Pak Jali ini bercerita bahwa dia memiliki 5 orang anak dan 3 di antaranya ternyata ikut menemani kami selama perjalanan di Kampung Baduy ini. Â Pantas kalau dua anak yang berusia paling muda yaitu, Aldi dan Almin terlihat mirip karena memang mereka kakak beradik.Â
Kami kembali ke temat kami makan siang tadi dimana Mbak Ira sudah menunggu. Sambil menanti anggota Baduy Trip yang lain, kami disuguhi kopi duren yang juga terasa nikmat dan khas. Â
Tidak lama kemudianhujan rintik-rintik sempat turun. Untungnya rombongan Baduy Trip sudah kembali dari berkunjung ke Kampung Gajeboh dan kemudian bergabung menikmati kopi duren sambil Sebagian berbelanja souvenir.
Sesuai janji, kami mampir lagi ke rumah tempat nenek cantik untuk membeli berbagai souvenir. Ada yang membeli tas yang dibuat dari kulit kayi tereup, gelang suku baduy, sarung, dan juga gula aren.Â
Namun acara yag asyik adalah foto bersama perempuan penenun bernama Rumsah dan nenek cantik bernama Aswati yang memakai busana khas Baduy ebrwarna buru dengan topi khas perempuan Baduy yang berebntuk bundar.Â
Ada yang foto sendiri-sendiri, dan ada juga yang foto beramai-ramai.Â
Persinggahan terakhir adalah kembali ke rumah Pak Jaro alias Kang Syarif dan anaknya ro untuk menikmari duren yang telah diesan sembelumnya. Â Sebuah duraian dijual dengan ahrga 50 ribu rupiah.Â
Walau tidak terlalu besar namun durian baduy memiliki rasa manis yang khas dan sangat enak.Â