4. Lintasan sebidang
Idealnya untuk KRL yang beroperasi di Jabodetabek, lintasan sebidang dengan jalan raya seharusnya sudah tidak ada. Selain potensi kecelakaan yang besar, lintasan sebidang juga bagai buah simalakama. Â Memperbanyak frekuensi kereta akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas, sementara penumpang akan bertumpuk dan tingkat pelayanan menjadi buruk jika dilakukan sebaliknya.
Salah satu solusi adalah dengan membuat lintasan kereta yang melayang di sebagian besar jalur kereta di wilayah perkotaan. Â
5, segregasi kereta jarak jauh dan KRL.
Ini juga menjadi salah satu kendala yang tidak mudah dilakukan. Â Sebenarnya jalur atau lintasan ada baiknya benar benar terpisah sehingga demikian juga dengan peron di stasiun tertentu . Dengan lintasan yang terpisah dan peron terpisah maka frekuensi untuk KRL bisa lebih ditingkatkan lagi. Â Demikian juga dengan kereta bandara yang masih menumpang sebagian jalur KRL. Â
C. Gerbong
Secara umum fasilitas gerbong cukup baik, namun ada yang bisa ditingkatkan bahkan dengan biaya yang sangat minimal.
6. Tujuan Akhir dan Rute
Ada baiknya di lokomotif dan gerbong ada panel elektronik yang menunjukan stasiun tujuan akhir dan juga stasiun-stasiun yang dilewati.
Hal ini untuk mencegah penumpang salah naik. Misalnya saja kereta tujuan Kampung Bandan dari Bekasi, ada yang via Manggarai dan Tanah Abang, tetapi ada juga yang lewat Senin dan Pondok Jati. Sekarang hanya ada tujuan akhir saja. Â Sehingga kita masih harus bertanya-tanya dan mungkin salah.