Ruangan ini digunakan sebagai ruang kerja Nyai dan bahkan dilengkapi sebuah telepon kuno. Â Di ruang tengah lantai atas juga ada sebuah meja tempat bermain yang dilengkapi dengan kartu poker, dan dinding ada berbagai foto zaman dahulu.Â
Saya kemudian masuk ke kamar Annelis. Sebuah kamar yang cukup luas dengan perabotan lengkap yang antik. Sebuah tempat tidur dari kayu dengan ukuran Jepara lengkap dengan Kasur yang ditutupi seprei putih berhias renda dan dua bantal kecil menjadi daya Tarik utama kamar ini.Â
Selain itu juga ada sebuah meja rias kecil lengkap dengan cermin antik dan cantik. Yang menarik, di dalam kamar ini juga ada sebuah meja yang dilengkapi mesin jahit tempo dulu yang manis. Â
Sebuah lampu gantung menerangi kamar yang memiliki jendela besar dengan gorden yang juga cantik berwarna merah marun.
Setelah puas menikmati suasana di dalam rumah, saya sematkan melihat ke sekeliling. Di bagian belakang ada beberapa bangunan kecil yang mungkin digunakan sebagai Gudang dan di samping ada bangunan yang beratap joglo.
Berkunjung ke Rumah Annelis ini kita bagaikan kembali membaca buku Bumi Manusia yang berakhir tragis.Â
Walau tidak mudah menghidupkan suasana yang ditulis dalam buku dalam dunia nyata, tetapi imajinasi yang nyaris sempurna membuat pengunjung dapat menikmati rumah Annelis, tidak hanya dalam film, melainkan merasakan secara langsung geregetnya.
Studio Gamplong, Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H