"Ayo mas, cicipin kue ini," salah seorang kerabat yang bertandang ke kediaman sementara saya di Yogya membawa buah tangan yang ditentang dalam kemasan yang cantik.Â
Pada bungkusan itu tertulis nama kudapan itu yaitu "Kipo (Bu- Djito) yang ternyata berasal dari Kotagede. Â Bahkan bungkusan ini juga menyatakan Kipo ini sebagai yang asli dan pertama.Â
Rasa penasaran membuat saya segera membuka bungkusan dan di dalamnya ada kumpulan makanan yang dibungkus dalam kemasan mirip perahu kertas, Â Setiap bungkus kecil ini tampak cantik dan sangat ringan, Setelah dibuka terlihat lima gunduk kue mungil yang ditaruh di atas lembaran kecil daun pisang berbentuk segi empat. Â Kue ini berwarna hijau dengan rona kehitaman sebagai tanda proses pembuatannya yang dipanggang.
Wah, kue yang cantik walau baru dilihat saja, komentar saya dalam hati dan dengan tidak sabar segera mencicipinya satu per satu. Â Dalam waktu sekejap satu bungkus Kipo yang berisi lima itu lenyap sudah. Â Bagaimana rasanya?
Kue ini ketika digigit memberikan sensasi yang penuh kejutan. Rasa manis yang berasal dari isinya membuat kita senang dan gembira. Sepintas kue ini mirip kue Bugis dalam ukuran mini.Â
Ternyata isinya disebut dengan enten-enten dan terbuat dari parutan kelapa muda yang dicampur gula merah dan daun pandan. Â Ketika dimakan terasa lembut menggoda dan lumer di dalam rongga mulut. Dijamin membuat ketagihan dan tidak puas hanya satu bungkus.
Lalu apa bahan kue yang berwarna hijau ini? Â Kerabat saya itu kemudian menjelaskan bahwa kue ini dibuat dari ketan dan warna hijaunya berasal dari bahan alami yaitu daun pandan. Daun pandan ini pula yang memberikan aroma dan citarasa yang unik dan khas. Lembut dan nikmat.
Namun yang menarik adalah nama kue ini yaitu Kipo. Â Menurut cerita kue berbentuk pipih berwarna hijau ini pertama kali diperkenalkan di pasar Kota Gede pada sekitar tahun 1946. Â