Pasar Ngasem , lokasinya tidak jauh dari tempat saya tinggal sementara  di Yogya, di kawasan Istana atau Puri Air, Taman Sari.  Bahkan kalau kita melihat dari kejauhan menuju ke arah selatan  melalui pintu gerbang Pasar Ngasem, terlihat bangunan reruntuhan Pulo Cemeti yang lantai duanya hanya menyisakan dinding dan sebagian atap saja.
Siang itu kami kembali bertandang ke Pasar Ngasem. Â Dari pintu masuk, langsung belok kiri dan mampir di warung langganan.
Menunya sederhana saja. Ada tahu dan tempe bacem, ada juga lumpia dan ayam goreng. Â
Sebelum makan, saya sempatkan berkeliling pasar dan melihat pedagang yang menjual daging  buah serta berbagai makanan kecil.  Saya sempat membeli sebuah pepaya besar yang harga nya 12 ribu rupiah dan  beberapa onde onde.
Di pasar ini  ada toilet yang menggunakan sistem kejujuran untuk membayarnya karena tidak dijaga. Sayang nya kondisinya kurang bersih. "jujur Ada Tuhan, " demikian tertulis pada kotak yang  ada di depan toilet .
Saya berjalan ke sudut pasar dan melihat beberapa los pasar tanpa dinding dengan tiang-tiang yang bagian bawahnya dihiasi batu alam warna hitam. Â Bagian atas dicat warna hijau muda. Namun Los -Los ini dibiarkan kosong melompong begitu saja.
Bahkan  salah satu Los dijadikan tempat beberapa perempuan untuk berlatih menari diiringi musik yang riang. Â