Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Dia, Deretan Sosok Hebat yang Bikin Awet Muda di Kopdar Kompasiana

21 Agustus 2022   09:36 Diperbarui: 21 Agustus 2022   09:37 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di panggung talk show: Dokpri

Pagi itu saya bersiap-siap berangkat dari rumah di Bekasi sekitar pukul 8 pagi. Ketika ditanya  mau ke mana, saya jawab singkat mau ketemu teman-teman lama di Perpustakaan Nasional di Monas dalam acara Kopdar  Kompasiana bersama Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Rose sekaligus acara Ulang Tahun YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) yang kedua.

Tiba di halaman perpustakaan nasional, saya langsung bertemu dengan sobat lama, Pak Sutiono Gunadi yang aktif baik di Kompasiana sebagai anggota Koteka dan Komik, juga sebagai penulis di YPTD.  Kami antre untuk masuk setelah memindai aplikasi peduli lindungi.  Bersama kami kemudian naik eskalator ke lantai empat. 

. Bu Nani, Om Nurul Uyuy, Pak TD, Mbak Muthiah & Sukma Tom : Dokpri
. Bu Nani, Om Nurul Uyuy, Pak TD, Mbak Muthiah & Sukma Tom : Dokpri

Di tempat registrasi, kami berjumpa dengan teman-teman YPTD sebagai tuan rumah acara ini.  Ada Mbak Muthiah Alhasany, Mbak Sukma Tom dll yang memberikan kantong warna merah berisi snack, minuman dan juga buku catatan serta buku kecil profil YPTD.  Dengan teman-teman YTPTD ini saya termasuk sering berjumpa walau di masa pandemi. Dengan Mbak Muthiah sendiri baru beberapa hari lalu sama-sama ikut acara Koteka Trip di Kota Tua Jakarta.  Kalau bersama Mbak Muthiah, saya selalu terkenang akan Turki karena sering berdiskusi bersama dan bahkan pernah menulis sebuah buku bersama berjudul Jelajah Asyik ke Turki yang diterbitkan oleh YPTD.

Pak Tjip dan Bunda Rose bersama Reno, Topik & Andri: Dok Kompasianer
Pak Tjip dan Bunda Rose bersama Reno, Topik & Andri: Dok Kompasianer

Memasuki ruangan serba guna, saya langsung menuju ke kursi paling depan untuk bertemu dengan legenda hidup Kompasiana, Pak Tjiptadinata Effendi dan istri, Ibu Roselina.  Beliau berdua menyambut dengan ramah. Sebenarnya kami juga baru berjumpa di Caf Batavia di Kota Tua empat hari yang lalu bersama teman-teman Koteka Trip dan termasuk Mbak Gaganawati Stegman yang datang dari Jerman.

Sosok Pak Tjip dan Ibu selalu membuat saya kagum dan hormat setiap kali berjumpa.  Melihat mereka berdua yang selalu bersama dan rukun hingga usia yang mendekati Oktuagenarian (Delapan puluh tahunan) pasti mengundang rasa yang sama bagi semua yang mengenal pasangan ini.  Sudah banyak pujian dilantunkan, buat saya mereka adalah sosok bapak dan ibu bagi kami semua di Kompasiana. Sosok yang selalu mengayomi, memberi inspirasi, semangat, dan juga selalu bersedia berbagi. Dan yang paling penting juga bersama beliau saya selalu merasa bersemangat dan awet muda.  Bagi Pak Tjip dan Bunda Rose, usia bukan halangan untuk terus berbagi kepada siapa saja. 

Mbak Christie: Dokpri
Mbak Christie: Dokpri

Di deretan kursi depan ini juga, ada Mbak Christie Damayanti. Ini adalah sosok yang selalu membuat saya kagum. Semangat juangnya memberikan inspirasi dan melalaui ribuan artikelnya dari berbagai pelosok dunia memberikan saya cakrawala nun membentang luas. Dunia itu indah dan harus kita kuak untuk melihat dan menikmatinya, walaupun banyak kendala menghambat , namun  dengan keteguhan dan kemantapan jiwa semuanya dapat diraih.   Sudah lama saya tidak berjumpa tatap muka dengan Mbak Christie, sehingga pada awalnya dia sempat tidak mengenal saya yang bersembunyi di balik masker warna hitam. Namun baru ketika saya membuka masker, dia langsung mengenali sambil mengingat-ingat saat-saat kami pernah bertemu terakhir kali.   Sebuah foto selfie pun langsung dibuat untuk mengabadikan momen ini.  Bertemu dengan bak Christie pun selalu membuat saya merasa bersemangat dan awet muda.

 "Sama-sama World Traveller," demikian komentar mbak Christie mengingat kebanyakan tulisan kami berdua memang tentang kisah dan pengalaman mengembara ke banyak tempat dan negara.

Syed TD dan Penulis: Dokpri
Syed TD dan Penulis: Dokpri

Sosok berikut yang saya jumpai tentu saja sobat saya yang menjadi tuan rumah acara ini, yaitu Pak Thamrin Dahlan alias Syed TD.   Beliau tentunya sobat lama saya baik di Kompasiana, YPTD maupun sejak kami pertama kali bertemu lebih 17 tahun lalu di Kampus Salemba.  Semangat beliau yang baru saja berulang tahun ke 70 dan sudah menulis 50 buku selalu menjadi ruh yang menggugah jiwa saya. Karena Syed TD ini pula saya akhirnya mampu menulis berbagai buku walau jumlahnya sekarang baru mencapai angka sekian belas saja.  Bersama Syed TD, saya juga selalu bersemangat dan tetap merasa muda walau sudah belasan tahun berteman sejak sama-sama masih muda.

Saya kemudian mencari duduk di sebelah belakang dan berjumpa dengan teman-teman KOMIK dan Koteka. Ada Mas Andri Mastyanto, Kompasianer yang sudah saya kenal cukup lama dalam berbagai ajang kesempatan. Tulisannya selalu menarik untuk dibaca dan sering mendapatkan hadiah dalam berbagai lomba.  Setiap bertemu, Mas Andri juga sering bersemangat bercerita tentang tugasnya di RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat).  Bila berdiskusi bersama Mas Andri, walau usia kami bertaut jauh, saya selalu merasa awet muda. Apalagi dia sering memanggil saya dengan sebutan Abang. 

Di sini juga ada Topik Irawan, yang juga merupakan Kompasianer muda yang cukup kondang dan dengan bersemangat dia  menceritakan perjalanannya dari Cikarang.   Kami juga sering berjumpa dalam berbagai acara di Kompasiana.  Di dekatnya juga ada Mas Reno Dwiheryana yang selama ini saya kenal sebagai Kompasianer yang sangat kritis.  Kritiknya selalu membuat setiap pertemuan menjadi penuh semangat kehidupan. Saya sering kali bertemu Reno dalam berbagai acara Komik.

Masih di deretan kursi belakang saya ada Bang Katedrarajawen.  Beliau ini merupakan salah satu sobat lama yang sering saling memberi komentar dalam tulisan-tulisan.  Rasa humor yang tinggi dan sering berkelakar membuat hubungan kami berdua selalu penuh rasa riang.  Saling meledek dan menyindir juga membuat saya merasa awet muda baik berkomunikasi melalui media sosial atau pun langsung.  Sudah cukup lama tidak bertemu tatap muka dan pertemuan kali ini menghapus rasa kangen.

Tidak lama kemudian muncul lagi sobat lama anggota geng Komik dan Koteka yaitu Mbak Riap Windhu.  Kami tentunya sering bertemu dan selalu membuat saya merasa awet mudah dan anteng karena penampilannya yang selalu tenang.   Tidak jauh terlihat juga mbak Maria Margaretha, seorang anggota Komik yang juga kebetulan berprofesi sebagai guru SD.  Banyak pengalamannya yang penuh inspirasi dan selalu memberi semangat hidup dan perjuangan tidak kenal menyerah.

Di bagian kursi lebih belakang lagi, ada sosok Mas Kevin dan Mbak Widha dari Kompasiana.  Mas Kevin selalu menarik karena pembawaannya yang kalem dengan sosok tubuhnya yang tinggi besar. Pertemuan saya terakhir sebelumnya juga baru beberapa hari yang lalu ketika ikut jalan-jalan bersama ke Kota Tua.  Selain itu kami juga sering berjumpa kalau ada acara di Kantor Kompasiana di Pal Merah, dulu sebelum pandemi.

Mas Idon, Pak Tjip, Omjay & Bang Nur Terbit: Dokpri
Mas Idon, Pak Tjip, Omjay & Bang Nur Terbit: Dokpri

Kembali ke panggung, acara dimulai dengan paparan Pak Thamrin Dahlan mengenai HUT YPTD dan kemudian ada acara tiup lilin dan potong kue untuk HUT Bunda Rose ke 79 dan juga HUT kedua YPTD. Semuanya bergembira.  Lalu di panggung ada acara talk Show yang menampilkan Pak Tjip, Omjay, Bang Nur Terbit, Om Nurul Uyuy dari Kompasiana dan Pak M. Rasyid Nur. 

HUT Kedua YPTD: Dokpri
HUT Kedua YPTD: Dokpri

Om Nurul Uyuy merupakan sosok yang dari dari Kompasiana. Sebagai penerus Kang Pepih, tugasnya tidak lagi mudah mengingat perjalanan Kompasiana yang makin besar seiring berjalannya waktu dan perubahan lingkungan serta teknologi yang terus berkembang. 

Foto di panggung talk show: Dokpri
Foto di panggung talk show: Dokpri

Bang Nur Terbit merupakan sosok yang juga selalu membuat saya bersemangat, sobat lama di Kompasiana dan YPTD yang memang wartawan asli ini sering bersama saya ke berbagai acara.  Dan karena rumahnya masih di kawasan Bekasi, Bang Nur Terbit juga pernah bertandang ke rumah saya.  Kalau ngobrol selalu bersemangat sehingga membawa kegembiraan dan kami berdua juga selalu merasa masih muda usia walau sebagian kumis dan jenggot sudah memutih.

Nah ada lagi sosok yang juga membuat saya selalu kagum. Wijaya Kusuma yang lebih tenar dengan sebutan Omjay.  Sudah cukup lama saya mengenai Omjay terutama melalui tulisan-tulisannya yang selalu menarik.  Apa saja dibahas dan ditulis dan selalu enak dibaca.  Saya melihat semangat Omjay yang tidak pernah padam bahkan akhirnya Omjay juga sukses meraih gelar Doktor. Kisah Omjay belajar di negeri Tiongkok, kisah selama pandemi dan pengalaman banjir selalu menarik untuk diikuti. Bertemu Omjay juga selalu membuat hati senang dalam keadaan apa pun.  Saya sempat bertemu Omjay dan Pak Rasyid Nur  ketika menunggu lift untuk ke musollah di lantai 6.  Tetapi karena selalu penuh, kami mencari jalan lain. 

Pak Rasyid Nur sendiri selama ini belum pernah bertatap muka langsung dengan saya. Beliau merupakan anggota YPTD yang saya kenal melalui wa Group.  Yang menarik tentu saja kisahnya sehingga bisa ikut kopdar ini dengan jalan yang memang tidak disangka-sangka. 

Masih ada beberapa lagi sosok baik di YPTD maupun Kompasiana yang sempat bertemu dengan saya termasuk Bang Syaiful Harahap yang juga duduk di bagian belakang.  Saya selama ini menaruh banyak respek dalam sunyi buat beliau. Saya sering mengikuti dan membaca banyak artikel mengenai HIV/AIDS yang sangat mencerahkan.

Nah ketika acara sudah cukup lama dimulai, datang lagi sosok yang juga selalu membuat saya kagum dan respek, yaitu Kak Yon Bayu Wahyono.  Mengenalnya sejak dari Kompasiana, kemudian Kak Yon juga yang memperkenalkan saya dengan dunia baru menulis misteri di Risalah Misteri dan juga kemudian di Metasatu.  Kak Yon memang datang agak siang karena sebelumnya menghadiri wisuda salah seorang puterinya. Selamat untuk puteri Kak Yon. Saya selalu senang melihat penampilannya yang khas dengan rambut gondrongnya.

Lalu, ketika acara sudah mendekati detik-detik selesai, saya juga sempat bertemu lagi dengan sosok yang juga selalu memberi inspirasi. Beliau adalah Bang Isson Khairul.   Karyanya baik tulisan dan terutama video-videonya mampu memberikan semangat baru dalam hidup dan terkadang membangkitkan kenangan lama yang sudah sempat terkubur kabut sang waktu. 

Saya juga ingin menyapa Bu Nani Kusmiyati. Walau baru pertama kali ketemu langsung di acara ini, beliau sudah cukup lama saya kenal di YPTD dan Omjay lah yang mengenalkan saya kepada beliau. Sosoknya sebagai perwira TNI  AL yang selalu tampil prima membuat saya selalu merasa kagum.  Selain itu juga ada Mas Idon dari YPTD yang kebetulan bertugas sebagai moderator talk show.

Seperti kata pepatah, tiada pertemuan tanpa perpisahan. Sang waktu juga yang berkuasa. Sekitar pukul 3 lebih, saya dan beberapa teman YPTD meninggalkan Perpustakaan Nasional.  Dan secara kebetulan pula saya bersama Mas Nuryadin naik Trans Jakarta no. 1P yang sama.  Sempat ngobrol sebentar dengan sosok muda yang energik ini.   Hingga akhirnya kami berpisah di salah satu halte di Jalan Thamrin.  

Sampai ketemu lagi di acara Kompasiana atau YPTD berikutnya, buat sobat dan kenalan yang tidak sempat disebutkan Namanya satu per satu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kalau ditulis semua nanti bosan membacanya.  

Jakarta, Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun