Tepat di sebelah utara bangsal ada sebuah pohon tua yang cukup besar. Saya duduk sejenak di sini sambil memperhatikan sebuah pintu gerbang atau regol yang menuju ke bagian dalam kraton. Tepat di depan regol ada bangunan terbuka yang disebut Bale Rata. Â
Banyak abdi dalem yang duduk di sini dan memakai pakaian adat Jawa. Â Bila kita masuk sedikit ke dalam Regol, ada tembok warna putih yang atas dihiasi Candra Sengkala Memet berbentuk dua ekor naga warna hijau yang buntutnya saling bertautan, Â Ini adalah Dwi Naga Rasa Tunggal yang melambangkan Tahun Jawa 1682 atau 1756 Masehi.
Sementara di kedua sisi gerbang, juga ada tembok dengan masing-masing bertengger naga warna merah yang menghadap ke selatan. Konon ini adalah Dwi Naga Rasa Wani yang ternyata sama memiliki arti tahun 1682. Â Cukup menyenangkan duduk di sini dan memperhatikan kegiatan di sebelah selatan bangunan pusat kraton ini.
Kalau kita sejenak berkeliling di sekitar Bangsal Magangan ini, ada beberapa bangunan kecil di sebelah utara yang langsung berbatasan dengan tembok putih Kraton dan ada yang juga digunakan sebagai pos penjagaan. Â Sementara di bagian barat terdapat Bale Raos, yang merupakan restoran yang konon menyajikan menu kuliner yang biasa disantap oleh keluarga Sultan.
Saya melihat ada lagi seorang lelaki yang sedang menuntun sepeda motor dengan latar belakang bangsal lebihi kecil  di sebelah  barat daya dengan tiang-tiang dari tembok yang besar. Lantainya juga sama yaitu ubin warna kuning. Â
Sejenak saya teringat pernah berkunjung ke tempat ini beberapa tahun lalu dan melewati Jalan Magangan Kulon untuk terus sampai ke pohon tua di perempatan Jalan Taman dan yang juga ke Pasar Ngasem.Â