Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antrean Panjang Mengular di Ancol, Ada Apa?

30 Agustus 2022   16:13 Diperbarui: 30 Agustus 2022   16:15 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah beberapa tahun saya tidak sempat berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol, saya tidak ingat berapa tahun tepatnya, tetapi yang jelas bisa 5 atau 6 tahun tidak mampir ke sana.  Karena itu ketika ada ajakan untuk menjenguk sebentar mampir sebentar untuk menjemput yang lagi reuni SMA di Ancol Jimbaran Resto, saya sama sekali tidak menolak.

Kendaraan saya masuk melalui pintu khusus karnaval yang siang itu sepi, tidak seperti di pintu Barat dan Timur yang lumayan ramai, akhirnya kendaraan sampai di resto setelah melewati kawasan sirkuit formula E yang letaknya tidak jauh alias berseberangan dengan Jakarta International Stadium.

Lapangan parkir cukup ramai dan saya kemudian masuk ke resto. Di halaman depan ada beberapa spanduk dan baliho yang mengucapkan selamat datang bagi peserta Reuni Angkatan 1976 hingga 1985.   Membayangkan tahun-tahun tersebut yaitu sekitar 4 dekade lalu, saya bisa membayangkan rata-rata usia peserta reuni yang sudah berusia lima puluhan sampai enam puluhan. Tentunya akan ramai sekali reuni ini karena diikuti sekitar 10 angkatan lebih.

Reuni: Dokpri
Reuni: Dokpri

Resto Jimbaran, sesuai Namanya mengusung tema pulau Dewata, terbukti dengan adanya patung sosok wayang yang terkenal dalam kisah Ramayana, yaitu Hanoman si kera putih di halaman depan.  Pintu gerbang atau Kori Agung yang khas Bali juga dikawal sepasang patung  dwarapala yang menggunakan sarung kotak-kotak hitam putih. Sebagai pelengkap juga ada sepasang payung yang disebut tedung agung yang melambangkan kehadiran roh nenek moyang pada upacara keagamaan di Bali. Tentu saja di Jimbaran resto payung dan dwarapala hanya digunakan sebagai hiasan bernuansa Bali.

Kori Agung: Dokpri
Kori Agung: Dokpri

Acara reuni diselenggarakan di ruang terbuka di belakang restoran yang langsung menghadap ke pantai.   Puluhan meja dan kursi berjejer dan diberi atap sehingga melindungi dari sengatan panas Mentari. Mereka dikelompokkan sesuai tahun Angkatan. Sementara di dekat pantai ada sebuah panggung dengan hiburan musik yang segar.

Patung Hanoman: Dokpri
Patung Hanoman: Dokpri

Acara reuni berlangsung meriah dan sudah mendekati saat=saat terakhir. Selain berjoget sambil mengikuti irama lagu, juga sesekali diselingi dengan pengambilan doorprize.  Semua peserta menggunakan pakaian dengan tema merah putih dan peserta lelaki memakai sejenis topi yang mirip sombrero alias topi koboi.   Mereka tampak asyik bercengkerama dengan teman-teman lama sambil menikmati makanan, camilan dan juga kelapa muda yang segar.

Sekitar pukul 2.30 siang, musik pun berhenti, para pemain mohon pamit dan diumumkan bahwa acara reuni telah selesai.   Para peserta yang datang menggunakan bus bisa kembali ke bus sementara yang menggunakan kendaraan pribadi satu persatu mulai meninggalkan tempat. 

Kendaraan kami kemudian meninggalkan Ancol Jimbaran Resto dengan tujuan melihat-lihat berbagai tempat menarik di Ancol.  Kendaraan melaju di jalan tidak jauh dari pantai dan kemudian melewati resto Bandar Jakarta dan juga kemudian Ocean Dream Samudra  yang dulunya bernama Gelanggang Samudra. 

Kendaraan berjalan perlahan melewati kawasan Atlantis Water Adventures sementara di ketinggian terlihat  gondola hilir mudik dari satu tempat ke tempat lainnya di kawasan Taman Impian Jaya Ancol yang luas ini. 

Di tikungan dekat Ancol Aco Park, ada sedikit kepadatan lalu lintas. Kendaraan merayap perlahan sampai akhirnya saya melihat antrean yang lumayan panjang dan belum kelihatan ujungnya. Kendaraan terus berjalan menuju Dunia Fantasi, dan deretan antrean ada di sebelah kiri saya. Sekilas yang mengantre kebanyakan adalah para remaja atau pemuda yang termasuk generasi milenial.  Rasa penasaran membuat saya bertanya kepada salah seorang yang sedang antre.

"Ini antrean untuk nonton konser The Sound Project," jawab seorang pemuda berusia sekitar 20 tahunan yang memakai kaca mata dan membawa ransel di punggung.  Melihat antrean di depan yang sudah panjang mengular dan antrean di belakangnya yang juga belum kelihatan ujungnya, saya memperkirakan panjang total antrean bisa lebi dari 1 kilometer.   Setelah berjalan beberapa ratus meter lagu, baru kami bertemu dengan ujung antrean. Rupanya konser The Sound Projects ini diadakan selama dua hari berturut-turut di akhir pekan yaitu tanggal 27 dan 28 Agustus 2022 lalu.

Wah, ternyata acara konser memang sangat diminati oleh anak-anak muda, sehingga mereka sangat bersemangat untuk nonton walau harus membeli tiket dengan harga yang lumayan mahal dan antre panjang untuk masuk ke venue.

Kendaraan kami kemudian tiba di pojok Dunia Fantasi yang mudah dikenali karena terdapat jalur Halilintar yang ikonik. Kemudian berjalan terus mengelilingi Dunia Fantasi sampai ke pintu masuk dan akhirnya keluar meninggalkan kawasan Taman Impian Jaya Ancol.

Ketika keluar, kendaraan juga bertemu dengan antrean mobil yang akan masuk di pintu timur yang juga lumayan panjang sehingga menimbulkan kepadatan di jalan-jalan sekitar Ancol,

Begitu masuk jalan tol Pelabuhan, barulah kendaraan dapat bergerak relatif tanpa hambatan. Sebuah kunjungan singkat untuk nostalgia di Ancol dan menemukan fakta menarik tentang antrean yang lumayan panjang mengular.

Ancol, Akhir Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun