Selain itu juga ada sedikit informasi mengenai Thomas Bracken, "Thomas Bracken, N.Z.'s most popular 19th century poet & author of "God Defend New Zealand", praised Dunedin extravagantly in his verse.". Â Disebutkan bahwa Thomas adalah penyair dan penulis paling terkenal pada abad ke XIX di New Zealand dan juga pengarang lirik lagu kebangsaan New Zeland, God Defend New Zealand. Â Dalam syair-syairnya Thomas banyak memuji keindahan kota Dunedin.
Saya terus berjalan dan melihat masih banyak nama lain yang tidak saya ingat dan juga tidak saya kenal sebelumnya. Tetapi nama-nama itu mungkin sangat berharga dan dihormati untuk warga Dunnedin dan mungkin juga Selandia Baru.
Saya kembali duduk di amfiteater sambil kemudian memandang kembali patung Robert Burns. Dan tidak lama kemudian teman saya mengajak kami untuk melanjutkan perjalanan lagi, karena masih jauh jarak yang harus ditempuh.Â
Ketika kendaraan meninggalkan Oktagon, secara tidak sadar saya melantunkan lirik lagu Auld Lang Syne sambil berharap seandainya di kaki lima di jalan Sudirman Thamrin juga ada plakat yang bertuliskan nama-nama para penyair, sastrawan, serta mungkin kutipan karya mereka yang terkenal. Siapa tahu kita bisa membaca puisi karya Chairil Anwar, ataupun Rendra serta gurindam duabelas Raja Ali Haji di sana?.
Should auld acquaintance be forgot,
And never brought to mind?
Should auld acquaintance be forgot,
And auld lang syne!
For auld lang syne, my dear,
 For auld lang syne.
 We'll tak a cup o' kindness yet,
 For auld lang syne.
Dunedin, South Island
Foto: Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H