Masih di sekitar lapangan di dekat katedral ini terdapat lagui sebuah monumen berbentuk kerucut terbalik yang bernama Chalice Sculpture atau Patung Piala. Â Patung berbentuk piala ini ternyata dibuat oleh pemahat kelahiran Christchurch, Neil Dawson untuk memperingati milenium baru dan diresmikan pada 2001. Â Polanya berbentuk daun -daun pepohonan lokal yang ada di Selandia Baru dan patung ini memiliki tinggi sekitar 18 meter.Â
Di sekitar Cathedral Square ini juga terdapat beberapa hotel kenamaan seperti Hotel Ibis yang terlihat cukup modern dan merupakan salah satu hotel yang selamat dari gempa dan pertama kali dioperasikan setelah gempa. Di dekatnya ada sebuah hotel dengan gaya bangunan tua yang cantik yaitu Camelot Catherdal Square hotel dengan fasad berupa batu bata merah.
Di sini juga ada beberapa gambar dan foto yang menceritakan tentang suasana Cathedral Square sebelum gempa. "To gather, together," atau berkumpul, bersama, demikian judul gambar yang memperlihatkan berbagai kegiatan, baik keagamaan maupun sosial yang selalu diadakan di lapangan yang menjadi jantung kota Christchurch sejak pertama didirikan pada 1850. Â Ada juga gambar yang menceritakan evolusi atau perubahan yang terjadi di sekitar lapangan ini sejak dahulu hingga kini.
Saya berjalan terus menyusri Cathedral Square dan Hereford Street hingga kemudian menyeberang Manchester Street dan Madras Street, Suasana di sini sudah tidak seramai di Cathedral Square. Dan kemudian tepat di depan Latimer Square terdapat sebuah gereja yang unik. Bentuknya mirip tenda besar dan arsitekturnya sangat sederhana dan minimalis.
Ini lah gereja yang memiliki nama resmi Christchurch Transitional Cathedral dan sekilas berbentuk mirip sebuah tenda berbentuk huruf A sehingga tidak memiliki dinding yang vertikal. Â Dari luar terlihat bangunan yang lumayan besar dan cantik dengan dihias banyak kaca pateri berwarna kombinasi merah kuning hijau dan biru di bagian muka dan pintu utama yang terbuat dari kaca.Â
Saya masuk ke dalam beranda gereja dan ada di sini ada sebuah meja kecil berisi berbagai brosur dan juga sebuah buku daftar tamu yang mengunjungi gereja ini. Â Seorang petugas menyambut dan bersedia menemani kami dalam kunjungan sambil menjelaskan sekilas mengenai sejarah pembangunan gereja yang terbuat dari kardus ini.
Gereja ini dibuat pada awalnya sebagai gereja sementara karena Christchurch Cathedral mengalami kerusakan parah akibat gempa. Karena itu, Shigeru Ban, Â seorang arsitek berkebangsaan Jepang bersedia membuat rancangannya dan membuatnya berbentuk tenda dengan bahan utama dari kardus agar cepat selesai dan tidak memakan biaya yang banyak. Pada mulanya diperkirakan gereja ini dapat dibuka satu tahun setelah gempa. Namun ternyata gereja baru selesai abad 2013 dan terjadi perubahan rencana karena gereja ini akan terus dipakai sebagai gereja baptis yang dulu pernah berdiri di tempat ini sebelum gempa.
Di beranda ini juga ada sebuah poster yang menggambarkan anak-anak dan pemuda Choir atau kur gereja dari Christchurch Cathedral yang sedang bernyanyi di Transitional Cathedral. Â Sementara di sisi lain terdapat sebuah toko suvenir kecil dan poster tentang Grammar School yang ada di gereja.