Jalan-jalan di Kota Bandung di akhir pekan selalu menarik, apalagi dengan jalan kaki ketika kita dapat melihat lebih banyak hal yang mungkin terlewat jika hanya naik kendaraan.
Pagi itu, saya sangat menikmati jalan kaki di kawasan Asia Afrika dan Alun-alun. Setelah melewati  jembatan di Sungai Cikapundung dan terowongan jembatan penyebrangan yang bertuliskan kutipan MAW Brower, saya bertemu dengan sebuah gedung tua yang cantik bertuliskan Nedhandel NV. Gedung ini sekarang berfungsi menjadi salah satu kantor Bank Mandiri.  Ketika hujan rintik  turun sejenak, saya sempat berteduh di teras gedung ini.
Di seberang jalan, tepat di  sudut Alun-alun , ada sebuah tugu peringatan Konferensi Asia Afrika berbentuk Bola Dunia.  Asia Afrika , demikian tertulis pada kaki monumen dengan cat warna kuning emas. Di bagian bawah monumen terukir nama lebih enam puluh negara Asia Afika sesuai urutan abjad dimulai dari Afghanistan hingga Zimbabwe.  Nama Lima negara yang memprakarsai Konferensi Asia Afrika yaitu Indonesia India, Pakistan, Srilanka dan Myanmar ditulis di bagian paling atas.
"Lets s new Asia and new Africa be born, - Soekarno" Demikian tertulis pada sisi lain monumen tersebut yang mengutip kata-kata presiden Soekarno.  Semangat Konferensi Asia Afrika pada 1955 memang masih sangat dominan  di Jalan yang bernama Asia Afrika ini.
Saya berjalan melewati Jalan di sebelah Timur Alun-Alun. Di sini ada sebuah pintu gerbang mini sederhana yang terbuat dari konstruksi pipa warna abu-abu. Di atasnya ada tulisan Palestine Walk 13-10-2018. Â Pintu ini menuju ke sebuah Lorong jalan sepanjang beberapa puluh meter yang sangat minimalis. "Dalam semangat persaudaraan dan solidaritas antara Indonesia dan Palestina, In the spirit of brotherhood between Indonesia and Palestine."Â Demikian tertulis pada sebuah prasasti yang berjudul Palestine Walk: Road to Freedom yang ditandatangani Walikota Bandung, Menlu Palestina dan Menlu Republik Indonesia bertanggalkan 13 Oktober 2018.Â
Sementara di sisi jalan juga ada sebuah tulisan besar warna-warni "Bandung Loves Palestine,"demikian tulisan itu dengan kata lambang berbentuk hati menggantikan kata loves. Â Warna biru kuning hijau dan hitam juga seakan-akan menghadirkan negeri Palestina yang jauh di Timur Tengah ke ibu kota negeri Pasundan ini.
Saya berjalan mengelilingi alun-alun dan sampai di Dalem Kaum. Di sini terparkir beberapa bus Bandros yang sedang menaikkan penumpang. Untuk naik bus ini, kitab isa bayar 20 ribu untuk sekali perjalanan atau 40 ribu IDR untuk beberapa kali perjalanan.
Di sisi barat alun-alun terdapat Masjid Agung dengan dua buah menaranya yang megah. Dari sini saya melihat tulisan Bandung Juara yang ada di tengah alun-alun. Â Saya terus berjalan hingga sampai kembali di Jalan Asia Afrika. Â Gedung Kantor Pos yang megah dan gagah masih menyapa dengan ramah. Â Saya teringat dulu sering datang ke sini untuk mengambil bahan materi kuliah.Â
Masih di kawasan alun-alun, banyak penjual makanan tradisional yang menggugah selera. Dan di sini juga diparkir deretan sepeda warna biru bertuliskan Boseh. Ada sebuah kios tempat  kita boleh mendaftar untuk menyewa sepeda ini. Sepeda masih dalam keadaan baik dan dapat disewa, sangat berbeda dengan deretan sepeda yang sudah rusak di kawasan Sudirman Thamrin di Jakarta.
Di halte bus di sisi selatan alun-alun Bandung ini, silih berganti bus besar Trans Metro Bandung yang melayani berbagai rute di kawasan Bandung Raya. Â Kondisi jalan-jalan di Bandung yang umumnya tidak terlalu lebar dan hanya satu arah memang tidak memungkinkan adanya bus yang memiliki jalur eksklusif seperti Trans Jakarta.
Namun jalan-jalan pagi itu di kawasan Alun-Alun Bandung membuktikan masih ada satu hutang yang masih belum bisa dilunasi hanya oleh semangat persaudaraan Asia Afrika. Â Semangat pembebasan yang dicetuskan pada konferensi Asia Afrika yang berhasil membuat banyak negara-negara di kawasan itu merdeka di tahun 1960 dan 70an masih belum selesai. Palestina masih belum merdeka. Mungkin itu pesan yang ingin diemban oleh Palestine Walk itu?Â
Namun sampai kapan? Dan apakah bisa dicapai dengan hanya membuat sebuah tempat bernama Palestine Walk? Hanya sejarah yang bisa membuktikan.
Bandung, Akhir Juni  2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H