Karena antrean untuk naik trem cukup panjang saya kemudian memutuskan jalan kaki saja menuju ke Kampung Kumuh yang digunakan untuk suting film. Â
Di sini model rumah kumuh dengan sepeda butut , rumah beratap seng serta panci-panci tergantung di depan pintu menggambarkan kawasan slum di negeri ini. Saya sendiri tidak tahu film apa yang pernah suting di sini.
Dari sini, saya masuk menuju kawasan Antiques, Gallery & Basement yang merupakan kumpulan barang-barang yang dianggap antik.Â
Ada ruangan yang memajang perabotan seperti radio, kursi meja yang kelihatan berasal dari tempo doeloe.Â
Di kompleks Studio Gamplong ini  terdpat deretan rumah, atau bangunan yang memberikan suasana zaman lampau.Â
Bangunan berarsitektur Eropa dan Tionghoa sangat dominan di kota-kota tua di zaman Hindia Belanda. Bahkan ada replika sebuah bioskop tua dengan poster film Rhoma Irama serta Warkop DKI tahun 1970-an, Bioskop Merapi namanya.
Saya kemudian mencari lokasi Roemah  Annelis yang pernah dijadikan lokasi suting film Bumi Manusia yang berdasarkan tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer.  Ternyata tempatnya tidak terlalu jauh dari pintu masuk.
Setelah melewati pintu masuk, pengunjung disuguhi kereta yang pernah dipakai dalam film tersebut. Kereta ini berada di halaman sebuah rumah bertingkat dua yang besar dengan pekarangan yang luas.