Siang itu sama sekali tidak ada orang di sini. Â Sekilas candi ini sangat unik karena seakan-akan berbentuk rumah bertingkat dua dengan jendela-jendela yang indah dan atap bermotifkanstupa. Â Pagarnya hijau dan terbuka sedikit. Di pojok ada tempat loket untuk membeli tiket. Â Serta ada papan nama Candi Sari dan lokasi geografisnya.
Pada papan informasi ada sekilas sejarah bahwa candi ini dibangun pada sekitar abad ke 8 dan diketemukan pada awal abad ke XX dalam kondisi rusak. Â Candi Buddha ini dulunya digunakan sebagai asrama atau tempat tinggal para biksu. Dan ini memang terlihat dari bentuknya yang bertingkat dan memiliki jendela.
Pintu depannya menghadap ke timur dan di atasnya ada hiasan Kala dan pada bagian bawah ada relief ornamen orang yang sedang menunggang gajah. Saya kemudian berjalan melakukan tawaf alias pradaksina mengelilingi candi. Â Oh ya bedanya kalau tawaf kita mengelilingi Kabah dengan arah berlawanan jarum jam, dalam melaksanakan pradaksina ini candi selalu ada di sebelah kanan.
Sambil berjalan saya melihat sambil mengangumi keindahan pahatan dan relif yang ada. Ada relief patung-patung sebesar ukuran manusia di seililung tubuh candi yang terletak di antara jendela-jendala. Konon ini adalah oatung Boddisatwa yang dalam posisi  lemah gemulai atau dsebut posisi tribhangga.  Â
Kalau diperhatikan di tangan patung tersebut ada bunga teratai. Â Sementara di samping setiap jendela ada juga relief makhluk setengah burung setengah manusia yang disebut kinara kinari.
Selesai pradaksina, kitab isa masuk ke dalam tubuh candi dan di dalamnya ada tiga buah ruangan yang berjejer dan masing-masing dihubungkan dengan pintu yang ada pada tembok.  Kalau kita melihat ke atas ada dinding ada bekas lubang untuk meletakan lantai atas yang kemungkinan terbuat dari kayu. Sehingga jelas memang candi ini terdiri dari dua tingkat.  Di masing-masing bilik juga terdapat relung  dengan hiasan kalau yang di dalamnya dulu mungkin terdapat patung.
Salah satu keunikan candi sari adalah adanya lapisan yang disebut dengan Vajralepa yang membuat ukiran dan pahatan menjadi lebih halus, memiliki warna yang lebih cemerlang dan juga lebih tahan lama.Â
Saya hanya menghabiskan waktu sekitar 30 menit menikmati keindahan Candi Sari ini dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Candi Kalasan yang konon memiliki banyak persamaan dengan Candi Sari. Â Oh yah sebelum lupa Candi sari disebut juga Candi Bendan karena lokasinya di Desa Bendan sementara kata Sari sendiri berarti indah atau elok alias cantik. Memang sangat seusai dengan keelokan dan kecantikannya yang penuh pesona.Â
2.Candi Kalasan.