Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jarang Diketahui, Ada Buah Ajaib dari Mongolia di Tebing Breksi

31 Agustus 2022   10:34 Diperbarui: 31 Agustus 2022   10:36 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum Candi Ijo, sebenarnya kami sempat melewati satu tempat wisata yang sedang popular di Yogya, yaitu Tebing Breksi. Karena itu, setelah mampir dan mengagumi keindahan Candi Ijo ini ke sanalah kami bertandang.

Dati kejauhan Tebing Breksi berbentuk bukit-bukit kapur yang dipangkas rapi. Konon sebelum menjadi tempat wisata pada sekitar 2014-15, tempat ini memang menjadi tambang batu kapur yang aslinya merupakan bukit yang tentunya utuh dan besar. Setelah berpuluh tahun ditambang, hanya tersisa yang ada sekarang. Menurut cerita karena bukit kapur ini mengandung jenis batuan yang langka, maka bukit ini dilarang untuk ditambang lagi dan akhirnya malah berubah menjadi tempat wisata.

Sekarang, ribuan orang datang ke sini untuk menikmati suasana senja dengan pemandangan yang indah dan unik. Bukit kapur yang sebagian di pahat dengan motif beragam cerita.  Ada yang motif wayang seperti Arjuna membunuh Buto Cakil.

Relief Arjuna dan Buto Cakil: Dokpri
Relief Arjuna dan Buto Cakil: Dokpri

Relief naga dan patung semar: Dokpri
Relief naga dan patung semar: Dokpri

Ada juga dinding yang dipahat dengan  relief bergambar naga lengkap dengan hiasan patung kepala naga di pintu anak tangga.   Setelah naik melalui puluhan anak tangga, kita akan sampai di atas bukit dengan hiasan patung Semar di atasnya.

Asyiknya lagi masuk ke kawasan wisata ini tidak dipungut biaya per orang dan hanya dikenakan ongkos parkir untuk kendaraan.   Tempat parkit juga lumayan luas dan bertingkat menyesuaikan kontur bukit kapur di sekitarnya.

Tangga ke atas bukit: Dokpri
Tangga ke atas bukit: Dokpri

Tempat yang paling favorit adalah bukit dengan pahatan wayang, di dekatnya juga ada anak tangga yang memudahkan pengunjung untuk naik ke atas bukit dan menikmati panorama yang ada.  Uniknya di dekat tangga ini ada tulisan "Eskalator Jawa,"  mungkin maksudnya adalah tangga biasa dari batu kapur dan kita tetap harus menggunakan kekuatan otot kaki untuk mendakinya. Bagi yang sudah lansia dan tidak kuat naik, biasanya hanya duduk-duku berfoto di bagian bawah saja.

Eskalator Jawa: Dokpri
Eskalator Jawa: Dokpri

Saya kemudian dengan perlahan dan santai naik ke atas bukit setinggi sekitar 30 meter itu. Lumayan tinggi karena sepadan dengan bangunan sekitar sepuluh lantai lebih.  Di atas sini, pemandangan yang disajikan memang lebih memukau.   Ada banyak papan kayu kecil berisi tulisan dan informasi. Salah satunya bertuliskan "Welcome to Tebing Breksi, Kawasan Wajib Senyum," dengan emoji orang senyu, di dekatnya.   Lucunya tidak jauh di sebelahnya ada juga tulisan terjemahannya dalam bahasa Inggris yang sedikit mengundang senyum yaitu "Region Shall Smile," yang juga dilengkapi dengan emotikon serupa.

Kawasan Wajib Senyum: Dokpri
Kawasan Wajib Senyum: Dokpri

Area di atas bukit ini di keliling oleh pagar yang sederhana dan hanya untuk membatasi saja dengan tepian tebing. Karena itu ada pengumuman yang juga penuh humor: Maaf pagar untuk pengaman bukan untuk bersandar, dan di sebelahnya ada lagi "Mohon tidak bersandar di pagar, Bersandarlah di Pundak pacar."   Selain itu juga ada berbagai jenis pohon yang ditanam oleh pejabat dari mancanegara yang berkunjung ke tempat ini seperti  kacang Amazon oleh Wakil Gubernur Provinsi Cebu dari Filipina dan juga Buah Ajaib yang ditanam oleh  Gubernur Provinsi Tuv dari Mongolia. Bukan itu saja , masih ada juga berbagai jenis pohon seperti kemuning dan  jeruk purut, yang ditanam oleh pejabat dari negara sahabat seperti Laos, Malaysia dan Tiongkok.

Wajib Senyum: Dokpri
Wajib Senyum: Dokpri

Kacang Amazon: Dokpri
Kacang Amazon: Dokpri

Bahkan dari atas bukit ini juga dapat disaksikan penampakan Tlatar Seneng, yang merupakan tempat pertunjukan berbentuk Amfiteater dengan panggung berbentuk lingkaran.  Berbagai event seni dan budaya juga sering digelar di tempat yang bisa membuat pengunjung menjadi senang ini.

Kemuning dan Tlatar Seneng di kejauhan: Dokpri
Kemuning dan Tlatar Seneng di kejauhan: Dokpri

Kalau sudah puas melihat pemandangan dari atas bukit. Kita juga dapat berfoto selfi di berbagai spot yang menarik di sekitar kaki bukit.  Ada berbagai macam tema dan hiasan, salah satunya adalah spot dengan hiasan pohon Sakura yang cantik berwarna pink dimana ada sebuah kursi kayu tempat duduk dan sebuah boneka beruang yang lucu. Di depannya juga ada tulisan Tebing Breksi yang instagrammable. 

Jip Wisata: Dokpri
Jip Wisata: Dokpri

Kalau kebetulan lapar atau haus, di kawasan Tebing Breksi ini juga banyak terdapat warung atau resto yang menyediakan berbagai jenis kuliner.  Selain itu ada juga tempat penyewaan kendaraan jip wisata ke berbagai tempat di kawasan sekitar seperti Candi dan Tebing Banyunibo, Candi Ijo, Sorogedug, Bukit Teletubbies, Selo Langit, Bukit Klumprit dan Batu Papal. Ada berbagai rute dengan masing-masing tempat yang berbeda.

Buah Ajaib: Dokpri
Buah Ajaib: Dokpri

Singkatnya kunjungan ke Tebing Breksi memang memberikan cakrawala baru akan potensi wisata yang bisa dihasilkan dari sebuah tempat yang dulunya merupakan tambang kapur. Kini sisa-sisa bukit kapur itu telah dipahat menjadi bukit yang cantik degan pahatan dan relief yang unik.

Bahkan di atas bukit-bukitnya juga ada pohon buah Ajaib dari Mongolia.

Tebing Breksi, Desember 2016, dan Oktober e2018

Foto-foto: Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun