Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyelusuri Jejak Ratu ELizabeth II dari London hingga Yogya

11 September 2022   11:09 Diperbarui: 11 September 2022   12:41 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Victoria Memorial di depan Istana Buckingham: Dokpri

Nama Ratu Elizabeth memang mendunia. Bukan hanya di Inggris Raya dan negara-negara Commonwealth, tetapi di seantero dunia. Sejak sebagian besar kita semua masih kecil, sudah diajarkan bahwa Ratu Inggris adalah Elizabeth II. Kenyataan ini berlangsung terus selama puluhan tahun, sehingga memang sulit untuk dilupakan begitu saja.

Berita kematian sang Ratu pada usia 96 tahun setelah sekitar 70 Tahun bertakhta memang cukup mengejutkan. Dan karenanya, setiap pribadi akan mempunyai kenangan tersendiri akan keberadaan sang ratu dalam perjalanan hidup masing-masing. Tentunya kenangan ini pun beragam tergantung situasi dan kondisi. Bisa menyenangkan, bisa juga kurang menyenangkan. Namun ada baiknya untuk tokoh yang baru saja meninggal dunia, kita mengenang sisi-sisi yang menyenangkan mengenai beliau dan keluarga besar Kerajaan Inggris.

Patung Lilin Lady Di Madame Tussaud's London: Dokpri
Patung Lilin Lady Di Madame Tussaud's London: Dokpri

Mengenang Ratu Elizabeth II, memang tidak dapat dilepaskan dari mengenang Putri Diana.  Menantu sang ratu yang bernasib malang.  Saya masih ingat bagaimana kematian Putri Diana dan juga kisah cintanya dengan Pangeran Charles yang sekarang telah menjadi Raja Charles III memang penuh dengan drama.  Upacara penguburan Putri Diana pada September 1997, tepat seperempat abad lalu pun menjadi salah satu upacara pemakaman yang paling banyak disaksikan karena disiarkan langsung melalui televisi ke seluruh pelosok dunia.

Kini, kematian Ratu Elizabeth mengngatkan kembali akan kenangan lama. Ketika saya pernah mencba menyelusuri jejak sang ratu di negeri nya sendiri di Inggris sana.  London di akhir abad ke XX, kebetulan saya mampir beberapa kali ke kota tempat kelahiran Ratu Elizabeth II itu. 

Istana Buckingham: Dokpri
Istana Buckingham: Dokpri

Nah kalau kita berkunjung ke London, apalagi belum terlalu lam dengan kematian Putri Diana, tentunya ada daya tarik yang luar biasa untuk berkunjung ke salah satu tempat kediaman resmi sang Ratu, yaitu Istana Buckingham yang berada di Westminster, tepat di pusat kota London. 

Walau Putri Diana cukup lama meninggal, di halaman istana ini selalu ada karangan bunga yang dipersembahkan baik warga Inggris maupun wisatawan.  Karangan bunga warna-warni ini pula yang menyambut kedatangan saya di Istana Buckingham.  Sayang jam untuk masuk ke istana sudah selesai sehingga saya hanya bisa mengintip istana dari luar pagar.  Tentu saja kehadiran pengawal istana yang gagah dengan seragamnya yang khas tidak akan luput dari perhatian.

Patung Ratu Victoria: Dokpri
Patung Ratu Victoria: Dokpri

Di depan istana, ada Memorial Ratu Victoria yang merupakan sebuah monumen cantik dari marmer dengan patung-patung yang indah dan dipuncaknya ada patung Malaikat Victory atau kemenangan yang bersayap terbuat dari perunggu dan dilapisi emas.  Patung malaikat ini berada di atas bola dunia dan di bawahnya dihiasi beberapa patung malaikat lainnya. Ratu Victoria adalah nenek buyut Ratu Elizabeth II yang juga bertakhta dalam waktu yang sangat lama yaitu lebih 63 tahun dari 1837 hingga 1901. 

Berada di depan Istana ini, kita juga bisa melihat jalan raya nan panjang yang menghubungkan Istana Buckingham dan Trafalgar Square yang disebut The Mall. Nama yang mirip dengan nama tempat yang ada di ibukota Amerika Serikat Washington DC.  

The Mall: Dokpri
The Mall: Dokpri

Namun usaha saya untuk melihat atau menyusuri jejak Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham baru merupakan jejak awal saja. Karena sang Ratu kebetulan memang sedang tidak ada di istana karena yang berkibar di atas istana adalah bendera Union Jack. Sementara bila sang ratu sedang ada di istana, makan yang dikibarkan adalah bendera yang disebut The Royal Standard.

Keesokan harinya, saya mengunjungi satu tempat lagi yang juga merupakan kediaman sang ratu. Kali ini, saya harus bepergian dengan kereta api ke luar kota London, tepatnya ke Windsor.  Tujuan saya adalah Puri Windsor atau Windsor Castle yang merupakan tempat kediaman keluarga kerajaan Inggris sejak ratusan tahun lalu.

Windsor Castle: Dokpri
Windsor Castle: Dokpri

Dari stasiun Paddington, saya naik kereta menuju Windsor Central dengan transit atau berganti kereta di Slough.  Setibanya di Windsor Central tinggal berjalan kaki sekitar 5 menit menuju Windsor Castle.  Sekilas istana atau puri ini terlihat sangat luas, besar , gagah dan megah dengan jendela-jendela besar dan juga bagian atas berbentuk benteng. 

Kalau lelah jalan, Bisa santai: Dokpri
Kalau lelah jalan, Bisa santai: Dokpri

Di sini kita bisa menyaksikan berbagai tempat yang memang dibuka untuk umum termasuk St. George Chapel, Queen Mary Dolls House, state apartments , dan tentu saja bila waktunya  tepat upacara Changing of The Guard.   Nah sama seperti di Istana Buckingham, di Windsor Castle juga ada sebuah menara yang berbentuk bundar yang disebut Round Tower. Ketika ratu ada di dalam Castle, maka akan dikibarkan The Standar Royal dan jika Ratu tidak ada di Windsor, maka bendera Union Jack yang akan dikibarkan di atas menara ini. Kembali, usaha menyusuri jejak Ratu Elizabeth di Windsor menjadi sia-sia. Namun tentu saja, saya sempat membeli sebuah suvenir berbentuk replika pedang kerajaan mini di puri ini.

Round Tower: Dokpri
Round Tower: Dokpri

Pada kunjungan ke London di waktu yang lain, saya akhirnya sempat juga bertemu dengan Ratu Elizabeth dan keluarganya.  Ya. Kali ini, saya menari kepastian untuk bertemu dan itu di data di Madam Tussaud's Museum. Museum patung lilin yang sudah ada di London sejak 1835.  Kala itu, November 1998 dan baru hanya ada satu Madame Tussaud's Museum, yaitu di London. Belum ada museum sejenis di Amsterdam, Dubai, Bangkok, Hong Kong, Singapura, dan kota-kota lain di dunia.

Bersama Presiden USA: Dokpri
Bersama Presiden USA: Dokpri

Perjalanan menuju Madame Tussaud dimulai dari Stasiun Tube Baker Street.  Lokasi museum yang ada di Marylebone Road memang tidak jauh dari stasiun Baker Street ini. Nama Baker Street sendiri mengingatkan saya akan cerita-cerita Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle. Maklum konon di Baker Street inilah detektif kondang dan sahabatnya John Watson tinggal.

Ratu Elizabeth & Kel : Dokpri
Ratu Elizabeth & Kel : Dokpri

Nah di Museum Lilin Madame Tussaud's ini akhirnya saya bisa berjumpa dengan Ratu Elizabeth II, Pangeran Phillip dan keluarganya.  Saya juga sempat berfoto bersama dan sebelumnya juga melihat berbagai tokoh kondang dunia seperti Presiden Amerika Ronald Reagan dan Clinton, juga ada pemain tennis terkenal Martina Navratilova serta artis Hollywood Marlyn Monroe. 

Martina Navratilova: Dokpri
Martina Navratilova: Dokpri

Sosok-sosok yang ditampilkan dengan patung lilin memang terasa begitu nyata dan hidup, bahkan dengan pakaian dan perhiasan yang sangat detail. Tidak mengherankan jika museum lilin Madame Tussaud's menjadi salah satu tempat wisata utama di London.  Bukan itu saja kerinduan saya dengan Lady Diana juga terjawab di museum ini. Bahkan sosok Lady Dia ditampilkan seorang diri terpisah dari keluarga kerajaan. Mungkin karena Lady Diana sendiri sudah tiada pada saat itu.

Ratu ELizabeth di De Arca: Dokpri
Ratu ELizabeth di De Arca: Dokpri

Namun perjalanan saya menyusuri jejak Ratu Elizabeth II tidak hanya berakhir di London, atau beberapa Museum Madame Tussauds lainnya di mancanegara. Di Nusantara sendiri, pada sekitar akhir 2016, saya kembali berjumpa dengan Ratu Elizabeth II. Tepatnya di De Arca di kota Yogya.  Walau bentuknya bukan patung lilin melainkan dibuat dari resin dan derajat kemiripannya tidak sebagus di Madame Tussaud, tetapi kehadiran Ratu Elizabeth II ini cukup mengobati kerinduan akan sang ratu.  Konon Ratu Elizabeth II sendiri juga pernah mampir ke Yogya dalam rangka kunjungan kenergaraan ke Indonesia pada 1974.

Margareth Tacher: Dokpri
Margareth Tacher: Dokpri

Di sini, selain dengan Ratu Elizabeth II, saya juga berjumpa dengan Si Wanita Besi, yaitu Perdana Menteri Inggris di era 1980 an, Margareth Thacther.  Kalau dengan Si Wanita Besi ini, sebenarnya saya sendiri pernah melihat sosok aslinya ketika beliau mampir ke Indonesia pada April 1985.  Ketika itu beliau sempat mampir ke Bandung.

Foto-Foto: Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun