Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menguak Rahasia Hamzah, Raminten, dan Romo Nindyo serta Mug Puting Susu

6 Agustus 2022   10:30 Diperbarui: 6 Agustus 2022   10:37 7744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Urip Mung Mampir Ngguyu

Ngguyu Kuwi Kunci neng Swargo

Ngguyu Kuwi ora  Gawe Gelo"    

Raminten ...

Sebenarnya perkenalan saya pertama kali dengan Raminten adalah sekitar 8 tahun lalu, ketika seorang teman lama mengaja makan malam di House of Raminten yang berlokasi di kawasan Kota Baru, Yogyakarta. 

"Kalau makan di sini harus sabar menunggu," demikian pesannya sebelumnya. Dan ini terbukti dengan ramainya tempat itu sehingga disediakan ruang tunggu yang lumayan luas.  Di depan restoran, pengunjung dapat berfoto dengan Raminten yang digambarkan sebagai perempuan berkebaya dengan konde besar, dan juga kacamata besar.

Raminten di House of Raminten: Dokpri
Raminten di House of Raminten: Dokpri

Suasana restoran yang unik dengan nuansa Jawa yang kental membuat menunggu di sini tidak membosankan. Selain ada tempat untuk membeli suvenir dan oleh-oleh yang khas seperti T Shirt dengan Gambar Gus Dur bersama Raminten naik becak, juga ada gamelan, kereta kencana, dan  lengkap ditemani wewangian dupa yang menghanyutkan.

Kereta Kencana: Dokpri
Kereta Kencana: Dokpri

Suasana juga lebih asyik karena kita dapat menikmati makanan baik di atas kursi maupun lesehan lengkap dengan karyawan yang memakai busana khas yang cukup nyentrik. Namun yang membuat restoran ini lebih mengesankan adalah nama-nama menu dan penyajian yang sangat inovatif.  Salah satu yang tidak terlupakan adalah ketika memesan susu yang disajikan dalam gelas atau mug yang bentuknya seperti payudara lengkap dengan putingnya. Ada-ada saja.

Minum susu di mug berputing: Dokpri
Minum susu di mug berputing: Dokpri

Yang menarik juga buku menunya yang selalu dilengkapi dengan gambar Raminten lengkap dengan kebaya dan selendang hijau yang menjadi ciri khas.  Pada mulanya saya sendiri belum mengetahui siapa sosok Raminten ini.  Dugaan saya yang ternyata tidak salah, beliau adalah pemilik resto ini.

Pada kunjungan berikutnya masih pada 2014, saya semakan mampir di siang hari. Lebih jelas terpampang beberapa menu makanan dan minuman yang dipamerkan di depan restoran seperti sego kucing, Es Krim Bakar, dan juga minuman Melonkolis.  Bahkan karena masih dalam suasana Pilpres tahun 2014, ada juga berita mengenai Kaos Oblong Guyonan Pemenang Pemilu yang lumayan kocak.

Hamzah Batik: Dokpri
Hamzah Batik: Dokpri

Lalu perkenalan saya dengan Raminten menjadi lebih jelas ketika sempat menyaksikan Cabaret Raminten yang diadakan di Hamzah Batik di kawasan Jalan Ahmad Yani yang sekarang berubah kembali menjadi Jalan Margo Mulyo.  Toko Batik ini sudah saya kenal lama, bahkan ketika masih bernama Mirota Batik dan selalu menjadi tempat favorit untuk berbelanja.  Selian pakaian, saya juga sering berbelanja makanan dan souvenir khas Yogya. 

Tempat ini sangat istimewa karena lokasinya yang tepat ada di seberang Pasar Bering Harjo dan juga penampilannya yang istimewa. Karyawannya yang mengenakan busana khas Yogya, aroma dupa dan juga tata ruang nya yang memikat. Setiap ke Yogya dan mampir ke kawasan Malioboro, saya juga selalu mampir ke sini, walau tidak belanja, serasa sudah berjalan-jalan sambil cuci mata.

Hamzah dan Raminten: Dokpri
Hamzah dan Raminten: Dokpri

Menonton Kabaret di sini juga sangat menghibur, beberapa kali saya mampir dan sempat nonton pertunjukan yang menampilkan kaum transpuan tersebut.  Sampai suatu kali pada 2019 saya melihat foto-foto mengenai sosok Raminten yang ternyata bernama asli Hamzah Hendro Sutikno atau Hamzah Sulaiman atau Kanjeng Mas Tumenggung Tanayo Hamijinindyo atau Romo Nyndyo. 

Pada foto itu dijelaskan beliau adalah sosok Raminten sekaligus pemilik Hamzah Batik yang dulu bernama Mirota Batik. Beliau juga seorang budayawan dan abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang berprofesi sebagai seniman dan komedian panggung ketoprak dan penari Wayang Wong (Wayang Orang).  Dijelaskan juga bahwa beliau pertama kali memerankan sebagai tokoh munyuk (monyet) dalam lakon Anoman Obong.

Hamzah dan Kaos Raminten: Dokpri
Hamzah dan Kaos Raminten: Dokpri

Urio mung mampir ngguyu (Hidup itu Cuma singgah dan tertawa) demikian ada ditampilkan pada sebuah T Shirt bergambar Raminten yang dipegang oleh Hamzah Sulaiman.

"Urip Mung Mampir Ngguyu

Ngguyu Kuwi Kunci neng Swargo

Ngguyu Kuwi ora  Gawe Gelo"    

Raminten ...

Kata-kata Mutiara: Dokpri
Kata-kata Mutiara: Dokpri

Lalu pada Juli 2022 belum lama berselang, ketika sempat jalan-jalan ke kawasan Kaliurang, secara tidak sengaja saya juga bertemu dengan Waroeng Raminten. Sebuah resto yang mirip dengan House of Raminten di Kota Baru, namun di lokasi pegunungan di Jalan Kaliurang dan dengan tempat parkir dan lahan yang lebih luas. 

Amurwa Coffe: Dokpri
Amurwa Coffe: Dokpri

Kebetulan kami berkunjung sekitar pukul 4 sore sehingga tidak terlalu ramai dan langsung dapat tempat duduk. Sebenarnya konsep Waroeng Raminten hampir mirip dengan House of Raminten, hanya saja lebih luas dan lega. Warungnya tepat berhadap-hadapan dengan Amurwa Coffee, sebuah Warung kopi yang juga masih miliki Raminten.

Di depan Waroung Raminten ini, kembali ada gambar Raminten berkebaya dan berkonde besar dengan pesan-pesan yang menarik buat pelanggan.  Kawasan Wisata Raminten Berbudaya, demikian warung ini menjuluki warung ini dan menghimbau pengunjung untuk menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak selain harus berfoto, lapar, bersabar, membayar dengan uang tunai dan juga harus kembali lagi.

Pesan Raminten: Dokpri
Pesan Raminten: Dokpri

Masuk ke dalam ada juga ruang tunggu yang siang itu sepi dan sebuah beranda tempat kita dapat berfoto bersama Raminten dengan pakaian kebesarannya kebaya serta konde berlatar belakang hiasan ukiran bernuansa Jawa lengkap dengan insignia Kraton Yogyakarta. 

Di sini juga ada gerai yang menjual berbagai suvenir termasuk T shirt dengan tulisan kata-kaya yang lucu menggelitik baik dalam Bahasa Jawa atau bahasa Indonesia, bahkan ada yang memakai bahasa khas Jakarta.

Romo Nindyo: Dokpri
Romo Nindyo: Dokpri

Yang menarik juga dipajang beberapa foto Hamzah Sulaiman lengkap dengan kata-kata bijak dari Romo Nindyo seperti "Hamengku, Hamangku, Hamengkoni," yang berarti "Seorang Pemimpin Harus Mampu Meindungi,Mengayomi, dan MemberikanTeladan"

Walau pun tidak serupa, tetapi menu di Waroeng Raminten juga mirip dengan di House Raminten termasuk susu yang disajikan dalam gelas berputing dan juga sego kucingnya yang mungil dan ekonomis harganya.

Siapa sangka dengan mampir ke tiga tempat ini, kita dapat berkenalan lebih mendaam dengan sosok Raminten dan filosofi hidupnya.

Yogya dan Kaliurang dari masa ke masa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun