"Semoga yang nyampah segera jomblo/tetap jomblo biar menikmati rasanya dibuang sembarangan," demikian tulisan pada papan berlatar hitam itu. Â Wah tentunya apakah efektif mencegah pengunjung membuang sampah sembarangan? Â Tentunya harus dipantau dengan lebih saksama.
Hari makin sore dan Mentari mulai secara perlahan tenggelam. Kami kemudian meninggalkan Parang Tritis untuk menuju ke pantai Parang Kusumo yang jaraknya hanya sekitar 2 kilometer dan kalau naik kendaraan hanya sekitar 45 menit saja. Â Pantai Parang Kusumo terkenal dengan gumuk pasir atau bukit bukit pasir yang halus menggunung.
Namun suasana mistis langsung terasa ketika memasuki kawasan pantai ini, apalagi ketika Mentari sudah hampir tenggelam dan sinar lembayung merebak di cakrawala. Â DI antaraidesiran angin terasa ada aroma harum kemenyan yang entah datang dari mana. Konon menurut legenda, pantai ini merupakan pintu gerbang untuk menuju ke kawasan kekuasaan Ratu Pantai Selatan.
Namun kami tidak berlama-lama di pantai ini. Setelah puas menikmati suasananya yang sedikit sakral di waktu menjelang malam, kami segera meninggalkan kawasan pantai selatan untuk kembali ke kota Yogya sambil membayangkan apakah kutukan jomblo akan benar-benar terjadi bagi yang membuang sampah sembarangan di Pantai Parang Tritis.
Foto-foto: Dokumentasi Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H