Bukit dan pegunungan yang kita lihat di sini lebih mirip dengan bukit dan pegunungan yang ada di daerah tropis karena ditutup oleh hutan tadah hujan yang hijau. Â Perpaduan dengan air laut yang biru kehijauan dan tenang memberikan suatu vista yang membawa ketenangan sekaligus rasa penasaran.
Tidak lama setelah berlayar, kami mendapat makan siang berupa  lunch box alias bento makanan Jepang yang nikmat. Makan siang yang terdiri dari nasi putih, ikan salmon, daging ayam, sepotong  sushi, sedikit sayur dan beberapa potong buah, terasa sangat nikmat bersamaan dengan panorama fyord yang menawan.  Sambil berlayar,  public announcement di kapal pesiar menginformasikan mengenai tempat menarik yang dilewati.
Selesai makan saya naik ke dek paling  atas agar dapat lebih dekat dengan alam baik berupa air terjun besar dan kecil yang banyak bermunculan di antara dinding pegunungan maupun kadang-kadang tampak kawanan hewan yang khas ada di daerah kutub selatan dan Antartika seperti berang -berang, penguin atau bahkan sesekali muncul juga ikan lumba-lumba. Â
Bahkan banyak juga berbagai jenis burung dan hewan yang saya tidak ketahui namanya. Â Â
Ada beberapa lokasi ikonik yang dilewati seperti Metre Peak yang merupakan salah satu puncak gunung yang ada di sepanjang sisi fyord yang kita lewati.Â
Berdasarkan informasi dari pemandu wisata, disebutkan bahwa ketinggian Mitre Peak sekitar 1692 meter dari permukaan laut dan sesungguhnya merupakan kumpulan 5 puncak pegunungan yang saling berdekatan. Â Yang unik adalah asal kata mitre yang sesungguhnya berari topi khas yang sering dipakai oleh para uskup.
Sesekali kapal pesiar juga berlayar mendekati salah satu air terjun sehingga percikan air membasahi sebagian tubuh pengunjung yang berada di atas dek. Â Namun kami semua merasa senang dan terlihat menikmati perjalanan ini. Â Ada banyak air terjun baik besar, kecil, dan juga ada yang lumayan tinggi. Â