Bekasi sebelum tembus ke Perumahan Bumi Satria Kencana dan kembali muncul di Kali Malang di dekat Grand Kemala Lagoon.. Â
Perjalanan pagi ini juga sekitar 11 kilometer lebih dengan sekitar 4 kilometer berjalan kaki dan 7 kilometer naik sepeda.
Siapa sangka, kombinasi jalan kaki dan naik sepeda akan lebih asyik. Terutama , saya lebih bebas menentukan tujuan dan kalau sudah Lelah jalan kaki, tinggal di lanjut dengan bersepeda.
Salah satu kendala hanya banyak orang melihat dengan kasihan seakan-akan sepeda kita sedang mengalami kempes ban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H