Candi Kalasan letaknya sekitar 1 kilometer dari Candi Sari. Kalau Candi Sari berada di kiri kalau kita dari Yogya ke Solo, maka Candi Kalasan berada di seberang jalan alias sebelah kiri Jalan kalau kita dari Solo ke Yogya. Letaknya bahkan lebih dekat ke jalan raya Solo Yogya.
Sesampainya di kawasan candi ini, saya kembali terpesona dengan keindahannya walau sekilas tampak lebih ramping dibandingkan Candi Sari. Â Ternyata ukuran candi Kalasan sebenarnya lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan Candi Sari.
 Pada papan informasi terdapat sekilas keterangan mengenai Candi yang terletak di Dusun Kalibening, Tirtomatani, Kalasan, Sleman ini. Lokasinya hanya berbeda dusun dengan Candi Sari.Â
Keberadaan Candi ini dapat ditelusuri berdasarkan Prasasti Kalasan yang memiliki angka tahun 700 Saka atau 778 Masehi . Dalam Prasasti ini diterangkan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Syailendra telah menyarankan agar Maharaja Tejapurnama Panangkaran mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta Buddha. Â
Biara untuk pendeta Buddha ini diduga adalah Candi Sari yang sudah kita kunjungi sebelumnya sementara yang dimaksud dengan Tejapurnama Panangkarana adalah Rakai Panangkaran, yaitu  putra Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu.
Sama seperti ketika berkunjung ke Candi Sari, saya pun menjalankan pradaksina dengan mengeliling candi ambil melihat relief dan hal-hal yang menarik. Â Pintu utama candi ini menghadap ke timur dan yang unik adalah terdapat batu bulan atau moon stone yang merupakan tanda masuk ke bangunan suci di depan tangga menuju ke pelataran candi. Â
Batu bulan merupakan batu yang dipahat setengah lingkaran sehingga berbentuk seperti bulan dan diletakkan seperti keset di depan pintu rumah. Konon batu bulan ini banyak terapat di candi-candi di India, tetapi di Indonesia hanya ada di Candi Kalasan.  Di kedua sisi pintu ini ada pipi tangga dihiasi makara berbadan naga dengan kepalan yang menganga dan ada hewan berbentuk singa  di dalam mulutnya.
Kalau diperhatikan di kaki candi terdapat banyak hiasan relief yang disebut kumuda . Yaitu relief  bermotif jambangan yang daun kalpataru berbentuk  sulur-sulur dan bunga sebagai lambang kesuburan dan kebahagiaan.  Di tubuh candi terdapat banyak relung yang kemungkinan dulu pernah ditempati arca-arca yang sekarang sudah hilang. Hanya sebagian di bagian atas yang masih ada beberapa arca Dhyani Buddha dalam posisi berdiri dan memegang Teratai.Â
Fasad bagian selatan merupakan bagian yang paling terawat dan masih terlihat bagus dibandingkan bagian yang menghadap ke timur yang Sebagian besar sudah rusak. Di sebelah atau pintu utama terdapat relief Kepala Kala berukuran besar yang jenggernya berbentuk segitiga. Â
Jengger ini berhiaskan ornamen berbentuk pohon dewata, dan makhluk kahyangan yang memainkan berbagai jenis alat musik. Di bawah kala ini ada relief seorang Wanita yang sedang bersila sambil memegang sesuatu benda di antara kedua belah tangannya.Â