Memasuki gang di di tembok sebelah kiri ada gambar logo kesultanan Yogyakarta dan juga gambar mural motif-motif kain batik yang cantik. Â Ada yang bermotif bunga-bunga dan motif lainnya. Selain itu juga banyak kendaraan motor yang parkir. Di sini kendaraan motor juga harus dituntun karena gangnya memang sempit.
Walaupun merupakan gang yang sempit, kampung ini terkenal sebagai Kampung Internasional dan banyak tersedia losmen dan penginapan dengan harga yang lebih ekonomis. Selain itu juga ada warung makan atau restoran yang menyediakan berbagai jenis kuliner, baik lokal maupun internasional. Bahkan ada juga travel agent yang menyediakan tiket perjalanan serta berbagai paket wisata di sekitar Yogya.
Di salah satu losmen ini, saya kebetulan kenal dengan pemiliknya, yaitu seorang perempuan yang sudah berusia sangat lanjut. Menurut pengakuannya usianya lebih 94 atau 96 tahun. Namun kondisi kesehatannya masih prima. Mampu berbicara dan mendengar dengan sangat jelas.Â
Senja sudah menjelang. Dan azan magrib menggema. Ternyata di gang ini juga ada sebuah masjid yang cukup unik. Namanya Masjid Nurul Huda. Disini, sesudah azan Magrib, ditembangkan lagu-lagu pujian dalam bahasa Jawa sambil menunggu Jemaah berdatangan. Baru kemudian iqamah dikumandangkan.
Nah, bagi yang menginap di kawasan ini, lokasinya memang sangat dekat dengan kawasan Malioboro dan juga stasiun Yogyakarta. Yang penting adalah jangan salah pintu masuk karena pintu masuknya berbeda untuk KA jarak jauh dan Kereta jarak dekat seperti KA Bandara maupun KRL Yogya Solo.
Yogya, Dari berbagai Mas
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H