Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Naik Kereta Cowboy Melewati Terowongan Terpanjang di Indonesia dalam Kegelapan

29 September 2022   09:41 Diperbarui: 30 September 2022   03:31 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Screen Shot dari Pinterest

Sebagai sosok yang hobi berpetualang ke berbagai pelosok negeri di dunia ini, banyak sudah moda transportasi yang telah digunakan. Untuk jarak jauh antar benua, tentu saja transportasi udara menjadi primadona karena kecepatan dan efisiensinya. 

Walaupun begitu, tidak ada moda transportasi yang penuh dengan kenangan dan nostalgia yang sangat unik seperti kereta api.   Jaringan rel kereta api di Indonesia sendiri masih sangat terbatas dibandingkan dengan tanah air kita yang sangat luas terbentang dari Barat ke Timur.

Hingga 77 tahun sejak merdeka, jaringan kereta api di Indonesia masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan sebagian Sumatra saja. Bahkan sebagian besar jalur tersebut juga merupakan warisan dari jaman Belanda.

Yang bikin miris lagi adalah sangat banyak jaringan kereta api yang dulunya ada namun kemudian hilang karena sejak tahun 1980-an dianggap tidak ekonomis dibandingkan transportasi jalan raya.  

Saya bahkan masih ingat di kota kecil kelahiran saya sendiri dulunya ada sebuah stasiun kereta api, namun sekarang stasiun itu tinggal kenangan dan rel di sekitarnya kemungkinan besar sudah hilang terkubur jalan raya.

Salah satu jalur kereta api yang pernah saya jajal dan hingga kini sangat berkesan karena sangat unik dan mungkin tidak pernah bisa diulang kembali adalah naik kereta api menuju ke Pangandaran. 

Atau lebih spesifik adalah jalur Banjar -- Pangandaran.   Ketika itu, tahun 1978 dan sekolah kami mengadakan studi wisata ke Pangandaran dengan naik kereta api.  

Foto Screen Shot dari Pinterest
Foto Screen Shot dari Pinterest

Studi wisata ini tentu saja sekalian dengan tugas menulis makalah  tentang struktur bebatuan  geografi yang ada di pantai Pangandaran.  Saya masih ingat bahwa kelompok saya menulis tentang Pantai Batu Hiu yang unik sebagai tugas mata pelajaran Geografi.  

Untuk sampai ke Pangandaran dari Yogyakarta, sekolah menyewa 2 gerbong kereta khusus untuk murid sekolah yang terdiri dari empat kelas.  Jumlah murid mungkin sekitar 140 atau 150 orang didampingi dengan beberapa orang guru.  

Rute perjalanan Yogya Pangandaran dengan kereta api tidak ada yang langsung melainkan harus berganti kereta di Stasiun Banjar. 

Stasiun Tugu, Gudeg.net
Stasiun Tugu, Gudeg.net

Rombongan sekolah sudah siap di Stasiun Tugu Yogyakarta sekitar satu jam sebelum keberangkatan dan kemudian bersama-sama dalam dua gerbong berangkat menuju Banjar.

Sepanjang perjalanan yang memakan waktu lebih dari 4 jam, kami bergembira, bernyanyi, bersantai, bersenda-gurau, sebagaimana anak-anak sekolah yang sedang jalan-jalan dan mendapatkan pengalaman baru yang berbeda dengan pelajaran di kelas.  

Kami juga mencatat nama-nama stasiun yang dilewati baik stasiun besar dan kecil.  Beberapa stasiun yang sempat saya catat adalah Wates, Kutoarjo, Kutowinangun, Kebumen , Gombong, Kroya, Maos, dan Sidareja sebelum akhirnya tiba di Stasiun Banjar.  

Gerbong kereta api kelas ekonomi pada tahun 1978 tentunya tidak bisa dibandingkan dengan nyamannya gerbong kereta kelas ekonomi sekarang yang memiliki AC. 

Pada waktu itu Kereta Api juga dikelola oleh perusahaan yang nama nya PJKA atau perusahaan Jawatan kereta Api dan gerbong kelas ekonomi pada umumnya dicat warna kuning dan hijau.

Stasiun Banjar:  detik.com
Stasiun Banjar:  detik.com

Hari sudah siang ketika kami tiba di Stasiun Banjar dan kemudian menunggu kereta tujuan Pangandaran. Setelah menunggu sekitar satu atau dua jam akhirnya kereta tujuan Pangandaran pun tiba dan siap mengangkut rombongan sekolah.

Yang unik adalah gerbong kereta yang benar-benar klasik karena terbuat dari kayu.  Gerbong kayu dengan tempat duduk yang juga terbuat dari kayu.  

Kami menamakan kereta kayu ini Kereta Cowboy Perjalanan ke Pangandaran memang sangat mengasyikkan, selain bentuk gerbong yang unik karena terbuat dari kayu, rute menuju Pangandaran juga sangat mengasyikkan karena melewati berbagai jembatan dan terowongan yang unik. 

Rute Banjar Pangandaran merupakan bagian dari rute Banjar Cijulang yang pertama kali dibangun pada awal abad ke XX.   Perjalanan ke Pangandaran sejauh sekitar 60 kilometer ditempuh hampir dua jam atau sekitar satu setengah jam lebih.   

Ada banyak stasiun kecil yang dilewati yang kini semuanya merupakan stasiun yang sudah tidak aktif lagi. Misalnya stasiun Batulawang, CIkotok, Banjarsari, Kedungwuluh, Padaherang, Ciganjeng, Kalipucang, dan Ciputrapingan sebelum akhirnya sampai di Pangandaran.  

Hari sudah menjelang sore dan kami kemudian menuju ke pantai untuk berkemah selama dua malam sebelum kembali ke Banjar dan Yogyakarta.

Sepanjang jalan kami bernyanyi dengan lagi-lagu top tahun 1970-an.  Menikmati panorama di perjalanan dimana kadang kereta melambat ketika melewati jalan yang beriku dan menanjak. Selain itu ada beberapa jembatan yang sangat cantik. 

Salah satunya adalah jembatan CIkacepit yang panjangnya sekitar 310 meter dan memiliki ketinggian lebih dari 100 meter. Bahkan hingga saat ini, jembatan ini merupakan salah satu jembatan kereta api terpanjang di Indonesia.  Jembatan ini terletak di desa Cipamotan dan terletak di antar astasiun Kalipucang dan Stasiun Sumber. 

Terowongan Wilhelmina: pikiranrakyat.com
Terowongan Wilhelmina: pikiranrakyat.com

Selain jembatan, perjalanan juga melewati beberapa terowongan baik panjang maupun pendek. Saya mencatat ada 4 buah terowongan antara Banjar dan Pangandaran yaitu Terowongan Batulawang (281 meter), Hendrik (105 meter), Juliana (147 meter) dan Wilhelmina (1116 meter).   

Terowongan Hendrik berada sebelum Jembatan Cikacepit sementara Terowongan Juliana berada setalah melewati jembatan. Terowongan Juliana yang dinamakan berdasarkan nama puteri Juliana yang kemudian menjadi ratu ini disebut juga sebagai Terowongan Bengkok karena jalurnya yang melengkung alias tidak lurus.

 Setiap kali melewati terowongan gerbong kereta menjadi gelap gulita karena memang di dalam gerbong kayu ini tidak ada lampu.  Seluruh penumpang berteriak ketika melewati kegelapan sambil bernyanyi-nyanyi.  

Sewaktu melewati terowongan Batulawang, Juliana dan Hendrik, kegelapan hanya berlangsung sesaat alias beberapa detik saja karena terowongan tidak terlalu panjang.

Tetapi kehebohan terjadi ketika melewati terowongan Wilhelmina yang panjangnya lebih dari 1 kilometer.   Rasanya lama sekali kami semua berada dalam kegelapan walau mungkin hanya sekitar 2 atau 3 menit saja.  

Terowongan Wilhelmina ini terletak di dekat Stasiun Sumber dan konon disebut juga Terowongan Sumber oleh masyarakat sekitar.   

Terowonga Bengkok: detik.com
Terowonga Bengkok: detik.com

Namun jalur Banjar Pangandaran Cijulang ini sekarang hanya tinggal kenangan. Sejak 1981, karena dianggap tidak ekonomis, jalur ini ditutup seperti juga banyak jalur kereta di pulau jawa yang ditutup.  

Sejak itu pula banyak fasilitas baik rel, jembatan, dan stasiun yang mulai rusak baik dimakan usia maupun dijarah tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. 

Walau akhir-akhir ini, pemerintah mulai menggalakkan kembali rencana revitalisasi jalur-jalur yang sudah mati dan akan dihidupkan kembali, namun nasib jalur kereta api ke Pangandaran dan Cijulang ini hingga kini masih belum jelas.

Rupanya saya masih harus menunggu lama lagi untuk bisa menghidupkan dan mengalami kembali kenangan dan nostalgia masa remaja untuk menikmati serunya naik kereta api ke Pangandaran.  Melewati jembatan yang cantik serta terowongan-terowongan unik. 

Semoga kita bisa kembali naik kereta ke Pangandaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun