Jalan Langenastran Lor membentang di sebelah timur Alun-alun Kidul menuju ke Namburan dan juga Gamelan. Sebuah jalan yang biasanya sepi di pagi hari dan sedikit ramai kalau di sore atau malam karena biasanya lalu lintas agak tersendat di alun-alun karena adanya odong-odong.
Nah, pagi itu saya memulai perjalanan untuk melihat apa saja yang menarik di jalan ini yang bisa dilihat sambil jalan santai. Kalau kita naik kendaraan, biasanya banyak tempat yang terlewatkan.
Sebuah jalan yang biasa-biasa saja menyambut saya ketika memasuki jalan ini. Di kiri kanan jalan berderet rumah-rumah khas di kawasan Jero Benteng, ada yang ukuran sedang dan ada juga yang ukurannya lebih besar. Sebagain digunalan sebagai warung, rumah makan dan juga toko.Â
Bangunan pertama yang menarik perhatian adalah sebuah rumah yang beratap joglo dengan tembok putih yang cukup tinggi. Rumah ini cukup berbeda dengan yang lainnya karena dua pintu utama nya ada di kedua sisi alias ujung rumah yang mengapit tembok puth yang dilengkapi dengan tiga jendela berwarna hijau. Dua pintu ini juga tertutup rapat dan dari kayu berwarna hijau. Â Di dekat tembok ada sebuah tiang nan cantik dengan tulisan yang menjelaskan bahwa bangunan ini merupakan Warisan Budaya berdasarkan Keputusan Walikota Yogyakarta tahun 2018. Â Sebuah rumah besar yang indah walau hanya bisa melihatnya dari luar.
Saya terus berjalan ke Timur, Oh ya di Yogya, kita harus membiasakan menunjukkan arah sesuai mata angin. Â Beberapa puluh meter di seberang Bangunan Warisan Budaya ada sebuah masjid dengan warna dominan hijau putih yang juga cukup cantik. Â Namun yang menarik adalah Plang nama yang menonjol ke Jalan bertuliskan Toilet Umum. Â Rupanya Masjid ini mengutamakan pelayanan sosial bagi orang lewat yang kebetulan perlu ke toilet.
Selain berfungsi sebagai Masjid yang bernama Margoyuwono, di sini juga terdapat papan nama SD Muhammadiyah Sapen di Kraton dan di sebelahnya TPA atau Taman Pendidikan Al-Quran.  Namun yang menggelitik saya adalah sebuah bangunan kecil di sudut halaman  yang bertuliskan Toilet Malam.  Mungkin saja ini toilet yang bisa digunakan di malam hari jika bangunan pagar utama sudah terkunci sehingga diletakkan di sudut halaman?  Terbukti dengan adanya pintu pagar kecil di sini. Dan yang perlu disimak juga adalah masjid ini ternyata merupakan salah satu bangunan cagar budaya di kota Yogya.
Tepat di sebelah masjid ada sebuah rumah atau bangunan yang difungsikan sebagai gerai Batik. Namanya Batik Pramugari. Di depan pagar ada tertulis jam buka gerai atau butik ini. Namun saya ingat beberapa kali pernah mampir ke sini. Selain membeli batik, kita juga melihat dan sedikit belajar proses pembuatan batik. Butik ini juga memiliki interior yang cukup cantik.  Di dekat gerbangnya yang antik ini juga ada sebuah  tiang dengan papan kecil bertuliskan Bangunan Warisan Sejarah. Di sebelahnya juga ada lagi sebuah gerai batik yang bangunannya tidak memiliki pagar. Namanya Rumah Batik Bu Endah. Sementara di seberang jalan terdapat  Caf yang berbentuk Rumah Joglo.