Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

4 Alasan Film "Inang" Pantas Ikut BIFAN & Kamu Tidak Akan Kecewa Menyaksikannya

14 Oktober 2022   07:36 Diperbarui: 14 Oktober 2022   07:38 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Oktober biasanya dikaitkan dengan bukan horor dan hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya film bergenre horor yang dirilis pada bulan ini, salah satunya adalah film Inang yang mulai tayang pada 13 Oktober 2022 di berbagai jaringan bioskop, termasuk CGV.

Kebetulan saya dan beberapa teman dari komunitas penggila nonton film KOMIK sempat menyaksikan film ini bersama di CGV Plaza Indonesia, Kamis Siang 13 Oktober kemarin.  Sebenarnya sebelum nonton, saya tidak membaca atau mencari informasi terlebih dahulu mengenai film ini, sehingga baru mengetahui genre dan ceritanya ketika menonton.

Kata Inang sendiri dalam film ini diterjemahkan menjadi Rahim atau womb dalam bahasa Inggris, karena secara kebetulan film besutan sutradara Fajar Nugros dan produksi IDN Pictures ini dilengkapi dengan teks dalam Bahasa Inggris.   Konon karena film Inang ini juga mewakili Indonesia dalam Festival film bergengsi di Korea Selatan, yaitu BIFAN atau Bucheon International Fantastic Film Festival 2022.

Pembukaan film ini sangat menarik karena menampilkan salah satu karakter dalam film yaitu Ki Ageng yang sedikit menjelaskan tentang Rebo Wekasan, yaitu hari Rabu terakhir di bulan Safar pada setiap tahun yang konon merupakan hari paling sial dalam tahun itu.  Nah karenanya, setiap anak yang lahir pada hari Rebo Wekasan, sesuai tradisi Jawa, harus diruwat.  Tapi siapa sangka proses ruwatan dalam film Inang itu begitu mengerikan?

Pembukaannya saja sudah begitu menggelitik, berikut sekilas sinopsis film ini. Inang bercerita tentang Wulan (Naysilla Mirdad) yang kebetulan bekerja di sebuah pasar swalayan bernama Rabu Mart dan baru saja hamil di luar nikah dan sang pacar sama sekali tidak bertanggung jawab.

Bingung dengan kehamilan yang 16 minggu, tidak punya uang dan akan diusir dari tempat kontrakan, Wulan mencari informasi di media sosial dan bertemu dengan suatu grup khusus yang melindungi ibu hamil.  Ketika Wulan menceritakan dirinya hamil tanpa suami, maka hanya ada tiga pilihan logis bagi Wulan, yaitu membesarkan anaknya sendiri, menggugurkan kandungan, atau memberikan anaknya untuk diadopsi.   Karena merasa tidak punya pilihan, Wulan memilih opsi ketiga.

Di sini wulan mulai berkenalan dengan keluarga yang nantinya akan mengadopsi anaknya yaitu, Bu Eva (Lydia Kandow) dan Pak Agus (Rukman Rosadi).  Sepasang suami istri setengah baya ini sangat baik dan memiliki rumah besar di pedesaan yang nyaman.  Wulan akhirnya bersedia tinggal bersama mereka sampai melahirkan bayinya. Bahkan Wulan juga dijanjikan tetap boleh mengunjungi anaknya nanti.

Singkat cerita, Wulan mulai sering mengalami mimpi buruk selama tinggal di rumah Bu Eva dan Pak Agus ini.  Wulan mulai berusaha untuk kabur dari rumah namun usahanya untuk mengundang temannya tidak berhasil karena temannya tiba-tiba meninggal. 

Titik terang mulai ada bagi Wulan ketika Bergas (Dimas Anggara), putra Bu Eva dan Pak Agus tiba-tiba kembali ke rumah setelah berhenti dari kerja di Singapura.   Dan Siapa sangka, Bergas ini pula yang kemudian berusaha untuk membantu Wulan kabur dari rumah setelah Bergas mengetahui perbuatan orang tuanya yang melakukan ritual mengerikan dan akan mengorbankan Wulan.

Bagaimana akhir cerita, apa ritual mengerikan yang dilakukan Pak Agus dan Bu Eva dan apa hubungannya dengan Bergas dan Rebo Wekasan?  Apakah Wulan dan Bergas berhasil kabur dan bagaimana nasib mereka serta nasib anak dalam kandungan Wulan.

Yuk Saksikan film ini dan temukan jawabnya supaya kamu todak penasaran.

Ada 4 alasan mengapa Inang pantas mewakili Indonesia dalam BIFAN, sebuah festival Film yang cukup bergengsi:

1.Mengambil tema budaya Jawa yang selama ini kurang dikenal, yaitu Rebo Wekasan. Bahkan ada adegan yang mengemukakan mantra dan jampi khas dalam bahasa Jawa kuna.  Singkatnya film ini ikut memperkenalkan salah satu aspek kearifan lokal yang sudah mulai dilupakan, bahkan oleh etnis Jawa sendiri.

2. Bukan film horor biasa.  Sesuai genrenya film ini lebih banyak memberikan rasa penasaran dan ketegangan yang memacu adrenalin penonton. Film ini lebih pas masuk ke thriller berbalut horor karena berkisah tentang ritual yang cukup mengerikan. Singkatnya dalam film ini sama sekali tidak ada hantu atau pocong atau pun berbagai jenis makhluk dari dunia lain yang menyeramkan, tetapi atmosfer yang dibangun, terutama di bagian akhir film ini begitu mencekam. 

3.Mengedapnkan unsur kasih orang tua dan kegamangan perempuan.  Ini adalah tema utama film ini. Kasih orang tua, yaitu Bu Eva dan Pak Agus yang bersedia mengorbankan apa saja demi anak tercinta mereka yaitu Bergas. Mereka bahan rela melakukan dosa besar.   Pada saat yang sama , film ini juga mengedepankan tema kegamangan perempuan muda bernama Wulan yang begitu mudah percaya kepada pacarnya sehingga hamil dan juga percaya kepada rayuan Bu Eva dan Pak Agus.  Mirisnya mereka semua dikenal melalui media sosial.

4.Film ini memang Fantastis.. Untuk ukuran film bergenre horor, Film Inang memang fantastis. Selain karena kekuatan ceritanya, didukung oleh akting yang kuat dari Naysila Mirdad, Lydia Kandao yang memang ibu dan anak, juga peran Rukman Rosadi dan Dimas Anggara. Bahkan para peran pembantu juga sangat meyakinkan.  Namun yang sangat fantastis adalah lokasi syuting film ini yang konon Sebagian besar diambil di kawasan Gunung Salak yang indah namun penuh misteri.  

Nah kalau kamu makin penasaran, ayo segera tonton di bioskop kesayanganmu dan nikmati ketegangan yang kian memuncak hingga akhir selama hampir dua jam.

Salam Komik, Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun