Sekitar pukul 12 siang kami tiba di Ciboleger. Lumayan dapat meluruskan kaki yang sekitar 90 menit duduk di dalam Angkot yang berguncang keras di jalan yang kurang baik tadi. Â
Angkot berhenti beberapa ratus meter dari pintu masuk kampung karena di sepanjang jalan sudah ramai kendaraan pengunjung yang parkir.  Setiap akhir pekan dan hari libur suasana di  kampung baduy ini memang selalu ramai.
"Selamat Datang di Ciboleger Wisata Desa Bojong Menteng Landscape Baduy," demikian sebuah spanduk menyambut kami di pintu gerbang menuju kampung Baduy. Â
Di sini juga ada patung sebuah keluarga Baduy yang terdiri dari Ayah, Ibu dan sepasang anak lelaki dan perempuan.Â
Mirip dengan kampanye  Keluarga Berencana di zaman Orde Baru dulu, Kata saya dalam hati.  Di bawah patung ini juga ada tulisan yang sama, memberikan salam Selamat Datang kepada semua pengunjung.
Kami kemudian diperkenalkan dengan beberapa pemuda suku Baduy yang akan menemani kami selama anjangsana siang hingga sore nanti. Baru kemudian saya mengetahui nama-nama mereka yaitu Asmin, Aldi dan Sarnata.Â
"Bagi yang ingin salat dulu bisa diantar Sarnata ke masjid," kata Mbak Ira lagi sementara dia akan langsung menjuju ke rumah suku Baduy yang pertama akan kami kunjungi, yaitu rumah kepala kampung yang disebut Pak Jaro. Â