Hari sudah menjelang malam ketika kendaraan kami memasuki kawasan Lake Wanaka setelah menempuh perjalanan lebih dari 500 atau 600 kilometer lebih sejak pagi dari Christchurch, kemudian Fairlie, Mt.Cook, Lindiss Pass dan Lake Wanaka. Â
Sinar Mentari masih menyisakan cahayanya dengan redup di atas danau sehingga sebelum beristirahat di penginapan, kami sempatkan sejenak bercengkerama di tepian danau. Air danau yang biru kehitaman dan tenang tampak penuh misteri. Sementara di latar cakrawala Tampak pegunungan dengan puncaknya yang diselimuti salju. Â Â
Semburat  sinar lembayung Mentari masih terlihat di balikatap pegunungan yang diselimuti salju yang menjadi latar pemandangan di balik cakrawala.  Gumpalan awan-awan putih berona hitam seakan-akan menggantung di langit senja. Â
Di bagian lain di tepi pantai danau, ada pohon besar dengan daunnya yang lebat terjulur dan menjuntai hingga hampir menyentuh permukaan danau. Â Di sini warna pasirnya pun memiliki rona kecokelatan mirip dengan Tussok Grass land di Lindiss Pass yang kamu lalui di siang hari. Â Â
Suasana di sekitar pantai kian sepi sehingga kami memutuskan untuk segera menuju ke penginapan yang hanya satu atau dua blok dari pantai. Kota Wanaka memang terletak di sisi selatan Lake Wanaka, Â di bagian teluk yang bernama Roys Bay. Â
Setelah sejenak beristirahat dan membersihkan badan, kami segera kembali keluar ke kawasan pertokoan d tepi pantai. Kebanyakan sudah tutup kecuali beberapa restoran yang masih buka. Â Akhirnya kamu menemukan makanan yang lumayan cocok di lidah yaitu restoran India dengan makanan kari yang cukup menggoda selera.
Esok pagi barulah kami punya waktu cukup luang untuk kembali menjelajah di kota Wanaka, pantai dan tempat-tempat menarik di sekitarnya. Â Keindahan danau Wanaka tampak jelas pagi itu. Â Langit yang cerah dan air yang biru muda tenang serta salju di atas gunung menjadi ikon danau ini. Kalau soal kebiruan warna air, memang tidak ada yang bisa mengalahkan Danau Tekapo, dan Pukaki yang kami lewati kemarin.Â
Di danau ini mulai ada orang yang bermain di tepi pantai dan juga yang berperahu menggunakan kayak. Sementara di tepian pantai beterbangan puluhan ekor burung berbulu putih. Mirip merpati namun saya tidak tahu Namanya. Â Di permukaan danau, kawanan bebek berbagai jenis dan warna juga asyik berenang dan bermain ke sana ke mari dengan riangnya. Â
Kami bermain di dekat sebuah dermaga dan di kejauhan tampak sebuah beberapa buah kapal pesiar baik katamaran maupun yang ukurannya lebih besar sedang berlabuh. Â Di tepi pantai juga ada papan informasi berisi informasi berbagai jenis kegiatan yang bisa dilakukan di sini, baik Jet Boating, Lake Cruises, fishing trips dan bahkan water taxi.Â
Kami berjalan di tepian pantai dan di sudut yang lain ada sebuah taman tempat bermain anak-anak. Ada sebuah replika dinosaurus dalam ukuran besar, Â ayunan, jungkat jungkit dan berbagai fasilitas lainnya. Ada se kelompok anak yang sedang bermain ditemani orang tua mereka. Â Pagi yang cerah di tepi Lake Wanaka.
Di pojok lain juga ada sebuah kantor biro perjalanan wisata yang menawarkan jasa seperti yang diiklankan di papan informasi tadi. Juga ada kegiatan naik sepeda menyusuri berbagai tempat di sekitar Lake Wanaka. Â Dengan luas sekitar 192 Km2 Lake Wanaka sendiri merupakan danau no. empat terbesar di Selandia Baru setelah Danau Taupo, Te Anau dan Wakatipu. Â Di siang hari nanti kami juga akan berkendaraan menyusuri Sebagian tepian Lake Wanaka ini.
Puas bermain di tepi pantai, kami istirahat sejenak di sebuah kafe sambil menikmati minuman hangat dan kemudian jalan-jalan di sekeliling pantai dilanjut dengan melihat kawasan yang dipenuhi pepohonan tinggi mirip cemara. Asyiknya d tempat ini juga disediakan fasilitas untuk barbekyu  gratis. Yang diperlukan hanya membawa ikan dan bumbunya saja.
Namun yang juga tidak kalah menarik ada lah sebuah rambu larangan yang dengan gambar botol minuman yang disilang. lcohol Ban Area 10 pm-8 am. Demikian tulisan pada rambu tersebut yang menjelaskan bahwa di daerah umum di tepian danau Wanaka ini, baik warga maupun pengunjung dilarang mengonsumsi minuman beralkohol. Dengan tulisan yang lebih kecil lagi juga ada larangan yang sama selama 24 jam dari 27 Desember hingga 6 Januari alias pada masa liburan pergantian tahun.
Mungkin rambu ini memang harus dipasang karena kebiasaan penduduk dan pengunjung yang minum-minum di daerah publik. Setidaknya kami tidak atau belum pernah berjumpa dengan orang yang mabuk selama berkunjung ke South Island.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H