Indonesia dan Presidensi G20, Apa itu? Â Secara makna Indonesia akan dan telah menjadi presiden atau pemimpin negara-negara G20 selama periode yang ditentukan yaitu sejak Desember 2021 hingga November 2022 yang ditandai dengan KTT Puncak di Bali.Â
Lalu apa saja manfaat yang akan didapat oleh Indonesia dengan memegang jabatan penuh prestise itu? Tentu saja kalau Indonesia (kita semua, pemerintah dan rakyat) dapat memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya, maka akan sangat banyak manfaat yang diperoleh.Â
Salah satunya adalah lebih memperkenalkan Indonesia di mata dunia internasional. Â Mengapa hal ini penting? Tentu saja penting, agar Indonesia dikenal dan pada gilirannya akan membawa lebih banyak wisatawan, bisnis, dan juga keuntungan baik ekonomis dan politis bagi Indonesia.
Sekarang, marilah kita nilai sendiri kondisi Indonesia selama ini. Bagi yang sering atau pernah berkelana ke mancanegara, tentunya akan pernah mengalami kisah menarik tentang persepsi orang luar negeri mengenai Indonesia. Â Kecuali di kawasan Asia Tenggara, Indonesia secara umum masih kurang dikenal secara luas.Â
Orang Indonesia, tergantung etnis dan penampilannya, akan sering disalah terka sebagai orang Filipina, Malaysia, Vietnam, atau bahkan Tiongkok, Jepang dan Korea di negara-negara Barat seperti Amerika dan Eropa. Â Bahkan Singapura mungkin lebih terkenal. Dan tentunya kita akan sedih jika Brunei lebih dikenal karena kekayaan Sultan Bolkiahnya.Â
Sementara, seorang teman yang kebetulan berprofesi sebagai penerbang akan lebih bangga memperkenalkan diri berasal dari Bali dan sontak kebanyakan orang akan mengetahui asalnya. Hingga saat ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa Bali masih lebih terkenal dari Indonesia. Â
Bukankah ini merupakan hal yang penuh kontradiksi untuk negeri dengan penduduk terbanyak nomor 4 di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat serta satu-satunya negara anggota G20 dari Asia Tenggara. Tetapi, itulah fakta hingga sekarang. Â Pahit atau manis, mau tidak mau kita harus menerimanya.
Ada banyak faktor yang menyebabkan Indonesia kurang terkenal di dunia internasional. Salah satunya mungkin adalah karena kurangnya ekspos ke dunia Internasional dibandingkan dengan era Orde Lama di mana Indonesia sangat berperan baik dalam Gerakan Non Blok maupun Konferensi Asia Afrika. Â Â
Selain itu dalam dunia penerbangan sendiri, kiprah dan kepak sayap maskapai Flag Carrier Indonesia sendiri, masih sangat terbatas di sebagian Asia dan Australia dengan jangkauan terbatas ke Eropa, bandingkan dengan kiprah Singapore Airlines, Malaysia dan juga Thai Airlines.
Dalam bidang olahraga, prestasi Indonesia juga masih sangat terbatas dalam cabang olahraga tertentu saja seperti bulu tangkis dan peran Indonesia sendiri masih sangat jarang menjadi tuan rumah suatu event olahraga yang besar setingkat Olimpiade atau Piala Dunia. Â
Walau tentu saja kita tidak boleh melupakan sejarah bahwa Indonesia pernah sukses menjadi tuan rumah Asian Games 2018, dengan prestasi lumayan, akan tetapi di Olimpiade Tokyo misalnya, prestasi kita sendiri masih terseok-seok.
Karena itu, kesempatan menjadi pemimpin G20 selama tahun 2022 itu tidak boleh dilewatkan begitu saja. Â Nah karena nya ada baiknya kita mengetahui sedikit banyak mengenai G20. Â
Lalu apa itu G20?  Untuk itu ada baiknya kita bersama menyimak Enam Fakta Mengenai G20  yang Wajib Diketahui yang telah saya tulis dalam artikel sebelumnya.  Setelah itu barulah kita dapat menjabarkan beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan menjadi presiden G20 pada 2022 ini.
Untuk lebih melengkapi wawasan pembaca mengenai G20, maka ada baiknya dijabarkan juga berbagai jenis pertemuan yang diselenggarakan dalam rangka G20.
Secara umum ada beberapa tingkat meeting dalam G20 dan yang paling penting tentu saja pertemuan kemuncak yang disebut  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau Summit, yaitu puncak atau klimaks dari rentetan pertemuan G20 yang dihadiri oleh kepala negara atau kepala pemerintahan.Â
Pertemuan ini akan di adakan di Bali pada November 2022 dan dihadiri oleh Jokowi serta kepala pemerintahan atau kepala negara lain anggota G20.
Satu tingkat di bawah KTT G20 adalah pertemuan setingkat Menteri dan Deputi yang diadakan pada masing-masing area fokus utama forum. Â
Pada Jalur keuangan, dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral dan disebut sebagai  Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG). Sementara pertemuan para deputi disebut Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).  Di sinilah peran kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan sangat menentukan dalam forum G20 ini.
Tingkat pertemuan yang lebih teknis adalah pertemuan Kelompok Kerja atau Working Groups. Pertemuan ini dihadiri oleh  para ahli dari seluruh anggota negara G20, dan menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G20 yang lebih luas. Agenda ini kemudian dimasukkan ke dalam segmen kementerian dan akhirnya pada KTT.
Lalu apa peran Indonesia sebagai pemegang Presidensi tahun 2022?  Sebagai presidensi atau pimpinan G20, Indonesia memiliki peran untuk menentukan agenda prioritas dan memimpin rangkaian pertemuan G20. Melalui peran ini,  dapat ditunjukkan kepada dunia posisi Indonesia  dalam memimpin forum global yang bertujuan mengatasi berbagai tantangan serta isu di tingkat dunia.
Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan bisa memainkan peran kunci dalam  mendorong pembahasan enam agenda prioritas dalam jalur keuangan, yaitu koordinasi mendukung pemulihan global, upaya penanganan dampak pandemi dalam perekonomian guna mendukung pertumbuhan yang lebih kuat, penguatan sistem pembayaran di era digital, pengembangan pembiayaan berkelanjutan (sustainable finance), peningkatan ketahanan sistem keuangan, serta agenda perpajakan internasional.
Secara global ada tiga manfaat yang dapat dipetik oleh Indonesia melalui forum G20 kali ini yaitu manfaat dalam bidang ekonomi, sosial dan politik.Â
Salah satu yang paling terukur adalah manfaat langsung dalam bidang ekonomi yaitu estimasi peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, dan pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.
Sementara itu, mengingat masifnya kegiatan selama G20 di berbagai kota di Indonesia (sekitar 19 Kota di Indonesia), maka secara langsung atau tidak langsung G20 ini juga akan memperkenalkan tempat-tempat di Indonesia ke dunia internasional. Sehingga selain Bali yang akan menjadi lokasi pertemuan puncak atau KTT pada November, kota dan daerah lain itu juga akan dikenal luas secara internasional. Â
Dengan demikian mata dunia akan lebih mengetahui bahwa Indonesia bukan hanya Bali dan banyak tempat-tempat lain yang juga punya daya Tarik dan keunggulan tersendiri. Hal ini mungkin sesuai dengan program pemerintah yang telah menentukan  dan mengembangkan beberapa Destinasi Super Prioritas seperti Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo dan Sikupang.
Dengan banyaknya kota atau daerah yang menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan yang berhubungan dengan G20, maka mata dunia internasional secara langsung maupun tidak langsung juga akan mengarah ke tempat tersebut dan sekaligus menjadi promo wisata yang ampuh.Â
Tentu saja, ajang G20 ini juga akan menjadi salah satu batu ujian apakah segala persiapan untuk menjadikan kawasan atau daerah tersebut sebagai destinasi wisata baru sudah cukup memenuhi persyaratan dan dapat dikaslifikan sebagai kelas dunia sebagaimana yang diharapkan baik dari segi SDM, infrastruktur dan segala perangkat pendukungnya.
Secara teori mungkin terlihat mudah, namun dalam pelaksanaannya akan banyak halangan dan rintangan yang menghambat. Akan tetapi apa pun yang terjadi rasanya, kesempatan menjadi tuan rumah berbagai rentetan pertemuan sehubungan dengan presidensi Indonesia di G20 pada 2022 ini merupakan kesempatan emas yang sangat sayang jika dilewatkan begitu saja.
Dengan penyelenggaraan G20 di Indonesia, tentunya akan membuat Indonesia menjadi fokus perhatian dunia, terutama bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Indonesia tentunya tidak akan melepaskan kesempatan untuk menunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pasca pandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan kata lain, Presidensi G20Â adalah jembatan emas untuk mengembangkan wisata Indonesia bukan hanya di Bali dan sekaligus memperkenalkan nama Indonesia di dunia internasional.
Diharapkan nanti bila kita bepergian ke luar negeri, tidak akan ada lagi orang yang menanyakan di mana itu Indonesia dan apakah Indonesia merupakan bagian dari Bali atau orang Indonesia ditebak sebagai orang Filipina, Malaysia, Thai, atau Tiongkok dan Korea.
Mari kita sukseskan G20 di Indonesia hingga KTT Puncak di Bali pada November 2022 mendatang.
Melalui tema "Recover Together, Recover Stronger,"  kita  menghimbau seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Semoga.
Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H