"Sebuah papan informasi khas Selandia Baru berlatar hijau dengan tulisan kuning menyebutkan nama tempat in yaitu Mirro Lakes. Di atasnya ada tulisan Department of Conservation dan terjemahan bahasa Maori Te Papa Atawbai serta tulisan Fiordland National Park di pojok kanan atas. Â Petunjuk waktu berjalan menuju kembali ke tempat parkir tertulis 5 menit. Â Saya sempatkan berfoto di tempat ini sebagai bukti pernah mampir ke Mirror Lakes dengan latar belakang pepohonan.
Kami terus berjalan menyusuri jalan yang terbuat dari kayu dan tiba di sebuah tepat dengan spanduk bertuliskan Mirror Lakes , Crystal-clear reflection on a still day dengan gambar pemandangan yang indah. Â
Di sini saya baru sadar bahwa Mirror Lakes bukan hanya terdiri dari sebuah danau, melainkan dari banyak danau yang memang airnya tenang, dan jernih sehingga saking jernihnya memantulkan pemandangan Earl Mountains yang ada menjadi latar belakangnya.
Bahkan menurut informasi yang diberikan oleh pemandu wisata, di danau ini, tidak ada perahu motor yang diijinkan berlayar, hanya perahu kano dan dayung dengan tenaga manusia yang diperbolehkan berlayar sehingga keindahan danau ini tetap lestari dan terjaga. Â
Berjalan di tepian Mirror Lake , serasa berjalan di suatu tempat nan indah yang membuat kami merasa betah untuk berlama-lama. Untungnya kami ingat bahwa hanya diberi waktu sekitar 15 menit untuk kembali ke bus sehingga kami tidak berlama-lama menikmati panorama yang ada.Â
Bus kembali melanjutkan sisa perjalanan menuju ke Milfred Sound. Â Menurut pemandu nanti kami akan melewati sebuah terowongan bernama Homer Tunnel yang dibangun pada tahun 1953 an dan karena terowongan ini merupakan satu-satu akses jalan menuju Milfred Sound dan hanya terdiri dari satu lajur, maka kendaraan harus bergantian melewati terowongan sepanjang sekitar 1,2 kilometer ini.
Namun sebelum sampai di Homer Tunnel kendaraan sempat berhenti dan kami berfoto di berbagai tempat dengan pemandangan berupa puncak gunung dan lembah yang hampir semuanya tertutup salju, walau puncak musim dingin sebenarnya sudah berlalu dan Selandia Baru sendiri sudah memasuki awal musim semi di akhir September. Â Tetapi salju dan pemandangan memutih tampak ada di sekeliling. Demikian juga dengan pemandangan di jalan sebelum menuju ke Homer Tunnel.
Perjalanan di Homer Tunnel sangat menegangkan walaupun terasa indah, maklum kami harus antre satu per satu menanti lampu menjadi hijau dan kemudian berjalan perlahan-lahan di terowongan yang sempit itu. Dan jalan nya juga sebagian terasa licin dikarenakan bekas salju yang mencair. Â Â