Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lebih Tua dari Borobudur, Dua Candi Ini Penuh Keunikan dan Memberi Ketenangan

15 Agustus 2022   15:31 Diperbarui: 15 Agustus 2022   15:58 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah terasa indah dan tenang sekali menyaksikan relief yang indah penuh pesona dalam kesunyian di siang hari menjelang senja itu.  Keberadaan saya di tempat ini yang hanya sendiri memang terasa sunyi, tetapi sekaligus dapat memberikan suasana yang tepat untuk menikmati kelokan candi Kalasan ini. 

Uniknya lagi di salah satu sudut candi, saya masih dapat menemukan sesaji yang beralaskan daun pisang diletakkan saja di atau bebatuan candi.  Hal ini membuktikan bahwa masih ada penduduk di sekitar candi yang melakukan ritual pemujaan terhadap Dewi Tara atau kepercayaan nenek moyang.

Sejenak saya melihat ke bagian atas candi yang sekilas berbentuk kubus yang melambangkan Maha Meru. Di sepanjang tepi atas tubuh candi yang berbatasan dengan atap terdapat relief ornamen orang kerdil dalam berbagai bentuk dan gaya.  Orang kerdil ini memiliki nama khusus yaitu Gana. 

Kalau kita melihat ke bagian atas candi nun tinggi di atas, sekilas sudah banyak bagian yang rusak. Namun sisa-sia keelokannya masih dapat dinikmati dari kejauhan.  Sekilas atap candi berbentuk segi delapan dan bertingkat dua. Ada relung-relung yang dihiasi banyak arca Buddha, puncak candi yang berbentuk stupa besar Sebagian besar sudah runtuh dan tidak bisa direkonstruksi ulang.

Saya kembali ke pintu utama dan sesekali melihat ke dinding candi diimana di berbagai tempat masih tampak plaster Vrajalepa yang konon jika di malam bari bisa memantulkan cahaya keemasan dari sang rembulan.

Demikian sekilas kisah berkunjung ke Candi Sari dan Candi Kalasan.  Dua candi Buddha yang usia nya lebih tua dari Borobudur. Tidak terlalu terkenal sebeperti Prambanan, tidak terlalu ramai dikunjungi, namun tetap memiliki pesona keelokkan dan keunikan yang tidak pernah lekang dimakan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun