Sejenak melihat Pojok Beteng ini dari dalam, hanya anak tangga yang bisa dilihat tanpa bisa disentuh. Rasa penasaran membuat saya ingin melihat pojok beteng dari sisi luar.Â
Untuk itu saya harus memutar kembali ke utara menyusuri jalan Nagan Kulon lalu belok kiri di Kadipaten Kulon dan melewati Plengkung Jogoboyo yang kini hanya berbentuk gapura lalu belok ke arah selatan di Suryowijayan.
Lumayan jauh dan lebih dari 1 kilometer, tetapi tetap menyenangkan. Berjalan sendiri tanpa teman sambil menyaksikan banyak hal yang mungkin terlewat kalau kita berkendara. Salah satunya adalah petunjuk jalan ke Bakmi Doring yang ada di kampung Suryowijayan.
Cukup jauh berjalan, akhirnya saya tiba kembali di Pojok Benteng dari sisi yang lain. Pada sebidang tanah di antara dinding yang kokoh dan jalan raya dihiasi sebuah taman kecil dengan bunga warna merah dan ungu serta dedaunan warna hijau tua dan hijau muda kekuningan. Lumayan cantik dan kontras dengan tembok tebal benteng warna putih.
Uniknya ada sebuah tanda peringatan di taman yang kecil ini. Tulisannya bukan jangan menginjak rumput, melainkan "Dilarang buang air kecil di taman." Di Yogya memang cukup banyak peringatan sejenis ini.
Tepat di pojok-pojok tembok ada dua buah bagian benteng yang bentuknya mirip tabung dengan atap bulat berbentuk kubah kecil dengan puncak dihiasi kelopak bunga. Pada dindingnya, ada bagian yang berlubang dan mungkin bisa digunakan untuk mengintai musuh.Â
Setelah belok ke jalan MT Haryono, ada papan informasi bertuliskan Pojok Beteng Kulon sebagai cagar budaya.