Hujan sebenarnya merupakan rahmat Tuhan bagi bumi milik kita bersama. Bayangkan jika di musim kering tanpa hujan berbulan-bulan, air kering, pepohonan meranggas dan banyak lahan pertanian menjadi rusak karena kurang pengairan. Bahkan tanah pun menjadi kering kerontang dan retak-retak.
Namun dalam beberapa hari ini, di Sebagian besar pulau Jawa, khususnya kawasan Jakarta dan sekitarnya, baik Bekasi Depok, Bogor, dan Tangerang hujan mulai turun dengan agak lebat dibandingkan biasanya.
Curah hujan yang tinggi di suatu kawasan mulai memakan korban. Â Di Jakarta, sudah banyak daerah yang terkena banjir. Yang sering beredar di media sosial, kawasan TB Simatupang, Pondok Karya, Fatmawati, sebagian Kemang sudah mencicipi tingginya air saat hujan beberapa hari ini.Â
Bahkan ada berita duka juga tentang dinding sebuah sekolah yang roboh akibat banjir di kawasan Pondok Labu, Cilandak , Jakarta Selatan.Â
Dinding yang membatasi kawasan pemukiman dan sekolah itu tidak kuasa menahan gejolak air hujan sehingga akhir roboh dan menimpa siswa. Â Diberitakan 3 orang pelajar meninggal dan beberapa lainnya luka-luka.
Bukan hanya kawasan Pondok Labu, banjir juga menerjang daerah yang biasa menjadi langganan seperti Jalan Tol Serpong yang mengakibatkan jalan tidak biasa dilalui kendaraan. Â Banjur juga melanda sebagian Jakarta Timur seperti kawasan Utan Kayu.Â
Lalu bagaimana dengan kawasan sekitar kota Bekasi. Â Di kawasan Kota Bekasi, cukup banyak daerah yang sering menjadi langganan banjir dan kini karena hujan juga tergenang dengan ketinggian bervariasi. Â Kawasan Jati bening dan perumahan Dosen IKIP biasanya yang lebih dahulu tergenang dan kedalamannya lumayan tinggi. Â Selain itu masih ada beberapa kawasan lain yang selalu waswas dan sibuk jika hujan lebat mulai turun.
Jumat Siang, 7 Oktober seusai salat Jumat, hujan kembali melanda kota Bekasi. Â Dalam waktu sekitar satu jam kemudian sebagian kawasan sudah tergenang termasuk daerah Pekayon dan Kawasan Galaxy.Â
Walau tidak terlalu dalam tetapi sudah menganggu lalu lintas dan Sebagian jalur terpaksa ditutup. Â Selain itu beberapa perumahan yang langganan banjir juga mulai bersiap-siap mengantisipasi kalau hujan lebat berlangsung lebih lama.
Di media sosial dan whats  up grup, berita banjir terus menjadi primadona dan update keadaan serta ketinggian air di kawasan perumahan dan sekitar terus dipantau bersama. Warga juga saling mengingatkan jika sudah tiba waktunya mengevakuasi kendaraan ke tempat yang lebih tinggi dan aman dari serbuan air.
Akibatnya rasa waswas dan khawatir ini terus dirasakan sebagian warga. Apa lagi yang siang hingga sore ini masih bekerja di Jakarta dan kemungkinan terjebak kemacetan saat pulang nanti. Â Untungnya sore tadi hujan berhenti sekitar pukul 3 sore. Â Semoga sepanjang sore hingga malam nanti cuaca lebih bersahabat dan jangan turun hujan dahulu sehingga memberi kesempatan buat air yang sempat tergenang untuk surut dahulu.
Demikian sedikit kisah sebagian besar warga Jabodetabek dan sekitarnya dalam menghadapi hujan yang lumayan lebat dalam beberapa hari terakhir ini. Semoga hujan yang datang membawa rahmat dapat mengelola arus dan besarnya sehingga tidak terlalu banyak dan masih bisa ditampung oleh bumi yang semakin tua ini.
Rasanya sekitar dua dekade lalu, banjir memang terjadi tetapi jangkauannya tidak seluar beberapa tahun terakhir ini. Artinya kawasan yang dulu mungkin bebas banjir, bisa saja berubah status menjadi daerah rawan banjir. Â Salah satu peristiwa yang masih lekat dalam ingatan adalah banjir besar pada 1 Januari 2020 baik di Jakarta dan juga kawasan sekitarnya yang menyebabkan cukup banyak kawasan terendam dengan ketinggian air bervariasi.
Untuk sementara, memang belum ada banyak yang kita lakukan untuk mencegah banjir yang setiap saat bisa datang menjelang. Â Masyarakat dan warga mungkin hanya bisa berdoa saja agar hujan jangan turun dulu.
Semoga tidak ada lagi bencana banjir yang selalu menghantui dan membuat hati menjadi tidak tenang. Â Semoga hujan benar-benar hanya membawa keberuntungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H