Setelah puas menikmati keindahan Jembatan gantung, sungai dan serunya bermain bungy jumping di Karawau, kamu melanjutkan perjalanan menuju Dunedin.
Sekitar 30 menit kemudian, kami kembali berhenti untuk sejenak beristirahat dan melihat-lihat tempat yang menarik di kawasan Central Otago ini. Â Kali ini kami berhenti di daerah bernama Cromwell.
Dari kejauhan sudah tampak tugu atau monumen berbentuk buah yang tampak segar menggoda. Â Ada buah apel dengan kulitnya yang segar memerah dna juga buah pir dengan kulitnya yang berwarna kuning kecokelatan. Dua buah yang lain tampak lebih kecil dan saya belum tahu buah apa.
Patung atau tugu buah-buahan ini terletak di lapangan dengan rumput yang hijau royo-royo dengan latar belakang pegunungan dan lembah serta perkampungan  dan langit biru tanpa awan.  Sungguh sebuah pemandangan yang menyejukkan jiwa. Tampak juga banyak kendaraan yang diparkir di lapangan parkir di dekat tugu buah itu.
Kami akhirnya memarkir kendaraan, ternyata lumayan luas areanya dan di sekitarnya ada beberapa gerai tempat makan minum dan beristirahat serta juga berbagai tempat bermain untuk anak-anak. Bahkan tidak jauh dari sini juga ada sebuah lapangan golf mini.Â
Cromwell Central Otago, demikian tertulis besar-besar dengan warna putih pada sebuah tembok yang berwarna coklat tua yang ada tidak jauh dari tugu buah. Â Baru sekarang saya dapat mengamati empat buah ukuran raksasa itu. Bahkan buah pir nya masih dilengkapi dengan dua helai daun berwarna hijau.Â
Dua bebuahan lain yang ukurannya lebih kecil ternyata aprikot dan persik alias peach. Â Buah aprikot tampak cantik dengan kulit warna oranye yang segar menantang sementara buah persiknya bewarna merah dengan rona kuning mirip dengan apel.
Selandia Baru memang terkenal dengan bebuahannya dan Central Otago ini memang merupakan salah satu kawasan penghasil buah di South Island. Â Selama ini saya sering menemukan apel New Zealand di berbagai supermarket di tanah air.
Di sini juga ada sebuah papan informasi berjudul Cromwell Basin yang menceritakan lokasi Cromwell yang berada di tengah-tangga antara pantai timur dan barat south Island. Selain itu juga lokasi geografis nya yang berada di 45 derajat Lintang Selatan.
Teman saya juga kemudian bercerita bahwa apel pertama kali dibawa ke Selandia baru oleh orang Eropa pada 1819 dan ternyata iklim dan tanah di Selandia baru sangat cocok untuk menanam apel dan buah sejenis  yang secara kolektif disebut pipfruits.  Dinamaka pipfruit karena bijinya yang keras yang disebut pip.
Selain di Central Otago, apel dan pear alias pipfruits juga banyak tumbuh di Nelson yang masih berada di South Island dan Hawke Bay di North Island. Â Salah satu jenis apel yang paling terkenal adalah Royal Gala.
Di Cromwell sendiri terdapat beberapa perkebunan buah tempat pengunjung dapat memetik sendiri dan juga menikmati apel, pir dan berbagai  jenis buah lainnya langsung dari pohon.  Jenis perkebunan ini disebut dengan nama PYO alis pick your own.  Setelah dipetik buah tersebut ditimbang dan kemudian dibeli oleh pengunjung.Â
"Selain keempat jenis buah tadi, sebenarnya masih ada lagi buah anggur dan cherry di Cromwell ini,"tambah teman saya mengakhiri ceritanya. Â
Kami melanjutkan perjalanan untuk melihat tempat menarik lain di kawasan Cromwell ini. Â Ternyata tidak jauh dari sini kami tiba di sebuah tempat dimana kami dapat memandang pesona keindahan Clutha River dengan airnya yang biru tenang. Sungai ini disebut juga dengan nama Mata Au dalam Bahasa Maori.
Di sini ada sebuah papan petunjuk arah yang menunjukkan nama-nama kota di South Island seperti Dunedin, Oamaru, Christchurch , Queenstown, Miford dan Te Anau.  sungai yang berliku dan lebar ini mirip dengan sebuah danau yang  bentuknya memanjang.
Setelah puas menyaksikan keindahan Sungai Mata Au, perjalanan dilanjutkan kembali. Kali ini menuju ke sebuah bendungan yang dibuat di Clutha River. Bendungan ini bernama Clyde Dam karena dibuat di kawasan bernaam Clyde . Bendungan ini tampak megah dan lumayan cantik dengan ketinggian beberapa puluh meter. Â Konon karena sebagian sungai Mata Au dibendung maka kawasan itu berubah namanya menjadi Lake Dunstan.
Di Selandia Baru memang banyak terdapat bendungan karena memanfaatkan alamnya yang kaya dengan sungai dan danau. Di kompleks bendungan ini terdapat perkantoran dan juga kendaraan yang parkir serta deretan tiang-tiang tegangan tinggi yang berjejer hingga menghilang di atas bukit.
Pada sebuah papan informasi tertulis bahak Clyde Dam ini dibangun mulai 1979-1993 dan sejak 1992 sebagian sudah bisa mulai digunakan. Dijelaskan juga bahwa PLTA atau hidro generator merupakan tulang punggung tenaga listrik di Selandia baru dan pada puncak pembangunan bendungan ini lebih dari 1200 tenaga kerja dikerahkan.
Bendungan ini memiliki lebar490 meter dengan ketinggian dari dasar hingga puncak mencapai lebih 100 meter.Â
Siapa sangka perjalanan saing ini di South Island dari Kawarau ke Dunedin, bisa menguak sebagian fakta mengenai pertanian yang menghasilkan apel dan pir serta juga sebagian pembangkit lisrrik teaga air di Selandia Baru.Â
Perjalanan pun terus dilanjut. Menuju Dunedin, kota terbesar di Otago.
South Island
Foto: Dokpri
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H